Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sajak Tukang Fitnah

25 September 2016   17:37 Diperbarui: 25 September 2016   18:21 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tukang Fitnah, Tukang Fitnah

Memfitnah orang – orang yang bekerja

Dimana – mana, presiden Jokowi, Gubernur Ahok, Selalu kau fitnah

Sanusi kau bela, Setya Novanto kau puja, Prabowo kau sembah.

Di Senayan Sana

Sibuk Memfitnah kerja orang – orang baik

Semua di Fitnah, Mengatas namakan rakyat Miskin

Tukang Fitnah – tukang Fitnah,

Kau begitu pandai bersandiwara

Membodohi rakyat yang kau atas namakan itu

Membunuh masa depan mereka

Membiarkan mereka tinggal di bantaran Ciliwung, Setiap tahun dipaksa kebanjiran

Ibu-ibu Setiap tahun harus mengungsi

Menunggu kenyataan akan terendam dengan luapan ciliwung, hingga seterusnya sampai mereka kembali ke yang maha kuasa.

Tukang Fitnah, Menebar manisnya mulut setan

Lembutnya belaian tanganmu

Membuat rakyat semakin kau bodohi, kau tipu

Semakin kau suruh mereka agar tinggal di bantaran kali saja, atas nama kemiskinan.

Mulutnya ibarat kodok

Segala Kebenaran di salahkan, segala kesalahan dibenarkan

Centengnya mengatasnamakan rakyat kecil

Meneror masa depan yang cerah

Ibu kota memang indah, Indah jika Mereka di relokasi, indah jika mereka dimanusiakan.

Sungai Ciliwung kian bersih, Tidak kotor seperti otakmu

Lalu lintas ditata, agar semrawut seperti pikiranmu

Taman bermain di perbanyak, agar generasi anak muda kelak tidak sepertimu yang kerjaannya “memfitnah”

Anggaran di Transparansikan, agar korupsi dikurangi, tidak seperti kolegamu yang sudah memakai rompi kuning

Rumah susun diperuntukkan bagi rakyat, agar tidak seperti perutmu yang buncit seperti tikus

               

Tukang fitnah, tukang fitnah

Sampai kapan kau masih bernafas?

Aku sudah muak dengan muntahan kotoran dari mulutmu

Memfintah kerja orang benar

Memfitnah orang yang berjuang kepada rakyat agar mereka besok sejahtera

Memfintah yang bukan koalisimu

              

Tukang fitnah, tukang fiitnah

Suatu saat kau akan menerima kenyataan bahwa mulutmu adalah harimaumu

Mulutmu seperti Comberan yang sangat busuk, tidak ada kebersihan dan kedamaian di mulutmu.

Wahai Tukang fitnah,

Kau ibarat Syatan yang pandai menggoda hati manusia

Manusia yang kau atas namakan rakyat kecil

Kau licik seperti ular, tetapi kau akan menikam mereka ketika tujuanmu tercapai.

Kasihan rakyat yang kau atas namakan itu

Kasihan mereka yang kau beri harapan besar, tetapi masa depan mereka sesungguhnya kau gantungkan

Wahai tukang fitnah,

Kami tidak bodoh, kami tidak mau dibohongi mulut besar sepertimu

Yang kau bodohi hanya menghitung detik dan jari saja

Mereka kelak akan sadar

Sadar dari fitnahmu yang telah kau tanam

Sadar bahwa kau adalah sampah masyarakat yang berkamuflase di gedung DPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun