[caption caption="Jhon Miduk Sitorus bersama sang Ibu"][/caption]Subuh aku terbangun
Aku cek BBM, Whatsapp, facebook, Twitter, Instagram, Path dan akun Google Plus-ku
Semuanya satu warna
Semuanya memamerkan foto yang sedang berdua
Laki-laki berdua dengan seorang perempuan
Perempuan juga tetap berdua dengan perempuan lain
Ada apa gerangan?
Apa sekarang zamannya foto berdua dengan perempuan?
Ahhhhh…….
Aku terbangun melangkah menuju kamar mandi
Tetapi, separuh jiwaku masih tinggal terlelap di kasur kamar kost yang sepetak
Kubasuh wajah yang penuh lebam perjuangan fana ini
Kuusap dengan busa putih yang membuih
Bukan berarti mandi, hanya membersihkan mulut dan wajah, cukup untuk awal yang baik untuk menyongsong sinar lampu raksasa
Aku Tanya kembali gadgetku
Kenapa mereka foto berduaan?
Tak lama aku baca mention “Selamat Hari Ibu”
Aku tersadar
Ibuku
Di Kampung pada detik yang sama pasti sedang memasak dan Ayahku yang masih mendengkur.
Aku juga
Ingin up-load foto biar narsis dan terlihat jentle seperti mereka
Tapi rasanya
Kok sudah biasa saja?
Bukankah kasih ibuku menemani aku setiap hari?
Bukankah aku sebenarnya merayakan hari ibu setiap detik?
Karena aku disini karena Ibu juga
Ahhhhhh
Tak perlulah aku rayakan sukacita yang sementara saja jika aku tak mampu membalas tangannya
Tak perlulah aku up-load dan lukis status di Media Sosial agar orang tahu aku cinta ibuku
Ahhh, tak perlulah aku menuliskannya dimana-mana
Cukup aku dan ibuku saja yang tahu
Kami merakayakan hari kami (hari ibu) setiap hari.
Aku Merindukanmu Ibu
NB: Anak rantau yang masih belum bisa pulang kampung bertemu Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H