Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot Nurmantyo, Pasangan Ideal Jokowi di Pilpres 2019?

28 Mei 2017   09:10 Diperbarui: 29 Mei 2017   11:02 2734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi bersama Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Sumber : seword.com

Pilpres 2019 memang masih lama, tetapi aroma persaingan sudah semakin memanas mengingat manuver-manuver partai politik terhadap beberapa tokoh kuat dan berpotensi besar untuk dimajukan pada akhir-akhir ini. Salah satunya adalah Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo. Indikasi semakin kuat saat Jenderal Gatot menjadi salah satu pembicara di Rapimnas partai Golkar yang diadakan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Wakil ketua Dewan Kehormatan partai Golkar Akbar Tanjung bahkan berbuka suara menyatakan bahwa Jenderal Gatot memiliki potensi dan modal yang sangat mumpuni sebagai calon wakil presiden. Bahkan dirinya mengaku sudah lama mendengar jika Gatot Nurmantyo memang diproyeksikan untuk menjadi calon wakil presiden.

Mengingat Golkar adalah salah satu partai terbesar di Indonesia yang eksistensinya terus bertahan dan berpengaruh hingga kini, bisa jadi opini dan wacana tersebut akan terwujud pada saat pilpres 2019 nanti. Golkar memang kurang memiliki tokoh internal yang potensial yang akan diusung pada 2019 nanti.

Sebut saja Aburizal Bakrie, yang dinilai kurang berkompeten sebagai calon presiden atau wakil, demikian juga dengan Setya Novanto yang mendapat banyak cap buruk belakangan ini seiring dengan langkah kontroversial yang dilakukan sebagai pimpinan legislatif. Jusuf Kalla sudah tidak mungkin lagi untuk dicalonkan karena sudah menjabat sebanyak dua periode pemerintahan.

Kurangnya kader yang berpotensi dari internal partai membuat Golkar harus bermanuver lebih awal dari partai lain setidaknya agar bisa mengikat calon terbaik dan potensial. Tentunya, penjaringan yang dilakukan oleh Golkar nanti sesuai dengan prosedur dan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap tokoh tersebut, misalnya dengan melakukan survey elektabilitas, popularitas, serta akuntabilitas seorang calon terhadap publik.

Pasangan Ideal Jokowi Soal Nasionalime, Pluralisme dan Anti Korupsi

Golkar sudah mantap menyatakan untuk mengusung Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo untuk maju di Pilpres 2019 nanti. Meskipun berpotensi akan menimbulkan dualism dalam internal partai, tetapi wacana ini sepertinya bukan hanya sekedar wacana belaka mengingat yang menyuarakan dukungan ini adalah tokoh penting di Golkar macam Aburizal Bakrie, Setya Novanto, Akbar Tanjung, Idrus Marham, dan Agung Laksono.

Nah, tugas saat ini adalah mencari siapa pasangan Jokowi yang ideal, ideal untuk melengkapi tugas-tugas utama presiden seperti pemberantasan korupsi, pemberdayaan masyarakat, penegakan hukum, kedaulatan negara, kedaulatan pangan, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.

Secara tidak langsung, para kader Golkar mayoritas menyetujui jika Gatot diproyeksikan untuk menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Gatot memiliki integritas, loyalitas, serta jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi terhadap Pancasila dan NKRI. Setahun belakangan, nama Gatot sangat populer terutama saat isu perpecahan horizontal sedang kental-kentalnya terjadi di masyarakat. Gatot bersama Jenderal POLRI, Tito Karnavian menjadi garda terdepan Presiden Jokowi dalam menyuarakan persatuan dan kesatuan kepada seluruh Indonesia terutama saat terjadinya aksi-aksi damai belakangan ini.

Gatot juga dinilai memiliki pertimbangan dan eksekusi yang sangat matang baik terutama dilapangan. Terbukti semua aksi damai yang terjadi berjalan dengan damai tanpa korban nyawa dimana para pasukan TNI turut serta memudahkan jalan kepada para peserta aksi untuk melakukan aksinya dengan jaminan keamanan.

Tak hanya masalah isu keberagaman yang sedang hangat-hangatnya, TNI dibawah pimpinan mantan KASAD ini juga menjadi tameng terdepan Jokowi untuk melakukan pembangunan insfrastruktur di daerah terluar Indonesia. Misalnya pembangunan jalan di Papua yang didominasi oleh bantuan tenaga dan logistik dari pasukan TNI. Hingga sekarang, sudah lebih dari dari 2.700 Km jalan di Papua sudah tersambung dan ditargetkan akan rampung pada akhir 2017.

Idealnya Gatot menjadi calon wakil presiden di 2019 nantinya akan semakin menumbuhkan harapan terhadap pemberantasan korupsi dan terorisme yang selama ini menjadi penyakin utama di negara Indonesia. Ditelisik dari track recordnya  Gatot adalah tokoh yang bisa dijamin bersih dari segala bentuk KKN. Mengingat dirinya adalah anggota militer, memang tingkat disiplin dan loyalitas militer bisa dinilai lebih baik daripada sipil meski sebenarnya bukan jaminan mengingat OTT KPK baru-baru ini soal pembelian Heli AW 101 yang melibatkan perwira TNI.

Jokowi dan Gatot adalah kesatuan dan kolaborasi yang sangat amat kuat dan besar. Jika Jokowi selama ini terlihat berupaya membukan lobang untuk memasukkan tetesan air ke sarang tikus, giliran kehadiran Gatot Nurmantyo yang akan menenggelamkan tikus-tikus berandal yang masih bersembunyi di gedung-gedung instansinya. Potensi kedua tokoh ini jangan sampai terabaikan hanya karena perbedaan kepentingan pribadi maupun kepentingan internal partai politik yang mengusung.

Begitu juga dengan aksi terorisme yang menjadi perhatian kalangan publik belakangan ini, diperlukan langkah yang lebih konkret agar terorisme bisa tercabut hingga ke akar-akarnya. Terorisme telah menjangkit terhadap identitas masyarakat Indonesia yang menghadirkan rasa tidak aman dan ketakutan yang luar biasa akibat teror yang tidak bisa diduga dan diprediksi ini.

Kedua tokoh ini akan menjadi sejarah baru dalam lembaran republik Indonesia karena tugas yang diemban jelas akan semakin berat. Semakin modern zaman ini, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi dan diperlukan keputusan yang adil bagi semua pihak. Jokowi dan Gatot adalah tokoh yang identik dengan jiwa nasionalime dan patriotisme yang mendasarkan segala keputusan kepada nilai-nilai yang ada pada Pancasila.

Indonesia membutuhkan jiwa-jiwa yang cinta pada keberagaman, pluralitas, dan persamaa hak kepada semua golongan. Jokowi dan Gatot adalah salah dua dari sekian tokoh yang berpotensi untuk mewujudkannya. Pilpres memang bukan jalan satu-satunya untuk mewujudkannya, tetapi dengan melalui Pilpres dan menjadi terpilih, segala urusan kebangsaan menjadi lebih mudah diadministrasikan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun