Tiba giliran kami untuk membesuk Ahok tepat diruangan sebelah penitipan barang, aku langsung terburu-buru masuk kedalam ruang besuk Ahok. Begitu pintu dibuka, mataku lansung terpana kepada sosok yang selama ini menjadi buah bibir di masyarakat Indonesia. Hampir setiap hari nama Ahok selalu menjadi Headline berita bahkan hingga Ahok divonis penjara selama 2 tahun.
Dengan memakai kaos hitam model Polo, Ahok tampak lebih beda dari saat dirinya masih belum tinggal di Mako Brimob. Wajahnya lebih bersinar putih, badannya lebih berisi, otot lengannya semakin membesar, perutnya lebih rata dan dadanya makin besar. Yang pasti, Ahok lebih macho dibanding saat dirinya masih menduduki kursi DKI 1. Sambil berdiri menyalami kami satu persatu, Ahok tetap seperti biasanya, ramah, senyum lebar dan terkesan lebih berkharisma.
Setelah rombongan kami disalami satu persatu, Ahok mempersilahkan kami duduk dan langsung meminta apa saja yang ditandatangani. Suasana ruang pertemuan serba apa adanya. Hanya ada meja dan beberapa kursi yang disediakan untuk para pembesuk serta beberapa botol minuman air mineral.
"Mana nih yang mau ditandatangani? Buku sama Foto (foto yang telah dicetak) dulu ya, soalnya kalo kertas bisa sobek nanti, hahahaha," Sama seperti biasanya Ahok langsung bicara to the point. Ahok sudah pasti tahu jika kedatangan kami ke Mako adalah untuk mendapatkan kenang-kenangan berupa tanda tangan karena tidak mungkin berfoto ria karena semua barang elektronik telah dititipkan kepada petugas jaga.
Satu persatu anggota rombongan menyodorkan buku yang mau ditadatangani. Ada yang membawa 3 buku, ada yang membawa 5 buku, ada yang membawa 10 lembar foto (barangkali foto titipan)Â dan ada juga yang membawa kertas putih kosong untuk sekedar meminta tanda tangan. Sambil melayani tandatangan para rombongan, Ahok tak jarang bercanda ria. Kami juga bertanya mengenai hal-hal yang ringan misalnya soal badannya kenapa bisa lebih kekar dari biasanya.
Jatah 30 menit sebenarnya hanya habis untuk bercanda dan menunggu Ahok menandatangani satu persatu buku, kertas dan foto yang ada.Â
Semuanya ditandatangani tanpa kecuali bahkan hingga 30 menit selesai, Ahok tetap menandatangani seluruh sodoran hingga benar-benar tertandatangani semuanya.Â
Barangkali ini adalah rutinitas Ahok di Mako. Walau menerima rombongan pembesuk hanya setiap Selasa dan Jumat, jelas ini adalah pekerjaan yang melelahkan karena ada 6 rombongan dalam satu hari. Jadi, bisa dibayangkan betapa capeknya tangan ahok meneken semua permintaan para anggota rombongan, itu masih belum termasuk surat yang dikirimkan lewat POS ke Mako Brimob.
Tidak ada komunikasi kami yang sangat serius terutama soal topik politik, sosial, ekonomi, pemerintahan dan kondisi terkini pemerintahan DKI Jakarta, atau mungkin Asian Games 2018. Terbatasnya waktu serta banyaknya permintaan menjadi penyebab utamanya.Â
Akupun tak lupa menyodorkan baju T-shirt ku warna putih untuk ditandatangani oleh Ahok. Pertama, Ahok menandatangani di bagian depan bajuku, lalu Ahok langsung duduk. Tak puas dengan hanya satu tandatangan, akupun langsung meminta lagi,
"Lagi dong pak, dibelakang belum. Dibelakang bisa lebih besar ya pak hehehe," dengan nada sedikit bercanda.