Sri Mulyani bahkan mematok di angka -1,1%. Meski akan mengalami pertumbuhan positif dibanding kuartal sebelumnya sebesar -5,32%, Indonesia tetap diprediksi akan mengalami resesi karena pertumbuhannya dibawah 0% atau minus dua kuartal berturut-turut.
Walaupun kita terjatuh di jurang resesi, bukan berarti ekonomi kita akan tenggelam selamanya. Sesuai skenario dan prediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV diprediksi akan membaik di angka 1,38%.Â
Secara keseluruhan dalam setahun, PDB Indonesia diprediksi akan bertambah 0.49%, angka yang lumayan baik ditengah situasi ketidakpastian global dan pandemi yang belum berakhir.
Pada akhirnya, semua elemen butuh kepastian soal kapan Pandemi Covid-19 bisa berakhir dengan ditemukannya vaksin yang sah dan benar-benar telah melewati uji klinis.Â
Jika kepastian itu sudah didapat oleh masyarakat, masyarakat akan lebih leluasa dalam membelanjakan uangnya karena vaksin memberikan kepastian menghentikan penyebaran virus yang berdampak pada psikologi pasar secara positif.
Masyarakat bahkan akan lebih gencar untuk melakukan investasi diberbagai sektor karena semua orang tentu tahu jika vaksin sudah ditemukan maka rebound pertumbuhan ekonomi dipastikan akan terjadi.Â
Seperti prediksi pertumbuhan ekonomi yang dipatok dalam RUU APBN 2021 diproyeksi akan menyentuh angka 5,8% jika sesuai dengan skenario yang diharapkan.
Kepastian global dan kesehatan yang positif berpengaruh besar terhadap tingkat deflasi karena menambah gairah konsumen dalam melakukan belanja barang dan jasa.Â
Mungkin deflasi berpengaruh positif terhadap sektor mikro dalam jangka pendek, tetapi untuk sektor makro dan jangka panjangnya, kondisi deflasi yang berkepanjangan akan membuat ekonomi semakin lesu, pendapatan negara menurun dan konsumsi rumah tangga yang berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H