Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pak Prabowo, Kami Memang Takut Ganti Presiden

15 Desember 2018   22:28 Diperbarui: 15 Desember 2018   22:30 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi karikatur Jokowi yang sedang sibuk membangun infrastruktur diberbagai wilayah Indonesia. sumber : harian analisa.

Pak Prabowo Subianto yang terhormat, Calon Presiden Republik Indonesia nomor urut dua. Saya maklum anda terlihat jengkel saat menggelar ramah tamah bersama ratusan anak muda yang tergabung dalam gerakan Millenial Indonesia (GMII) di Hambalang, Bogor, pada hari Jumat, 14 Desember 2018 kemarin.

Anda mengatakan bahwa niat anda tulus karena kepentingan pribadi anda sudah selesai. Artinya, menurut anda, anda sudah selesai dengan diri anda sendiri. Anda juga mengatakan jika pergantian Presiden itu sama halnya dengan pergantian sopir mobil atau pilot pesawat.

Izin pak Jenderal, tidak semudah itu kami mempercayai kampanye anda. Tuduhan anda bahwa kami takut ganti presiden memang itu tuduhan yang sangat benar sekali. Tetapi menganalogikan sopir atau pilot dengan jabatan presiden adalah sebuah analogi yang sangat keliru, jauh sangat keliru. Preisden adalah jabatan yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun kecuali kekuasaan Tuhan itu sendiri serta Nabi dan Rasulnya.

Kami memang sangat takut jika presiden kami, Joko Widodo diganti. Kami takut jika seorang mantan Jenderal yang memiliki banyak masalah dimasa lalu memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Laut dan Udara.

Kami khwatir, jika masa lalu anda yang demikian saja pernah menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang militer, bagaimana jika suatu saat nanti anda yang memang jabatan tertinggi atas segalanya ini? kami sungguh takut dengan orang yang sembrono dalam melakukan tugas dan wewenang, terutama kepada nyawa orang kecil yang hingga sekarang tidak jelas nasibnya. sungguh kasihan sekali ibunya yang telah melahirkan dan membesarkan mereka.

Kami memang takut ganti presiden. Kami takut jika Freeport dibeli lagi oleh anda dan kroni-kroni anda. Freeport dijual bebas oleh keluarga anda dan kolega anda pada zaman orde baru. Presiden kami mati-matian untuk mendaulatkan Indonesia diatas tanah Freeport dan itu baru 51%, belum 100% sahamnya dimiliki oleh Indonesia saat ini.

Kami takut ganti presiden, kami takut jika blok Rokan jatuh ke tangan Chevron lagi yang dulu telah dikuasai hampir satu abad. Kami takut jika lapangan minyak tersebut berada dipangkuan asing lagi karena zaman Orde Baru pula Blok Rokan dikuasai oleh asing.

Kami takut ganti presiden, kami takut jika anda jadi presiden, proyek megastruktur yang sedang dibangun oleh bapak Jokowi ini tidak akan berlanjut lagi, alias mangkrak. Kami sudah melihat bagaimana tol trans Jawa sudah hampir tersambung semua. Kami juga sangat bangga dengan tol Trans Sumatera yang sudah diresmikan berapa ruas.

Kami takut ganti Presiden, kami takut nanti saudara-saudara kami di Papua, Maluku dan NTT tidak merasakan pemerataan pembangunan seperti apa yang kami rasakan di Jawa. Kami takut saudara-saudara kami tetap tertinggal dan tidak memiliki akses ke daerah lain. kami takut apa yang sudah direncanakan oleh bapak Jokowi disana menjadi terhenti hanya karena memenuhi syahwat politik keluarga cendana dan kroni-kroninya di Jakarta.

Kami takut ganti presiden, kami takut jika ternyata di papua harga BBM lebih dari Rp 70.000 / liter, sedangkan di Jawa hanya kisaran Rp 9.000/ liter. Kami takut dengan ketidakadilan yang sudah lama tidak dirubah ini. Hanya bapak Jokowi yang berani membuat kebijakan BBM satu harga.

Kami takut jika ganti presiden, kami takut jika presiden kami diganti oleh orang yang karakternya emosian, kasar dan suka menunjukkan jari ke orang lain. Bagi kami, menunjuk jari ke orang lain sambil mengatakan kata-kata yang bernada kasar sangat melukai perasaan kami.

Kami takut ganti presiden, jika yang menjadi presiden nanti adalah orang yang tidak taat agama. Yang memeluk agamanya hanya karena kekuasaan, naluri terhadap seorang putri presiden, dan hanya komat kamit saat saudara-saudaranya sedang bersholawat.

Kami takut ganti presiden, jika yang menganti pak Jokowi adalah seorang yang "katanya lelaki" tetapi tidak mampu mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Tidak mampu membuat anaknya benar-benar berkarakter seorang lelaki yang sesungguhnya.

Kami takut ganti presiden, jika yang mengganti presiden kami adalah orang yang selalu bermesraan dengan "bukan isteri sahnya lagi" setiap 5 tahun sekali. Bagi kami, ini adalah hal memalukan. Akan rujuk ketika benar-benar menjadi presiden, dan tidak jadi rujuk jika tidak jadi presiden. Jabatan Presiden itu tampaknya jabatan pertaruhan murahan agar mau saling rujuk lagi.

Kami takut ganti presiden, jika yang mengganti presiden kami adalah lelaki yang jomblo. Kami kasihan nanti jika presiden kami tidak ada yang memperhatikan jika rambutnya berantakan, atau air liur di bibirnya belepotan, kancing bajunya salah tempat, dasinya kurang rapi dan baju batiknya salah warna.

Kami takut ganti presiden jika yang mengganti bapak Jokowi adalah orang yang selalu memarahi wartawan yang tidak memberitakan berita yang disukainya. Kami membayangkan di zaman orde baru, apa-apa berita dan opini redaksi harus sesuai dengan arahan Presiden dan Menteri Penerangannya. Jika tidak, maka siap-siap media tersebut dibekukan, Pemimpin redaksinya siap-siap masuk bui.

Kami takut ganti Presiden jika para menteri yang mengganti menteri keren macam Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, Basuki Hadimuljono, Amran Sulaiman, Eko Putro Sanjodjo,Retno Marsudi, Darmin Nasution, Luhut Panjaitan, diganti dengan orang tak kompeten macam Fadli Zon, Fahri Hamzah, Ratna Sarumpaet, Anies Baswedan, Neno Warisman, Sudirman Said, dan kroni-kroni anda. Kami sudah bisa membayangkan mau dibawa kemana Kementerian yang dipimpin oleh mereka nanti.

Kami takut ganti presiden, jika pak Jokowi yang selalu sederhana diganti dengan orang yang berasal dari keluarga kasta tinggi, bahkan sudah terlahir terpandang di negeri ini. mulai dari orang tuanya, mertuanya, iparnya, adiknya, sepupunya, semuanya memegang posisi strategis di negeri ini.

Kami takut ganti presiden, jika pak Jokowi diganti maka wacana untuk mengejar harta Cendana yang berada di luar negeri tidak akan terwujud lagi. Padahal ada ratusan Triliun dana Cendana di luar sana.

Kami takut ganti presiden jika pimpinan TNI dan Polisi diganti dengan tokoh yang mau diperalah oleh sekelompok massa besar saja. Kami kapok kejadian tahun 2017 bahwa amarah massa bisa membuat nyali panglima ciut. Kami butuh yang berani, setia kepada pancasila dan UUD 1945 serta patuh terhadap panglima tertinggi, yaitu Presiden Republik Indonesia.

 Kami takut ganti presiden karena kebebasan kami beropini akan terkekang pastinya. Kami takut jika kebiasaan kami menulis opini seperti ini nantinya akan jadi bahan buronan bagi kaki tangan pengganti bapak Jokowi.

Kami takut ganti presiden karena kami tak mau lagi candi angker macam hamalang terulang kembali. Kami butuh presiden yang benar-benar bisa memulai, bisa menjalankan dan bisa menyelesaikan tepat pada waktunya seperti banyak proyek yang sudah selesai dalam periode pertama pemerintahan bapak Jokowi.

Kami juga takut dengan orang yang menggebu-gebu menjadi presiden dan sudah gagal 3 kali. Kami takut nafsunya akan kekuasaan dan kehormatan. Kami takut dengan uang yang sudah banyak dihambur-hamburkan sehingga anda akan fokus untuk mengembalikan uang yang terbuang sia-sia selama 3 kali masa percobaan menjadi presiden RI.

Kami takut dengan orang yang tidak memiliki prestasi, sedangkan pada saat yang sama kami sedang dihadapkan dengan orang kurus dari Solo yang sudah berprestasi mentereng dan diakui oleh banyak negara. Dari walikota, Gubernur, hingga menjadi Presiden, rekam jejaknya tidak pernah mengundang pertanyaan.

Kami takut dengan presiden yang tidak punya pengalaman, dimana baru belajar memerintah sesaat setelah dilantik nanti. Kami takut sebab jabatan presiden bukanlah ajang untuk coba-coba, melainkan sudah harus dilatih sejak lama dari bawah.

Kami takut dengan presiden yang setiap berbicara selalu mengundang aura ketegangan, tidak boleh bercanda bahkan sungkan untuk meminta selfie. Kami takut dengan presiden yang hanya mau menawarkan selfie kepada wanita yang bening-bening saja secara spontan.

Kami juga takut dengan presiden yang dibelakangnya dibekingi oleh aliran sesat, Khilafah serta ormas-ormas yang selalu melakukan persekusi terhadap minoritas. Kami takut jika keberadaan minoritas nanti semakin tertekan dan semakin membesarkan dominasi para ormas beringas tersebut. Kami takut jika dasar negara kami akan diganti dengan aliran Khilafah serta UUD 1945 diubah-ubah maknanya suatu saat nanti begitu anda terpilih

Kami takut juga dengan presiden yang ayahnya pernah menyalahgunakan wewenang sebagai menteri untuk mengumpulkan dana bagi sebuah organisasi pemberontak. Beruntung, pemberontakan itu gagal saat itu.

Kami takut dengan presiden yang selalu pesimis terhadap negaranya, yang mengatakan pada tahun 2030 akan bubar, serta mengambil referensi tersebut dari buku fiksi sedangkan banyak penelitian ilmiah yang relevan tidak diajukan sebagai hipotesis masa depan Indonesia.

Ketakutan kami bukan tak berdasar, bukan tak memiliki fakta yang mendalam. Keinginan kami juga bukan tak memiliki alasan, Jokowi telah melakukan segalanya dan kepribadiannya serta keluarganya tidak ada yang meragukan kami. Level seorang bapak Jokowi jauh diatas kepribadian anda pak. Jokowi juga yang membuka mata kami terhada saudara-saudara kami di Indonesia Timur, karena selama ini kami terlalu terlena dengan rumput hijau di sisi barat.

Ketakutan kami karena anda mau tidak mau, suka tidak suka adalah bagian dari orde baru. Anda bagian dari Soeharto, sang koruptor terbesar dalam sejarah catatan korupsi dunia yang juga salah satu pemimpin diktator dalam sejarah pemeritahan didunia. Kami tidak ingin sejarah kelam itu terulang kembali. Biarkan orang baik melanjutkan visi dan misinya untuk membangun Indonesia. kami butuh yang sedikit bicara tetapi bekerja banyak, bukan yang bicara besar tetapi kerja sedikit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun