Sejak tahun pelajaran 2018/2019 sampai sekarang Madrasah yang berada dibawah naungan kemenag menggunakan aplikasi untuk pengerjaan nilai-nilai peserta didik.
Melalui aplikasi ini data nilai siswa akan dikumpulkan dalam satu basis data yang dikelola oleh kemenag mulai dari tingkat RA s/d tingkat MA sehingga diharapkan akan memberikan informasi tentang prestasi dan peningkatan hasil belajar tiap-tiap peserta didik.
Telah banyak aplikasi yang dikeluarkan Kemenag seperti Simpatika, Emis, dll. itu semua pasti salah satu upaya Kemenag untuk tetap mengikuti perkembangan yang sampai saat ini hampir semua dilakukan secara digital.
Semua bisa dilakukan melalui smartphone yang bisa kita ambil dampak positif dari hal ini tentu saja penggunaan kertas yang semakin berkurang karena kita tahu bahan pembuatan kertas itu sendiri dari kayu dan juga memang dimasa yang sekarang ini kita sudah memasuki era digital 4.0, belanja saja sudah online, pesan taksi online, beli tiket online tentu dunia pendidikan tidak boleh tertinggal harus bisa online juga.
Baca juga : Bikin Awet Muda! Inilah 5 Alasan Mengapa Jadi Guru SD Itu Menyenangkan
dengan ARD guru-guru cukup memasukkan nilai kedalam aplikasi yang bisa diakses menggunakan smartphone, notebook dan desktop tetapi ini harus sudah dipersiapkan dulu oleh admin dari aplikasi tersebut agar bisa diakses oleh masing-masing guru.Â
Karena ternyata aplikasi ini tidak sepenuhnya online dari satu server dipusat (Server Kemenag di Jakarta) tetapi aplikasi ini hanya aktif di server masing-masing madrasah, sama hal nya dengan aplikasi UNBK yang harus diinstall di komputer server sekolah baru bisa digunakan oleh komputer klien yang terhubung pada jaringan dan segment yang sama.
ARD bisa dijangkau lebih luas daripada UNBK yang memang diperuntukkan untuk ujian tentu saja harus diakses melalui komputer yang sudah diatur, bayangkan jika ARD juga harus diakses melalui komputer tertentu betapa repotnya para guru mengerjakan raport peserta didik harus masuk ke suatu ruangan atau komputer tertentu lalu login dan hanya bisa dikerjakan disitu.
Kita bisa manfaatkan fitur Port Forwarding dari router kita (saya contohkan menggunakan ZTE f609). yang pertama harus dilakukan adalah dengan mengatur virtualbox dari ARD tersebut, pada bagian jaringan adaptor 1 pilih Adaptor Hanya-host dan mode promiscuous Ijinkan Semua, pada adaptor 2 pilih NAT.
Baca juga : Kontribusi Kompetensi Kepribadian Guru
Pada WAN Connection pilih omci_ipv4_pppoe_1, WAN Start Port 80 (Sesuai dengan Port Host pada pengaturan Virtualbox), WAN End Port sama dengan WAN Start Port, LAN Host IP Address  isikan IP komputer server contohnya 192.168.1.33 (ini adalah IP lokal komputer yang saya gunakan untuk menjadi server ARD, anda bisa cek dan atur IP Static lokal server anda dari Network Status), LAN Host Start Port sama dengan WAN Start Port, LAN Host End Port sama dengan WAN Start Port.
Sekarang cobalah akses ARD anda dengan cara masukkan IP Publik anda pada address bar dari browser yang anda gunakan, coba untuk membukanya dengan jaringan yang berbeda dengan jaringan yang digunakan oleh server. Untuk mengetahui IP Publik server anda klik saja di google "myip" melalui browser komputer server anda.
Untuk informasi Telkom menggunakan IP Dinamis kepada pelanggan Indihome yang berarti IP Publik anda berbeda setiap harinya, dan berdasarkan pengalaman saya jika anda mendapat IP Publik yang diawali dengan 180.x.x.x tidak akan bisa mengakses Port yang sudah dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H