Mohon tunggu...
Jheje Munita
Jheje Munita Mohon Tunggu... Freelancer - Dimana ada nama, disitu ada makna.

Apalah arti sebuah cangkir untuk menampung samudera

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karena Cardless BCA, Aku Selamat di Yogyakarta

20 November 2019   23:52 Diperbarui: 21 November 2019   00:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta melaju membawa namamu, diriku kini duduk menyender dijendela kereta menuju Kota Yogyakarta , Kulihat pemandangan sejuk hijau sawah lengkap dengan sisa-sisa embun. Ah,masih saja ingataku tersisa akan namamu, Reno. Meninggalkan kenangan kita 6 tahun tidak mudah bagiku yang hampir setiap hari bersamamu, Pilihanku untuk pergi ke Yogyakarta beberapa hari kedepan mungkin akan merefresh kembali pikiranku.

Kulihat arlojiku yang melingkar ditangan kanan, waktu menunjukkan pukul 08:00 pagi, masih cukup pagi buatku untuk tidur kembali, keadaan mataku memang masih sangat ngantuk akibat nangis semalam. Tapi aku tidak ingin melewatkan pemandangan yang jarang kusaksikan. Kubiarkan mataku menyapu semua peristiwa tiap-tiap sudut dikereta.

Di arah samping bangku kananku, kutemukan sepasang suami istri yang saling menyenderkan bahu mencari posisi nyaman untuk berbagi mimpi, Ah romantis. Andai saja  Aku tidak sendirian. Kurunut hingga habis pandanganku lalu bertuju pada sebuah pramugari kereta yang baru masuk dari ujung gerbong untuk menawarkan makanan.

Kurasakan perutku berbunyi, keroncongan. Ya, sepertinya energiku terkuras karena menangis semalam, segera kupesan nasi rames bergandeng coklat panas. Lalu kumakan dengan lahap, nikmat sekali rasanya, mungkin karena Aku sangat lapar , Terakhir makan kemarin sore waktu order pakai Grabfood waktu dikos-kosan.

Selepas makan rasanya sangat mengantuk, Mataku berat, belum lagi kena dinginnya AC, suasananya memang sempurna untuk bikin tidur, Ya, mulai kurebahkan tubuhku pada kursi kereta yang kududuki sendiri itu, Kereta hari itu memang tidak terlalu ramai, beruntung Aku bisa duduk sendiri. mungkin karena ini adalah hari efektif, bukan weekend. Kukenakan Headset ditelinga, kuputar lagu kesukaanku, "My Immortal- Evanescence" kudengarkan sampai mataku terlelap.

***

"Perhatian.. Perhatian Sesaat lagi kita akan tiba di stasiun Tugu Yogyakarta."

Mendengar suara tersebut, langsung Aku terbangun. Kulihat jam tangan. Wow, rupanya sudah jam 1 siang, Aku bergegas siap-siap untuk turun dari kereta. Aku jalan-jalan ke Yogyakarta bersama sahabat terbaikku, dia berangkat dari kota Semarang. Namanya Era, Orangnya baik banget sampai mau bela-belain bolos kuliah demi nemenin aku jalan-jalan ke Jogja. Walau berangkat dari kereta yang berbeda tapi Kita sama-sama sampai ke Jogja pukul 1 siang, jadi tidak ada yang saling menunggu satu sama lain.

"Halo Rikkk, nyampe mana? Aku tunggu di depan stasiun ya.." Suara Era dari telfon.

"Halo, iya Ra.. udah ini jalan keluar kok." jawabku pada Era.

Dengan cepat Aku berjalan menuju depan stasiun, tidak lama kemudian Aku bertemu Era. Kita langsung melaju ke Malioboro untuk makan siang. "Gudeg Yu Djum" adalah pilihan makan siang kita.  Tak perlu waktu lama untuk menunggu makanan ini terhidang di meja Kita, Aroma gudeg yang khas membuatku tidak sabar melahap, ku awali dari menyuwir ayam yang empuk, hingga menyendok sambel krecek. Ah sedap! Kulupakan sejenak kisah pahitku bersama Reno.

 "Eh gimana ceritanya Si Reno, kok bisa kayak gitu? cerita gih." Tanya Era.

"Panjang banget ceritanya, males juga ah bikin selera makanku anjlok." Jawabku ketus.

"Iya, yuda deh kalau belum mau cerita, gak papa." tukas Era dengan menyuapkan nasi kemulutnya.

"Eh Ra, tau nggak Aku tu saking galaunya ya, masa Aku beli tiket kereta pake nama FB coba"

"Ha, kok bisa sih?"

"Iya, karena diaplikasi beli tiket kereta api online itu kan Aku log in pake Facebook jadi otomatis namaku diAplikasi itu nama Fb, Aku lupa ganti nama, ya lagian mana sempet ngecek juga orang udah kepalang kabut"

"Terus.. Teruss.." Era mendengarkan sambil mengunyah makanan khas jogja itu.

"Iya terus Aku cetak tiket masih  pake nama Rika Manja lah." 

"Wuaaakakakakaka.. Dasar bocaaahhh.." Era sampai mau keselek mendengarnya

"Aku nggak ngerti waktu ngeprint, tau-tau pas mau masuk, kan dicek tuh sesuai nggak nama tiket sama KTP, terus ditanya sama petugasnya kok namanya beda, pake nyebut nama Rika Manja kenceng banget lagi, ya malu banget lah Aku, terus Aku disuruh ke bagian Informasi, minta surat keterangan kalau salah nama."

"hahahahhaa... Aduh kasian banget kamu tu, tapi lucu." Tawa Era dengan ngakak.

"Terus Aku pergi kepusat informasi, untung mbaknya baik hati, aku dikasih surat keterangan, baru deh masuk, padahal kurang 5 menit kereta berangkat Aku masih antri masuk cek KTP. Untung aja nggak telat."

"Untung ya, awas aja sampe telat. Bisa seharian Aku nungguin disini."

"wkwkwkk udah ah Ra, yuk kita ke penginapan, pengen cepetan mandi." Jawabku dengan berdiri menuju meja kasir.

Kita pergi kepenginapan dengan jalan kaki, karena penginapan kita nggak jauh dari sana, cukup jalan sekitar 500 meter. Lalu, sesampai dipenginapan kita mandi, dan menghubungi persewaan  motor, untuk kita sewa motor buat keliling jalan-jalan.

Destinasi pertama jatuh pada Gumuk Pasir Parangkusumo, perjalanan kita cukup memakan waktu kurang lebih 1 jam, menuju kesana mengandalkan Goggle Maps karena kita cukup buta jalan di Yogyakarta.

dokpri
dokpri
Yeay! Hamparan pasir yang luas telah disuguhkan dihadapan kita, terdapat pula tumbuhan kaktus yang menambah  keunikan tersendiri. Belum lagi gelombang pasir yang mirip padang pasir dimesir itu membuat diriku makin terlupa akan gelombang kisah masalalu. Rasanya bahagia kuberada disini, mengambil foto dengan berbagai spot dan juga berayun di ayunan klasik yang berada ditengah pasir.

Tak terasa hari udah sore. Kita kembali menuju malioboro untuk jalan-jalan kearea sana. Karena takut, kita agak ngebut waktu perjalanan pulang. Nggak terasa 1 jam berlalu, Sedikit lagi kita sudah hampir sampai ke Malioboro, Karena tidak memperhatikan traffic light berwarna merah, Aku nggak berhenti, langsung  nyelonong jalan mengikuti mobil didepanku. Nah yang benar saja, Aku dikejar oleh Pak Polisi.

"Gak usah lari, gak usah lari, berhenti sekarang." Teriakan sosok Bapak-Bapak berteriak padaku.

Mendengar itu Aku kaget banget dong, kenapa tiba-tiba ada yang berteriak disebelah telingaku. Kutengok dari suara itu berasal, kudapati seorang Pak Polisi berkacamata hitam telah mengejarku. dan seketika Aku langsung berhenti dibahu jalan.

"Bisa dikeluarkan SIM dan STNK?" Tanya Pak Polisi dengan ketus.

"Maaf pak, bukan asli orang sini.." ucapku sambil mengulurkan SIM dan STNK.

"Kembali ke Pos, saya tunggu disana." Jawabnya dengan dingin.

Tanpa menjawab pertanyaanku Pak Polisi langsung membawa SIM dan STNK ke Pos.

"Duduk sini mbak, Siapa yang mengendarai tadi" Tanya Pak Polisi dengan tegas saat di Pos.

"Saya Pak." Kumenjawab sambil angkat tangan.

"Disini tinggal dimana, KTP jawa timur, STNK kok alamat sini?" Tanya lagi dengan agak sengak.

"Disini kita liburan Pak, ini kita sewa motor, jadi kurang paham daerah sini, karena ngikut mobil didepan kita jalan terus, kita pikir belok kiri jalan terus." Kuberusaha menjelaskan.

"Gini ya mbak, karena tadi sudah menerobos lampu merah, ini sudah kena pelanggaran, nah ini mau siding atau nitip ? jumlah yang dibayar sama-sama Rp. 100.000,-"

"Nitip saja Pak, gak mungkin juga kita ikut sidang."

"Yasudah, ini diisi dulu." Sambil menyodorkan blanko.

Saat menngisi blanko tiba-tiba Aku teringat uangku nipis, dan seketika Aku berbisik pada Era.

"Eh Ra, kamu ada uang kan?" bisikku pada Era.

"Ha, Cuma ada Rp.20.000,-, kan udah Aku bilangin tadi Aku nggak bawa dompet, ketiggalan di Hotel."

"Waduh, gimana nih uangku juga Cuma Rp. 30.000,- didompet."

"Pak, kalau kita transfer boleh nggak ya? Maaf karena kita kehabisan uang tunai" Tanyaku.

"Gak bisa, kalau mau ambil uang dulu aja disana ada ATM BRI, jalan bentar nyebrang kearah sana." Sambil berdiri dan menunjuk ke arah lokasi.

"Kalau ATM BCA ada Pak?" Tanyaku lagi.

"Eh ngawur kamu." Jawab Era dengan menyolot matanya ke arahku.

"Iya Pak, kita jalan aja ambil uang dulu ya pak, mohon ditunggu ya?" Kata Era sambil menggandeng tanganku keluar pos.

"Kamu tu pede banget sih Rik, pake nanya-nanya ATM BCA udah tau Bapaknya ketus gitu"
"Yah kenapa juga, barangkali tau juga ATM BCA deket sini kan, masalahnya kita nggak punya rekening selain di BCA."

"Yuda sih kita cari aja, coba buka google maps." Ketus rika padaku saat kita nyebrang.

"Yah, kan jauh banget adanya di Mall Malioboro." Keluhku saat jalan.

Akhhir kata kita berjalan dari pos polisi dekat rel kereta api itu sampai Mall Malioboro. Lumayan mengundang lelah, tapi karena suasana rame kota Yogyakarta yang khas ini bikin kita jadi enjoy saat jalan.

Tiba di Mall Malioboro kita langsung menuju ATM BCA, Aku mengambil dompetku dari tas, dan mulai kutelusuri sab-sab dompet, kucari ATM BCA, aduh kok nggak ada, ku cari  lagi kuurut mulai bawah ke atas, masih saja belum kutemukan  kartu ATM BCA, kuurut lagi balik lagi dari atas kebawah.

"Eh Rik, lama amat sih?" Tanya Era.

"Bentar-bentar Ra, kok nggak ada ya."

"Buruan belakang udah antri nih."

"Mbak, jadi ambil uang nggak?" TanyaIbu dibelakang kita.

"Iya Bu, maaf ya ATM-nya keblingsut." Kataku sembari jalan minggir dari ATM, lalu nguprek-uprek isi dompet.

"Kamu nih gimana sih Rik, kok bisa kelupaan bawa ATM?"

"Ya, namanya juga manusia ada lupa-lupanya dikit Ra."

"Ya tapi kita  jadi gak bisa ambil uang."

"Ya mana tau, Aku juga nggak ngerti kenapa ATM BCA, bisa nggak ada didompet." 

Mendengar kita ribut, Ibu  yang tadi ngantri dibelakang kita tiba-tiba nyamperin.

"Mbak, mau ambil uang tapi lupa bawa ATM ya?"

"Iyaaaaa..." jawab kita kompak.

"Mbak, nggak tau sekarang ada Cardless BCA, bisa ambil uang tanpa ATM" 

"Haaaa, maaasaaaakk siiihh?" jawab kita dengan bengong

"Iya coba aja, kalian punya BCA Mobile kan?"

"Iya iyaa.. ada" jawab kita serempak.

"Nah coba buka sekarang."

kita serentak langsung buka barengan.

"Nah pilih menu Cardless, lalu pilih Tarik Tunai, terus msukkan nominal uang yang mau kalian ambil, terus input pin M-BCA, nah terus habis itu kalian balik ke ATM sana, itu ATMnya sudah bisa digunakan untuk Cardless, setelah itu pa ke mesin ATM pilih menu Transaksi Tanpa Kartu, disana kalian masukkan no Hp kalian, lalu pin, udah selesai."

"Woooowww,, bisa canggih kaya gitu, kenapa kita baru tau ya" selak Era.

"Iya Mbak, generasi simple mah dibikin simple aja." 

"Buk, terimakasih banyak ya sudah membantu" tambahku lagi.

"Iya sama-sama Nak." 

Selepas itu kita kembali ke Pos Polisi untuk mengambil motor, tapi karena lumayan jauh akhitrnya kita naik Andong. Terimakasih BCA Cardless, Kau telah menyelamatkan Kita berdua!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun