Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Curhat Pilu Seorang Fans Arsenal

8 Maret 2017   17:25 Diperbarui: 9 Maret 2017   22:02 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengabadikan diri saat di stadion Gelora Bung Karno Sumber : Dokumen pribadi

Saat SMA, Arsenal juga pernah dibantai oleh Barcelona 4-0, dimana Leonel Messi memborong seluruh golnya ke gawang Manuel Almunia kala itu tepatnya 2010 di Liga Champions di Camp Nou. Teman-teman langsung menjadikan Arsenal sebagai bahan candaan karena Messi terlihat seperti berlatih sepak bola saat melawan Arsenal.

Kekalahan melawan Manchester United 8-2, melawan Chelsea 6-0, Liverpool 5-3, Manchester City 4-2, Bayern Muenchen 5-1 tahun 2016 hingga kekalahan back to back 5-1 dan 1-5 yang menghasilkan agregat fantastis (10-2) untuk kemenangan Bayern Munchen tadi malam. Semua kekalahan diatas hanyalah sedikit dari berbagai kekalahan terhadap klub-klub besar yang didukung oleh teman-teman saya. Tidak jarang juga saya menerima ledekan dari teman-teman di bangku kuliah saat sedang berada didalam kelas, nongkrong diwarung, atau bahkan ketika bertemu sapa dijalan.

Kekalahan Arsenal selalu menghantui pikiran saya. Saya selalu berdoa bahkan pernah beberapa kali saya berdoa syafaat agar Arsenal memenangi pertandingan. Tetapi, kalah juga entah Tuhan belum mengabulkan atau doa syafaat pendukung tim lain masih lebih jago yang pasti semua sudah takdir Tuhan, Arsenal belum saatnya mengangkat trofi Liga Inggris atau Liga Champions Eropa.

Korban PHP

Semua fans Arsenal terutama fans 11 tahun terakhir pasti sepakat jika dirinya adalah korban php (pemberi harapan palsu). Apalagi sang manager, Arsene Wenger yang selalu menjanjikan jika Arsenal akan meraih trofi Liga Inggris dan Liga Champions, itu menjadi target utama.

Awal musim wenger biasanya membeli pemain bintang (meskipun mayoritas dari panicbuying macam Welbeck, Ozil, Perez, Mustafi, dan Sanchez). Pada  bulan Agustus, September, Oktober, dan November penampila Arsenal masih menjanjikan bagi segenap elemen seperti pemain, pendukung atau supporter, dan penggemar Arsenal. Biasanya dibulan tersebut Arsenal selalu mampu menunjukkan performa maksimal dengan berada di peringkat 1 atau 2 klasemen sementara.

Pada bulan Desember, Arsenal biasanya akan gugur di Piala Liga Inggris (capital one cup sekarang ini), tetapi belum menggoyahkan konsistensi Arsenal di singgasana Liga Inggris tetapi sudah mulai dilanda badai cedera. Sudah menjadi trend bagi Arsenal tiada tahun tanpa pemain cedera. Dalam 3 tahun terakhir, pemain inti paling sering cedera yang menghambat konsistensi Arsenal seperti Walcott, Cazorla, Ozil, Coquelin, Gibbs, Chamberlain, Giroud sangat merusak performa tim.

Pada bulan Januari, bulan ujian yang sesungguhnya bagi Arsenal. Arsenal biasanya mulai keteteran hingga tercecer ke peringkat 3 atau 4 meski rasa optimisme masih tinggi. Pada bulan Februari, Arsenal biasanya akan berhadapan dengan tim raksasa Eropa macam Bercelona atau Bayern Munchen di babak 16 besar Liga Champions. Arsenal biasanya dikalahkan dengan skor yang telak. Pun begitu dengan Liga Primer Inggris, Arsenal biasanya mengalami kekalahan yang menurunkan moral dan semangat para pemain sehingga mentalnya anjlok drastis.

Pada bulan Maret, Arsenal sudah kehilangan tempat di Liga Champions, demikian juga piala FA. Beruntung dalam edisi 2015 dan 2016, Arsenal memenangi piala FA sebagai pelipur lara. Tetapi, lazimnya pada bulan ini, Wenger sudah mengangkat bendera putih pada perjuangan liga Primer dengan opini pilihan “realistisnya”, mengejar atau mempertahankan posisi 4 besar agar musim depan setidaknya bisa berlaga di Liga Champions Eropa.

Bulan April, Arsenal sudah seperti kehabisan bensin, tak berdaya menghadapi layan sembari mengharap kekalahan tim-tim peringkat 4 besar lainnya. Kekalahan tim lain jelas membantu Arsenal setidaknya tidak tertinggal terlalu jauh. Akhir bulan April, Arsenal kembali menemukan jati dirinya dengan meraih kemenangan demi kemenangan tetapi kemenangan itu dimaksudkan agar mampu meraih posisi 4 besar, tidak lebih dari itu. Jika mampu meraih posisi 2 seperti musim kemarin, itu termasuk keberuntungan karena Leicester yang juara dan performa Machester City, Chelsea, dan Man United yang sedang jeblok.

Hingga bulan Mei, Arsenal akhirnya menjalani pertandingan terakhir atau pekan ke-38. Pertandingan itu bak pertandingan final agar bisa duduk di posisi 4. 1 gol yang dicetak Arsenal rasanya seperti gol Mario Gootze di final piala dunia 2014 lalu dan kemenangan dipertandingan itu rasanya seperti  kemenangan di final piala dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun