Hai geng,,, Perkenalkan nama saya MURJANI Mahasiswa D4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dan penerima Beasiswa Unggulan KemendikbudÂ
1. Asal Mula Nama Tanaman Janda Bolong
Meski terdengar mudah ditebak, asal mula nama tanaman Janda Bolong sebenarnya unik dan berawal di kalangan masyarakat Jawa. Dalam bahasa jawa, tanaman ini disebut ron phodo bolong yang artinya daun pada bolong. Ketika diucapkan secara singkat atau cepat, nama ini terdengar seperti ron dho bolong, sementara kata rondo dalam bahasa Jawa berarti janda. nama latinya adalah Monstrea adansonii. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Karena unik dan mudah diingat, kini nama tanaman Janda Bolong sudah menjadi trademark di Indonesia.
2. Harga Yang Melonjak DrastisÂ
Semakin viral dan laris tanaman ini, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkannya. Dengan nilai jual yang meroket, sekarang harga Janda Bolong bahkan sudah setara dengan harga kendaraan bermotor.Â

Sekarang, terdapat jenis Janda Bolong baru yang harganya jauh di atas jenis lain. Jenis baru ini adalah tanaman Janda Bolong yang telah mengalami mutasi genetik secara alami. Mutasi genetik ini mengakitbatkan daun Janda Bolong untuk memiliki warna yang majemuk termasuk hijau, putih, dan kadang juga kuning.
Sebelum terjadi mutasi tersebut, warna majemuk hanya terdapat pada jenis Monstera selain Janda Bolong. Jenis baru ini masih sangat langka dan banyak diincar penyuka tanaman hias. Harga satu pot jenis Janda Bolong ini dengan tiga daun saja dapat mencapai Rp90 juta, sementara tanaman yang masih muda dan kecil dihargai setengahnya yaitu sekitar Rp45 juta.Â
3. Awal Tersebarnya Janda Bolong di IndonesiaÂ
Tanaman ini merupakan jenis yang aslinya berasal deri Amerika Tengah. Sebenarnya, tanaman Janda Bolong dulu sangat langka ditemukan di Indonesia karena memang lebih banyak tersebar di benua Amerika. Namun, di antara lebih dari 48 spesies Monstera, jenis Janda Bolong termasuk yang paling cepat menyebar di Indonesia.
Tanaman ini menjadi sangat tenar di Indonesia semenjak seorang petani di daerah Bogor berhasil menjualnya kepada orang Jepang dengan harga Rp120 juta. Dari situlah banyak orang Indonesia yang terinspirasi membudidayakan Janda Bolong dan jenis tanaman Monstera lain. Walaupun memang butuh beberapa waktu bagi tanaman ini untuk menyebar di Indonesia karena teknik budidayanya yang sulit.Â
Walaupun memiliki teknik budidaya yang sulit, proses perawatan tanaman Janda Bolong tergolong mudah. Justru itulah salah satu alasan begitu banyak orang menyukainya. Di samping perawatannya yang mudah, Janda Bolong juga tangguh terhadap berbagai macam hama dan penyakit asalkan tanaman disimpan dan dirawat dengan baik.Â
Tips-Tips Merawat Tanaman Janda Bolong :
Janda Bolong merupakan jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak cahaya matahari. Tanaman ini lebih cocok diberikan cahaya yang cerah tetapi tidak langsung. Cahaya matahari terik yang bersinar secara langsung justru tidak baik untuk Janda Bolong karena terlalu keras dan akan menyebabkan daunnya untuk menguning.Â
Bahkan, Janda Bolong dapat tetap hidup dengan aman dalam pencahayaan yang sangat minim sekalipun. Jika dibiarkan dalam kegelapan, tanaman Janda Bolong akan mengalami suatu gejala yang bernama fototropisme negatif. Fototropisme negatif adalah keadaan dimana daun dari suatu tumbuhan akan tumbuh ke arah kegelapan, bukan arah cahaya.
Selain kebutuhan cahayanya yang minim, tanaman Janda Bolong juga tidak perlu disiram sering-sering. Cukup satu sampai dua kali disiram dalam seminggu sudah dapat mendukung pertumbuhan tanaman Janda Bolong dengan optimal. Pastikan tanah sudah cukup kering sebelum Anda siram lagi dan jangan lupa untuk memberi pupuk selama pertumbuhan tanaman.
Tanaman Janda Bolong sebaiknya diletakkan di area yang lembap, cukup dengan suhu ruangan kira-kira 18C hingga 30C. Tanaman ini lebih baik dihindari dari ruangan dengan suhu di bawah 15C. Untuk menjaganya agar tidak tumbuh secara berlebihan, pangkaslah tanaman secara teratur agar pertumbuhan terkekang dengan rapi.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI