Kota Surabaya, begitu panas hari itu, teriknya mampu membuat kulit menjadi kering, namun berbeda dengan hatiku yang sedang bersemi. Yap! Karena hari itu adalah hari dimana Aku akan merayakan anniversary tepat ke-6 dengan kekasihku tercinta.
Namaku Rika, dan kekasihku bernama Reno. Kita sudah menjalin hubungan asmara sejak SMA. Dari dulu Kita selalu bersama, mulai dari makan siang sepulang sekolah, mengerjakan tugas sekolah, sampai berbincang-bincang dengan ibu kosku. Ya, Kita sama-sama merantau waktu sekolah SMA, jadi tidak heran jika Aku memang lebih banyak waktu untuk bersama Reno dibanding kedua orangtuaku. Sampai Kita sama-sama merantau kuliah ke Kota Surabaya, oleh karena itu Kita mendapat predikat sebagai pasangan sejoli dari teman sejawat.
Walaupun pada kenyataannya Kita sangat jauh banget dari pasangan sejoli yang mereka anggap. Kita masih sering bertengkar, perkara hal kecil Kita bisa bertengkar hingga berlarut-larut.Â
Pernah suatu ketika Aku lupa membawakan  Reno alat cukur kumis waktu mau pergi ke pantai, dia marahnya minta ampun. Kalau saja Reno nanya waktu masih di area jalan padat kota, mungkin Kita bisa beli disalah satu toko.Â
Nah, karena Reno juga nanya pas udah sampai pantai, ya mana bisa. Bukan apa-apa sih, tapi karena kumis tipis yang tumbuh itu bikin gak pede Reno untuk foto, akibatnya Kita nggak punya foto selfie berdua dipantai, jadi foto Kita hampir semua membelakangi kamera. Begitu keselnya Aku yang udah capek dandan, dari benahin rambut hingga alis, hasilnya foto cuma kelihatan punggung aja, belum lagi sepanjang jalan pulang, masih aja Reno ngedumel yang katanya Aku pikun lah, katanya Aku teledor lah, kan jadi sebel.Â
Namun, demi untuk menjaga nama baik hubungan Kita, berbagai cara Aku lakukan. Contoh kecilnya adalah saat upload foto Kita di Instagram, Aku pake caption "serasa jadi San chai bersamamu" kan jadi bookis abis. Orang taunya ini romantis padahal ini nutupin kumis tipis. Hahaha...
Masih banyak sekali segudang cerita dari Kita, namun bagaimanapun itu Aku tetap cinta sama Reno. Hingga suatu ketika motornya rusak dan Aku pun membawakan motorku untuk dibawanya, ya ini sebenarnya alasan juga agar tiap malam Kita bisa makan bareng.
Nah, siang ini Aku mau ke kos-kosan Reno untuk mengantarkan baju buat dinner nanti malam, baju ini memang sengaja Aku belikan agar Kita terlihat serasi dan nambah romantis gitu. Kedatanganku tidak diketahui Reno. Aku sengaja ngasih kejutan.
Karena tidak ada kendaraan, Aku memilih untuk order taksi online. Segera Kuraih smartphone untuk memesan GrabCar, tanpa menunggu lama GrabCar sudah sampai dikosan, emang Grab ini Andalan banget deh. Aku segera naik ke mobil dan menyapa driver. Wow..!! Ternyata drivernya seorang Ibu-ibu. Keren!
"Hai Bu, benar ya atas nama Rika Maulina," tanyaku sambil masuk dalam mobil.
"Iya betul, ke tujuan ketintang ya Mbak?" tanya Ibu drivernya lagi.
"iya betul Buk," jawabku dengan singkat.
"Sesuai peta ya Mbak?" tambahnya lagi.
"iya, Buk sesuai," jawabku.
Aku tidak ingin lama berbicara karena hatiku memang sudah ingin berada di kosan Reno, tidak lama Aku segera sampai ke kosan Reno, Aku sudah hampir sampai gang depan kosan, namun jalanan  sangat macet, rasanya Aku ingin turun saja ingin jalan. Tapi, eh.. tiba-tiba Aku melihat sesuatu yang ganjil dari arah seberang mobil yang Aku tumpangi ini.
Aku tidak asing dengan motor Mio warna hitam dengan plat S, dan lebih tidak asing lagi dengan sosok yang menaiki motor itu, lelaki berjaket hoddie warna merah yang biasa Aku peluk tiap Aku boncengan, lengkap dengan helm yang sama dengan helmku. Tapi, siapa wanita yang diboncengnya itu? wanita kurus dan tidak terlalu tinggi sepertiku ini.
