Tukang Fitnah, Tukang Fitnah
Memfitnah orang – orang yang bekerja
Dimana – mana, presiden Jokowi, Gubernur Ahok, Selalu kau fitnah
Sanusi kau bela, Setya Novanto kau puja, Prabowo kau sembah.
Di Senayan Sana
Sibuk Memfitnah kerja orang – orang baik
Semua di Fitnah, Mengatas namakan rakyat Miskin
Tukang Fitnah – tukang Fitnah,
Kau begitu pandai bersandiwara
Membodohi rakyat yang kau atas namakan itu
Membunuh masa depan mereka
Membiarkan mereka tinggal di bantaran Ciliwung, Setiap tahun dipaksa kebanjiran
Ibu-ibu Setiap tahun harus mengungsi
Menunggu kenyataan akan terendam dengan luapan ciliwung, hingga seterusnya sampai mereka kembali ke yang maha kuasa.
Tukang Fitnah, Menebar manisnya mulut setan
Lembutnya belaian tanganmu
Membuat rakyat semakin kau bodohi, kau tipu
Semakin kau suruh mereka agar tinggal di bantaran kali saja, atas nama kemiskinan.
Mulutnya ibarat kodok
Segala Kebenaran di salahkan, segala kesalahan dibenarkan
Centengnya mengatasnamakan rakyat kecil
Meneror masa depan yang cerah
Ibu kota memang indah, Indah jika Mereka di relokasi, indah jika mereka dimanusiakan.
Sungai Ciliwung kian bersih, Tidak kotor seperti otakmu
Lalu lintas ditata, agar semrawut seperti pikiranmu
Taman bermain di perbanyak, agar generasi anak muda kelak tidak sepertimu yang kerjaannya “memfitnah”
Anggaran di Transparansikan, agar korupsi dikurangi, tidak seperti kolegamu yang sudah memakai rompi kuning
Rumah susun diperuntukkan bagi rakyat, agar tidak seperti perutmu yang buncit seperti tikus
Tukang fitnah, tukang fitnah
Sampai kapan kau masih bernafas?
Aku sudah muak dengan muntahan kotoran dari mulutmu
Memfintah kerja orang benar
Memfitnah orang yang berjuang kepada rakyat agar mereka besok sejahtera
Memfintah yang bukan koalisimu
Tukang fitnah, tukang fiitnah
Suatu saat kau akan menerima kenyataan bahwa mulutmu adalah harimaumu
Mulutmu seperti Comberan yang sangat busuk, tidak ada kebersihan dan kedamaian di mulutmu.
Wahai Tukang fitnah,
Kau ibarat Syatan yang pandai menggoda hati manusia
Manusia yang kau atas namakan rakyat kecil
Kau licik seperti ular, tetapi kau akan menikam mereka ketika tujuanmu tercapai.
Kasihan rakyat yang kau atas namakan itu
Kasihan mereka yang kau beri harapan besar, tetapi masa depan mereka sesungguhnya kau gantungkan
Wahai tukang fitnah,
Kami tidak bodoh, kami tidak mau dibohongi mulut besar sepertimu
Yang kau bodohi hanya menghitung detik dan jari saja
Mereka kelak akan sadar
Sadar dari fitnahmu yang telah kau tanam
Sadar bahwa kau adalah sampah masyarakat yang berkamuflase di gedung DPR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H