Pada saat negara lain sudah terkontraksi hingga jatuh ke angka minus, Indonesia masih bisa melaju di atas angka 0% karena ditopang oleh daya konsumsi rumah tangga yang tinggi serta manufaktur yang masih berjalan saat itu.
Ingat, kuartal 1 itu dimulai dari bulan Januari hingga Maret sehingga Indonesia belum terlalu terkena dampak dari domestik meski secara global sudah mulai tertekan utamanya dari negara Tiongkok, Singapura, dan beberapa negara lainnya.
Pada kuartal II, Indonesia tercatat jatuh di bawah 0% di mana pertumbuhan ekonomi kita tercatat di angka -5.32% berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dirilis awal Agustus 2020. Secara kuartalan, ekonomi Indonesia terkontraksi 4.19% dan secara kumulatif terkontraksi di angka 1,26%.
Angka ini lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia sebesar 4,3-4,8% serta Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani yang sempat memprediksikan terkontraksi -5,1%.
Pandemi Covid-19 membuat Indonesia begitu terpukul seperti negara-negara lain. Konsumsi rumah tangga Indonesia mengalami kontraksi (-5,51%), investasi (-8,61%), ekspor (-11,66%), hingga konsumsi pemerintah (-6,90%).
Sri Mulyani bahkan memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berpotensi besar terkontraksi kembali pada kuartal III 2020. Jika itu terjadi, Indonesia akan resmi masuk dalam fase resesi ekonomi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020. DIsebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran -1%.
Jika prediksi ini benar, artinya situasi ekonomi Indonesia sebenarnya semakin membaik jika dibandingkan dengan kuartal II yang menyentuh angka -5,32%. Ada perubahan ke arah yang lebih baik di sana meski tetap saja dikategorikan sebagai resesi ekonomi.
Prediksi pada kuartal IV mendatang, Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi sudah keluar dari angka minus yaitu sebesar 1.38%. Meski semakin membaik, jika direratakan secara keseluruhan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 0,49% sepanjang tahun 2020.
Optimistis Pemulihan Ekonomi
Kembali kepada faktor penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia itu sendiri, penyumbang terbesar PDB Indonesia adalah sektor konsumsi rumah tangga yang menyentuh angka 57%, bahkan bisa lebih mengingat bonus demografi Indonesia.