Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pemilu India, Digitalisasi Pemungutan Suara hingga TPS di Tengah Hutan

24 Mei 2019   17:08 Diperbarui: 25 Mei 2019   09:00 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini bukan antrean sembako, ini adalah antrean pencoblosan suara di salah satu TPS di India. Rata-rata TPS di India bertanggungjawab terhadap 900 daftar pemilih. (Sumber : Voa Indonesia)

Demi suara satu orang pendeta 0, ECI rela mendirikan TPS khusus di tengah hutan. (Sumber : intisari.gri.id)
Demi suara satu orang pendeta 0, ECI rela mendirikan TPS khusus di tengah hutan. (Sumber : intisari.gri.id)
Karena sistem radius per TPS yang diwajibkan oleh ECI maksimal 2 km, maka TPS harus sesuai dengan petunjuk geografis yang telah ditentukan oleh ECI. 

Untuk mengantisipasi warga yang berada di luar radius 2 mm dari TPS terdekat, pemerintah India sampai menyiapkan TPS di tengah hutan Gujarat yang merupakan rumah bagi singa-singa buas. Memang ada yang mencoblos di sana, tetapi hanya satu orang.

Tak sedikit TPS yang didirikan di daerah yang bahkan penduduknya hanya sedikit, tetapi itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Untuk mengangkut logistik, disesuaikan dengan medan dan kondisi daerah. Ada yang menggunakan mobil, perahu, helikopter, kereta api, jalan kaki beratus kilometer, menggunakan tenaga gajah dan tenaga hewan lainnya.

Lebih dari 85.000 TPS berada di luar jangkauan telepon dan internet, serta lebih dari 20.000 TPS berada di tengah-tengah hutan liar, padang gurun, savana, dan daerah ekstrim lainnya. 

Petugas Bergilir

Petugas TPS harus mau bergilir. Setelah selesai di TPS A, maka hari berikutnya akan bertugas di TPS B di daerah yang lain. (Sumber : akurta.co)
Petugas TPS harus mau bergilir. Setelah selesai di TPS A, maka hari berikutnya akan bertugas di TPS B di daerah yang lain. (Sumber : akurta.co)
Ada lebih dari 5 juta aparat pemerintah serta personel polisi dan tentara yang dilibatkan untuk memastikan pemilu berjalan dengan lancar. Kurangnya sumber daya tidak memungkinkan pemilu untuk dilakukan hanya dalam satu hari saja. Jadi, aparat dan personel yang sama jika sudah selesai mengurus pemilu di TPS negara bagian A, maka selanjutnya akan ditugaskan ke TPS negara bagian B, begitu selanjutnya hingga 100% pemungutan suara selesai.

Cara itu juga efektif dalam mengurangi beban biaya yang anggarannya sangat terbatas. Meski anggarannya mencapai 96 Triliun rupiah (anggaran pemilu Indonesia hanya 25 Triliun), sulitnya menjangkau dan melewati medan menuju TPS membuat sumber daya, tenaga, waktu dan finansial yang dibutuhkan harus diperhitungkan dengan cermat.

Digitalisasi Pemungutan Suara

Mesin digital yang digunakan untuk pemungutan suara saat pemilu India. (Sumber: indiatoday.in)
Mesin digital yang digunakan untuk pemungutan suara saat pemilu India. (Sumber: indiatoday.in)
Meski India masih terkesan lebih tertinggal secara sosial dan ekonomi dari Indonesia, jangan remehkan cara mereka dalam melakukan pemungutan suara. India telah menggunakan Electronic Vooting Machine (EVM). Bahkan EVM telah dilakukan sejak 1989 untuk pemilihan umum regional di Goa, salah satu negara bagian India.

Sistem ini memberikan perubahan yang positif karena menggunakan digitalisasi. EVM sangat efektif dalam mengurangi penggunaan kertas karena EVM juga dapat digunakan berulang kali untuk pemilihan berikutnya. 

Pada dasarnya, EVM memiliki dua perangkat, yaitu Balloting Unit dan Controlling Unit. Balloting Unit ini berisikan nama dan simbol partai. Balloting Unit dihubungkan dengan cabel sepanjang 5 meter yang akan mentransfer data hasil polling para pemilih yang akan dijaga oleh petugas pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun