Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Hari Ibu

22 Desember 2015   12:32 Diperbarui: 22 Desember 2015   12:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jhon Miduk Sitorus bersama sang Ibu"][/caption]Subuh aku terbangun

Aku cek BBM, Whatsapp, facebook, Twitter, Instagram, Path dan akun Google Plus-ku

Semuanya satu warna

Semuanya memamerkan foto yang sedang berdua

Laki-laki berdua dengan seorang perempuan

Perempuan juga tetap berdua dengan perempuan lain

 

Ada apa gerangan?

Apa sekarang zamannya foto berdua dengan perempuan?

Ahhhhh…….

Aku terbangun melangkah menuju kamar mandi

Tetapi, separuh jiwaku masih tinggal terlelap di kasur kamar kost yang sepetak

 

Kubasuh wajah yang penuh lebam perjuangan fana ini

Kuusap dengan busa putih yang membuih

Bukan berarti mandi, hanya membersihkan mulut dan wajah, cukup untuk awal yang baik untuk menyongsong sinar lampu raksasa

Aku Tanya kembali gadgetku

Kenapa mereka foto berduaan?

Tak lama aku baca mention “Selamat Hari Ibu”

 

Aku tersadar

Ibuku

Di Kampung  pada detik yang sama pasti sedang memasak dan Ayahku yang masih mendengkur.

Aku juga

Ingin up-load  foto biar narsis dan terlihat jentle seperti mereka

 

Tapi rasanya

Kok sudah biasa saja?

Bukankah kasih ibuku menemani aku setiap hari?

Bukankah aku sebenarnya merayakan hari ibu setiap detik?

Karena aku disini karena Ibu juga

 

Ahhhhhh

Tak perlulah aku rayakan sukacita yang sementara saja jika aku tak mampu membalas tangannya

Tak perlulah aku up-load dan lukis status di Media Sosial agar orang tahu aku cinta ibuku

Ahhh, tak perlulah aku menuliskannya dimana-mana

Cukup aku dan ibuku saja yang tahu

 

Kami merakayakan hari kami (hari ibu) setiap hari.

Aku Merindukanmu Ibu

 

NB: Anak rantau yang masih belum bisa pulang kampung bertemu Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun