Kami takut ganti presiden, jika yang menjadi presiden nanti adalah orang yang tidak taat agama. Yang memeluk agamanya hanya karena kekuasaan, naluri terhadap seorang putri presiden, dan hanya komat kamit saat saudara-saudaranya sedang bersholawat.
Kami takut ganti presiden, jika yang menganti pak Jokowi adalah seorang yang "katanya lelaki" tetapi tidak mampu mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Tidak mampu membuat anaknya benar-benar berkarakter seorang lelaki yang sesungguhnya.
Kami takut ganti presiden, jika yang mengganti presiden kami adalah orang yang selalu bermesraan dengan "bukan isteri sahnya lagi" setiap 5 tahun sekali. Bagi kami, ini adalah hal memalukan. Akan rujuk ketika benar-benar menjadi presiden, dan tidak jadi rujuk jika tidak jadi presiden. Jabatan Presiden itu tampaknya jabatan pertaruhan murahan agar mau saling rujuk lagi.
Kami takut ganti presiden, jika yang mengganti presiden kami adalah lelaki yang jomblo. Kami kasihan nanti jika presiden kami tidak ada yang memperhatikan jika rambutnya berantakan, atau air liur di bibirnya belepotan, kancing bajunya salah tempat, dasinya kurang rapi dan baju batiknya salah warna.
Kami takut ganti presiden jika yang mengganti bapak Jokowi adalah orang yang selalu memarahi wartawan yang tidak memberitakan berita yang disukainya. Kami membayangkan di zaman orde baru, apa-apa berita dan opini redaksi harus sesuai dengan arahan Presiden dan Menteri Penerangannya. Jika tidak, maka siap-siap media tersebut dibekukan, Pemimpin redaksinya siap-siap masuk bui.
Kami takut ganti Presiden jika para menteri yang mengganti menteri keren macam Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, Basuki Hadimuljono, Amran Sulaiman, Eko Putro Sanjodjo,Retno Marsudi, Darmin Nasution, Luhut Panjaitan, diganti dengan orang tak kompeten macam Fadli Zon, Fahri Hamzah, Ratna Sarumpaet, Anies Baswedan, Neno Warisman, Sudirman Said, dan kroni-kroni anda. Kami sudah bisa membayangkan mau dibawa kemana Kementerian yang dipimpin oleh mereka nanti.
Kami takut ganti presiden, jika pak Jokowi yang selalu sederhana diganti dengan orang yang berasal dari keluarga kasta tinggi, bahkan sudah terlahir terpandang di negeri ini. mulai dari orang tuanya, mertuanya, iparnya, adiknya, sepupunya, semuanya memegang posisi strategis di negeri ini.
Kami takut ganti presiden, jika pak Jokowi diganti maka wacana untuk mengejar harta Cendana yang berada di luar negeri tidak akan terwujud lagi. Padahal ada ratusan Triliun dana Cendana di luar sana.
Kami takut ganti presiden jika pimpinan TNI dan Polisi diganti dengan tokoh yang mau diperalah oleh sekelompok massa besar saja. Kami kapok kejadian tahun 2017 bahwa amarah massa bisa membuat nyali panglima ciut. Kami butuh yang berani, setia kepada pancasila dan UUD 1945 serta patuh terhadap panglima tertinggi, yaitu Presiden Republik Indonesia.
 Kami takut ganti presiden karena kebebasan kami beropini akan terkekang pastinya. Kami takut jika kebiasaan kami menulis opini seperti ini nantinya akan jadi bahan buronan bagi kaki tangan pengganti bapak Jokowi.
Kami takut ganti presiden karena kami tak mau lagi candi angker macam hamalang terulang kembali. Kami butuh presiden yang benar-benar bisa memulai, bisa menjalankan dan bisa menyelesaikan tepat pada waktunya seperti banyak proyek yang sudah selesai dalam periode pertama pemerintahan bapak Jokowi.