Aku bergegas turun, ingin langsung menghampiri, toh Aku sudah bayar grab pakai OVO, grab memang #SelaluBisa bayar selain pakai uang cash, karena lagi-lagi pakai OVO emang lebih irit, pokoknya cangggih lah dijaman digital ini. Ah, kembali intinya Aku ingin turun.
"Buk... Buk berhenti disini aja Buk, Saya mau jalan aja."Â
"Lho Mbak jangan, ini belum sampai masih kurang sebentar aja depan sudah masuk gang tujuan."
Tidak menghiraukan Ibuk driver Aku langsung turun dan menutup pintu.
Nah sialnya ketika berlari menuju Reno, Aku tiba-tiba kehilangan jejak.
"Aduh, kemana tadi jelas-jelas dia didepanku." gerutuku dalam hati
Perasaanku gundah, gusar, dan gugup. Aku berjalan menuju gang kos Reno yang berjarak sekitar 200km dari langkah kakiku saat ini, benar saja kutemukan Reno berhenti dikios pulsa disepanjang jalan gang menuju kosnya. Seketika Aku berteriak.
"Reeenooo....!!" Teriakku dengan suara gemetar.
Kulihat wajah Reno sangat kaget ketika Aku berteriak dan menuju kearahnya, Aku mulai geram dengan wanita yang menyentuh pundak Renoku itu.
"Siapa wanita ini? habis dari mana kamu? Siapa wanita ini? jawab!" Teriakku dengan lantang.
"Yang sopan kalau ngomong!" Jawab Reno dengan melotot sambil berdiri menuding telunjuk jarinya  kearah mukaku.
Sangat diluar dugaan Reno bisa seperti itu, tangisku mulai pecah. Ditengah jalan Aku menangis, inginku minta penjelasan lebih, rasanya tidak ingin hubunganku 6 tahun sia-sia, tapi percuma hatiku sudah sakit. Aku ingin mengambil motorku saja, Aku tidak ingin wanita racun itu menaiki motorku.
"Aku mau ambil  motorku!!!"Â
Aku menarik stang motor dan mencabut kunci.
PLAKKK...!!!
Kurasakan panas dipipi, dimana berasal dari tangan seseorang yang kusayangi selama ini. Aku ditampar, ya pipiku kini mungkin telah membekas tangannya Reno, Aku menangis jatuh tersungkur dijalan, tubuh mungilku tidak kuasa menahan tangan kuatnya saat mendorongku.
TIINNN... TIINNN !!!
Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dibelakangku, karena posisiku telah menghadang jalan, dan kini banyak orang seKitar yang melihatku. Aku resmi mendapat perlakuan tidak menyenangkan, rasanya Aku tidak mampu berdiri.
"Mbak.. Mbak kok disini, ayo Mbak naik ke mobil," tiba-tiba ada suara datang dari telinga kananku, kurasakan ada uluran tangan yang berusaha memapahku untuk berdiri, kulihat lamat-lamat, ternyata dia adalah Ibuk driver grab tadi.
Aku sangat malu diperlakukan seperti ini, terlebih dengan pacarku sendiri. Aku bangun berdiri, mengusap air mataku dan cepat-cepat masuk kemobil,
"Mbak, tadi kan belum sampai tujuan kenapa turun terus lari-lari, Saya antar sampai tujuan ya Mbak, selama belum sampai tujuan Mbak masih tanggung jawab Saya, untung Saya selesaikan sampai tujuan dan ketemu Mbak dijalan," tanya Ibuk driver dengan sangat ramah.
"Ii... iyyaa Buk, Saa..Saaaya tad..tadi mengejar pacar Saya yang kedapetan selingkuh.. huuuuuhuuhuuu." Isak tangisku mulai menderu.
"Sudah Mbak, Mbak yang sabar ya, pasti Mbak bisa mendapatkan orang yang lebih baik."
"Tapp...tap ..ii Saya sakit hati Buk, Saya pengen mati aja kalau kayak gini."
"Lho Mbak, jangan! Dunia masih luas untuk diarungi Mbak."
Dikursi belakang Aku terdiam, berfikir sejenak "kalau Aku langsung pulang, lalu bagaimana dengan motorku? Â kalau Aku meneruskan ke kosan Reno, mana Aku bisa nahan nangis, aduh bingung deh, mati deh depan udah kosan Reno."Â
"Mbak, maaf ini sudah sampai tujuan Mbak," tukas Ibu driver.
"Iya buk, terimakasih banyak ya udah nolongin Saya tadi."
"Sama-sama Mbak lain kali hati-hati ya."
"Iya Buk, terimakasih sekali udah baik sama saya."Â
Aku memilih turun dan menunggu Reno dikosannya. Kos Reno tergolong masih dikawasan kampung, jadi Aku menunggu didepan teras kos, Kulihat motorku belum ada di parkiran. Aku duduk dikursi depan, kursi yang memang disediakan untuk bertamu.
15 menit berlalu, Reno belum juga datang. Tidak mungkin jika jarak toko pulsa tadi kesini sampai 15 menit, pergi kemana dia. Aku kembali menuai isak tangis.
25 menit berlalu, masih juga belum ada tanda motor berhenti didepan kos. Airmataku jatuh berbulir-bulir.
45 menit berlalu, Aku mulai merasa ngantuk dan merubah posisi duduk menjadi berbaring dikursi panjang ini.
1 jam, Yap! Kuputuskan untuk pulang kembali ke kosan, Kubuka aplikasi Grab dan order #GrabBike #SuperrApp.
Yang benar saja, tidak sampai 5 menit driver grab sudah nangkring didepan teras. Tanpa menyapa Aku langsung bonceng.
"Selamat sore Mbak, tujuan ke Dharmawangsa ya?"
"Iya Mas, agak cepet ya."
"Siap Mbak."
Brumm brum burubum.. ..!!Â
Gila aja mas-mas ini, lincah banget nyetir motornya, sekalinya pas ngebut ada kesempatan buat Aku nangis teriak-teriak.
"huwaaa.. huaaa..." tangisku dalam kebut.
Ciit.. citt...citt..!!
Motor ngerem menghindari orang nyebrang menuju Royal Plaza, Akupun sontak berhenti nangis. Dilanjut lagi dengan lihai menyerong menuju jalan Ahmad Yani, Â gerakan lincah seorang driver Grab mengendarai motor Ninja 250 dengan suara Burubumnya, dan Aku pun kembali melanjutkan tangisanku yang tertunda.
Ciit.. citt...citt..!!
Kembali motor berhenti dipersimpangan rel kereta api, dan tentu tangisanku pun berhenti, Â jalanan memang suka macet disini.
"Mbak, Mbak takut Saya boncengin ya? Kok teriak-teriak?"Â Tanya driver dengan agak menoleh kebelakang.
"Enggaakk mas, Saya tidak takut, lanjutin aja mas, Saya memang lagi pengen teriak sedikit."
"Ohh kirain takut Mbak, Saya khawatir."Â
Brumm brum burubum..!!Â
Kita kembali menyusuri jalanan yang padat kendaraan , panas dan menyebalkan ini, namun tidak ditangan seorang driver Grab, jalan ini bisa seperti sirkuit balap. Dan  tau-tau udah sampai kosan.
...
Braaakkk...!!!
Kubanting pintu kamar dengan keras. Rasanya merebahkan tubuh kekasur adalah pilihan ternyaman saat ini, isak tangisku kusembunyikan dalam dekapan bantal. Hari ini Aku telah resmi patah hati, kekasihku sejak SMA yang sangat Aku Sayangi itu kini lebih memilih wanita lain. Â Kepalaku penuh dengan kejadian yang baru Aku alami, diam-diam Aku merasa haus dan lapar, kegiatan menangis ini membuatku menguras energi. Kuraih pintu kulkas didekat tempat tidurku. Ah.. yang benar saja, kulkasku telah kering semua isi habis. Ya! Karena hari ini adalah akhir bulan.
Teringat dengan #AplikasiUntukSemua yang bisa memberikan satu kemudahan sekali klik. Grabfood kini menjadi pilihan andalanku saat galau, Segera kupesan makanan dan minuman, tentunya yang banyak diskon, ya kali sekalipun galau tetep aja jiwa ngiritku menyala tajam.Â
Nyata sekali banyak diskon dari merchant makanan rata-rata 50% dengan pembayaran memakai OVO. Jiwa rakusku mulai menanjak, Kulupakan sejenak kejadian tidak menyenangkan tadi. Tidak bisa dipungkiri bahwa hari ini hidupku 99% terselamatkan karena adanya aplikasi #Grab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H