Mohon tunggu...
Jheje Munita
Jheje Munita Mohon Tunggu... Freelancer - Dimana ada nama, disitu ada makna.

Apalah arti sebuah cangkir untuk menampung samudera

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karena Cardless BCA, Aku Selamat di Yogyakarta

20 November 2019   23:52 Diperbarui: 21 November 2019   00:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terus Aku pergi kepusat informasi, untung mbaknya baik hati, aku dikasih surat keterangan, baru deh masuk, padahal kurang 5 menit kereta berangkat Aku masih antri masuk cek KTP. Untung aja nggak telat."

"Untung ya, awas aja sampe telat. Bisa seharian Aku nungguin disini."

"wkwkwkk udah ah Ra, yuk kita ke penginapan, pengen cepetan mandi." Jawabku dengan berdiri menuju meja kasir.

Kita pergi kepenginapan dengan jalan kaki, karena penginapan kita nggak jauh dari sana, cukup jalan sekitar 500 meter. Lalu, sesampai dipenginapan kita mandi, dan menghubungi persewaan  motor, untuk kita sewa motor buat keliling jalan-jalan.

Destinasi pertama jatuh pada Gumuk Pasir Parangkusumo, perjalanan kita cukup memakan waktu kurang lebih 1 jam, menuju kesana mengandalkan Goggle Maps karena kita cukup buta jalan di Yogyakarta.

dokpri
dokpri
Yeay! Hamparan pasir yang luas telah disuguhkan dihadapan kita, terdapat pula tumbuhan kaktus yang menambah  keunikan tersendiri. Belum lagi gelombang pasir yang mirip padang pasir dimesir itu membuat diriku makin terlupa akan gelombang kisah masalalu. Rasanya bahagia kuberada disini, mengambil foto dengan berbagai spot dan juga berayun di ayunan klasik yang berada ditengah pasir.

Tak terasa hari udah sore. Kita kembali menuju malioboro untuk jalan-jalan kearea sana. Karena takut, kita agak ngebut waktu perjalanan pulang. Nggak terasa 1 jam berlalu, Sedikit lagi kita sudah hampir sampai ke Malioboro, Karena tidak memperhatikan traffic light berwarna merah, Aku nggak berhenti, langsung  nyelonong jalan mengikuti mobil didepanku. Nah yang benar saja, Aku dikejar oleh Pak Polisi.

"Gak usah lari, gak usah lari, berhenti sekarang." Teriakan sosok Bapak-Bapak berteriak padaku.

Mendengar itu Aku kaget banget dong, kenapa tiba-tiba ada yang berteriak disebelah telingaku. Kutengok dari suara itu berasal, kudapati seorang Pak Polisi berkacamata hitam telah mengejarku. dan seketika Aku langsung berhenti dibahu jalan.

"Bisa dikeluarkan SIM dan STNK?" Tanya Pak Polisi dengan ketus.

"Maaf pak, bukan asli orang sini.." ucapku sambil mengulurkan SIM dan STNK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun