Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

PSBB Total Jakarta Berujung Resesi, Depresi Ekonomi Menanti

10 September 2020   16:35 Diperbarui: 11 September 2020   06:00 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemerintah telah resmi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19.(ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memastikan akan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Total mulai tanggal 14 September 2020. Ini merupakan sebagai konsekuensi dari bertambahnya pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta. 

Jumlah kasus terkonfirmasi di DKI Jakarta bahkan telah mencapai 49.837 kasus berdasarkan data dari Pemprov DKI Jakarta, 37.245 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh serta 1.347 orang meninggal dunia. 

Jadi total yang masih diisolasi hingga Rabu, 9 September 2020 ada sebanyak 11.245 orang di DKI Jakarta yang tersebar di berbagai rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

Hal yang paling mengkhawatirkan, penambahan kasus harian sudah menyentuh dan melewati angka 1.000. Per hari Rabu, 9 September saja, penambahan jumlah kasus di DKI Jakarta sudah mencapai 1.004 kasus positif. Angka kasus positif Covid-19 di Jakarta bahkan mencapai angka 13,2%, jauh melampaui angka ketentuan aman WHO sebesar 5%.

Jumlah harian ini dikhawatirkan akan bertambah lagi mengingat virus ini sangat cepat menular kepada orang lain dalam waktu yang singkat dan tingkat penyebarannya sangat tinggi mengingat DKI Jakarta merupakan wilayah yang sangat padat.

Langkah ini dinilai langkah yang tepat, meski sebenarnya terkesan terlambat dan pelaksanaannya kurang tepat. Terlambat karena korban sudah terlanjur banyak, kurang tepat karena rentang pengumuman PSBB terhadap pelaksanannya berjarak 4 hari. 

Jarak 4 hari ini dikhawatirkan akan membuat mobilitas individu dimaksimalkan oleh warga sebelum memasuki masa PSBB sehingga berpotensi besar melahirkan kluster baru. Jika hal ini terjadi, lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi di H+7 PSBB total.

Resesi Ekonomi

Kondisi jalan Sudirman, DKI Jakarta yang sepi saat pelaksanaan PSBB hari pertama, pada bulan April 2020 (Sumber: wartakota.com)
Kondisi jalan Sudirman, DKI Jakarta yang sepi saat pelaksanaan PSBB hari pertama, pada bulan April 2020 (Sumber: wartakota.com)
Penerapan PSBB Total ini akan berdampak kepada segala bidang. Meski niatnya secara positif untuk mengurangi angka positif Covid-19 atau memutus mata rantai penyebaran Corona itu sendiri, tetapi keputusan ini akan berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia secara negatif untuk jangka pendek. 

Dengan PSBB total, berarti semua aktivitas sosial akan berhenti sebagaimana yang telah dilakukan pada bulan Maret dan April lalu. Ini akan berdampak besar bagi tatanan masyarakat, pemerintah maupun sektor usaha makro dan mikro.

DKI Jakarta merupakan pusat perekonomian nasional sekaligus pusat pemerintah negara Indonesia. Ekonomi DKI total menyumbang 15-17% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, bahkan 70% perputaran uang nasional berada di Jakarta. Ini artinya, kondisi apapun di DKI Jakarta sangat menentukan laju perekonomian skala nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun