Mohon tunggu...
jhonie wong
jhonie wong Mohon Tunggu... Buruh - seorang Blogger pemula yang baru belajar menulis

Just Ordinary Man| Belajar Terus Teruslah Belajar| owner www.infosehat.family

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperediksi Imbas di Balik Wabah Corona

3 April 2020   00:58 Diperbarui: 14 April 2020   17:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah sibuknya upaya penanggulangan wabah covid 19-beberapa kelompok menyebutnya Qif 19- ada beberapa dampak negatif yang nampaknya menunggu kita.

Diakui atau tidak wabah covid19 ini memiliki dampak yang sangat serius terutama dalam bidang ekonomi.

Dibeberapa tempat harga kebutuhan pokok sudah mulai merangkak naik.seperti ditempat penulis misalnya harga untuk 1 kg gula pasir mengalami kenaikan,per 1 kg gula pasir dihargai Rp 20.000.kenaikan yang belum pernah terjadi sebelum ini.

Ditengarai hal ini akibat pasokan yang kurang dan atau kemungkinannya ada yang bermain dalam tindakan ambil untung.

Dari teman-teman perantauan kami mendapatkan kabar atas kegelisahan mereka atas penanganan wabah covid 19 ini.
program lebih baik dirumah saja bagi mereka adalah merupakan buah simalakama.

Berdiam diri dirumah dalam waktu yang lama tanpa penghasilan,terlebih tanpa bantuan membuat rakyat kecil bagai terjepit dari dua arah.
keluar rumah mereka terancam virus corona,berdiam diri dirumah kesusahan hidup mengancam keluarga. Serba salah dan serba susah.

Kita mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan wabah ini... Namun jika keadaan ini terus berlanjut,akankah lebih baik diam dirumah menjadi solusi satu satunya dalam memutus mata rantai penyebaran covid 19? Yang harus kita ingat,masyarakat kecil yang hidupnya sudah susah,berangkat pagi pulang malam-itupun masih saja kekurangan-akan bertambah semakin susah .

Kontrakan nunggak,kreditan macet yang berujung penarikan oleh DC hanyalah secuil dari kesulitan yang dihadapi.namun mau tidak mau ini telah terjadi dan celakanya lagi tidak kita ketahui kapan ini akan berakhir...

Jika keadaan ini terus berlanjut,nampaknya akan banyak masyarakat yang memilih untuk mengabaikan program lebih baik dirumah saja.karena bagi mereka,terlalu lama dirumah efeknya sama dengan efek terjangkit corona... sama-sama menderita...

Daripada menderita dirumah dengan perut kosong dan pikiran puyeng,mereka akan memilih fighting diluar rumah.toh akibatnya juga sama-sama mati ini.

Kesusahan hidup lantaran imbas corona ini juga dikhawatirkan memicu kenaikan angka kriminal,bagaimana tidak...bagi keluarga dengan ekonomi mapan berdiam diri dirumah dalam waktu lama hampir tidak memiliki dampak yang serius.tapi bagaimana dengan keluarga miskin?kurasa kita telah mengetahuinya bukan???

Bbeberapa  pabrik di jakarta dan daerah lainnya diketahui tidak meliburkan karyawannya..bisa dimengerti kenapa mereka melakukan ini..jika karyawan mereka liburkan dari mana mereka membayar gajinya?sudah tidak mungkin jika negara harus menanggung semuanya...

Beberapa rekan saya diperantauan sering berbagi pesan distatus medsosnya tentang anjuran lebih baik dirumah saja,belajar dirumah,bekerja dirumah dan beribadah dirumah...

Sederhana kalimatnya,namun prakteknya tidak sesederhana kalimatnya..

Kita berharap wabah ini bisa diatasi secepatnya,seiring datang nya Rhamadan penuh barokah semoga musibah ini akan segera berlalu dan kita yang selamat bisa mengambil hikmah dari semua ini.bisa introspeksi diri..

Ini bukan hanya tentang virus,tapi ini lebih kepada peringatan dari sang pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun