Kasus sepele seperti ini seringkali luput dari perhatian pemerintah dan banyak kalangan pada beberapa saat kemudian, padahal ini menyangkut hilangnya nyawa seseorang. Sudah saatnya kejadian seperti langsung menindak tegas pelaku penembakan dengan menghukum seberat-beratnya berupa pemecatan dari dinas, sekurang-kurangnya hukuman penjara seumur hidup dan sudah sewajarnya oknum kurang ajar ini dihukum mati saja. Hukuman seperti itu wajar karena mengingat latar belakang masalah yang terjadi serta perilaku korban yang sama sekali tidak menyudutkan korban.
Penganganan kasus ini harus transparan dan dibuka apa adanya ke ruang publik agar trust terhadap TNI sebagai pengayom masyarakat tidak menjadi luntur. Kasus ini telah membuat rasa kepercayaan dan kenyamanan masyarakat yang kepada TNI mulai memudar. Masyarakat ingin melihat pengadilan militer sejauh mana mampu berpihak kepada masyarakat kecil atas arogansi anggotanya yang tidak tahu diri dan sangat kurang ajar.
Kepada para anggota TNI, sadarlah, kekuasaan dan dinas yang anda pakai bukanlah penentu hidup atau tidaknya seseorang, bukan penentu sejahtera atau tidaknya seseorang, penentu berkuasa atau tidaknya seseorang. Pakailah otak anda agar perbuatan tangan menjadi berbuah bagi masyarakat. TNI adalah abdi masyarakat, jadi sudah bukan zaman lagi TNI membentak-bentak orang yang bersalah.
Sudah bukan zaman lagi masyarakat harus mendahulukan TNI pada segala urusan. Anggota TNI juga manusia, anggota TNI juga makan nasi, anggota TNI juga minum air, anggota TNI juga menghirup udara. Jika anggota TNI sudah makan batu dan minum air comberan, baru masyarakat (termasuk saya) bisa takut. Janganlah sombong wahai Tentara Nasional Indonesia. Kesombongan membuat TNI jadi pecundang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H