Sudah barang langka saat ini kita menemukan pesepabola macam Totti, Paolo Maldini, atau Ryan Giggs yang sangat loyal kepada klubnya dalam kondisi terparah sekalipun. Era modern yang selalu dimanjakan oleh duit dan gaji yang menggiurkan membuat para pemain sepakbola mudah saja berganti jersey setiap musimnya.
Alasan klasik seorang pemain saat pindah adalah ingin mendapatkan trofi atau bisa merasakan bermain di kompetisi eropa. Alasan itu tidak sepenuhnya benar karena klub apapun bisa juara asalnya dibarengi dengan kerja keras dan usaha serta memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk dijadikan sebagai jalan mengangkat trofi.
Nama Totti kini bukan hanya sekedar disangkutpautkan dengan dunia sepakbola, tetapi Totti adalah Roma dan Roma adalah Totti. Dalam sejarahnya, Roma adalah pusat kejayaan kerajaan Romawi dimana banyak tokoh-tokoh ikonik yang menjadi simbolis kota Roma tersebut macam Romulus dan Remus sebagai pendiri kota Roma, mantan kaisar Romawi kuno Julius Caesar, Epictetus, Persius, Agustinus, Plotinus dan lain-lain. Mereka adalah pangerang pangeran masa lampau yang sudah berusia ribuan tahun.
Kini, Totti adalah pangeran masa kini yang meneladankan betapa berharganya sebuah loyalitas. Ada disaat terpuruk dan ada disaat sukse itulah kunci sebuah loyalitas tanpa batas. Hasil dari loyalitas memang tidak bisa dirasakan secepat bagaimana melihat para pemain sepakbola pindah ke klub raksasa dengan gelimang harta dan gaji yang wah. Tetapi, loyalitas menjanjikan sebuah nama yang akan melegenda karena kesetiaan itu bukan tak bernilai, tetapi karena tak ternilai.
Laga terakhir Totti bersama AS Roma saat melawan Genoa, Minggu 28 Mei 2017 menunjukkan betapa seluruh elemen manusia dan alam semesta menunjukkan kesedihannya. Seisi penonton di stadion Olimpico Roma meneteskan air mata, menunjukkan ekspresi duka mendalam atas perpisahan Totti dengan AS Romanya. Bahkan twitter pun menjadikan namanya sebagai trending topic, alam semesta pun berhenti sejenak melihat kejadian di Roma tentang laga terakhir sang Pangeran.
AS Roma, Supporter, simpatisan, penonton layar kaca, penonton dari social media, Â hingga klub lawanpun telah memberikan perpisahan yang layak bagi seorang legenda sejati. Seremoni yang dipentaskan di Olimpico Roma tak seberapa dibanding dengan nilai pengabdian dirinya selama ini. Tetapi yang pasti, Totti telah menjelma menjadi ikon sebuah loyalitas, ikon sebuah komitmen tinggi, Â ikon sebuah salah satu kota dengan tingkat peradaban tertinggi didunia, serta ikon sepakbola. Grazie Totti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H