Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mewujudkan Transisi Energi Adil dari Rumah untuk Dunia yang Lebih Baik

19 Juni 2024   19:40 Diperbarui: 19 Juni 2024   19:48 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Efrida, perempuan yang menjadi komandan di Bank Sampah Kota Malang menjelaskan mekanisme pengolahan sampah di Bank Sampah Kota Malang (dok.pri)

Siapa yang kebanyakan mengatur perabot rumah, menatanya hingga tampak cantik dan menawan? Ibu.

Siapa yang mengajarkan anak lebih banyak tentang life skill di rumah? Ibu.

Oleh karena itu, perempuan menjadi ujung tombak yang sangat penting untuk perubahan kecil yang kelak akan menjadi perubahan besar untuk dunia, khususnya soal sampah dan perbaikan lingkungan.

Memulai Bank Sampah dari Rumah Menuju Net Zero Emission 2060

Tentu kita pernah mendengar gagasan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah yang pernah dipopulerkan oleh salah seorang dokter dari kota Malang yang berhasil mendapatkan undangan King Charles di Inggris tentang inovasinya untuk melayani masyarakat di bidang kesehatan melalui Bank Sampah.

Mekanismenya yakni sampah-sampah yang dikumpulkan dan dipilah oleh masyarakat tersebut boleh ditukarkan dengan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan gratis di Klinik Kesehatan dr. Gamal Albinsaid, seorang dokter asli Malang yang ternyata saat itu juga pernah magang di Bank Sampah Malang di bawah bimbingan Bu Efrida Hartini, salah satu pengelola Bank Sampah Kota Malang.

Sebelum Bank Sampah Kota Malang dikenal oleh banyak orang, Ibu Efrida bersama dengan suami dan juga anak-anaknya tak lelah melakukan sosialisasi tentang bank sampah pada satu per satu warga di sekitar rumahnya.

Hal ini dilakukan semata karena kepedulian beliau terhadap sampah yang terus menggunung, banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kota-kota yang terpaksa harus ditutup karena overload, membuat Bu Efrida tak menyerah untuk memberikan edukasi pada masyarakat.

Bersama kelompok pemberdayaan yang beranggotakan Ibu-Ibu di sekitar rumahnya, Bu Efrida akhirnya mampu mengelola sampah anorganik menjadi barang-barang yang punya nilai guna. Meskipun tidak laku banyak, tapi setidaknya bisa dimanfaatkan sendiri.

hasil salah satu daur ulang sampah plastik (dok.pri)
hasil salah satu daur ulang sampah plastik (dok.pri)

Melalui kunjungan kami ke Bank Sampah Kota Malang dan juga proses penulisan ini pun saya juga belajar untuk mengelola sampah organik menjadi kompos, sampah anorganik menjadi baju daur ulang, rajutan dari kantong plastik, ecoprint hingga limbah kain sebagaimana yang dicontohkan oleh Bu Efrida pada kami.

Mewujudkan Net Zero Emission 2060 dari rumah rasanya akan menjadi

Mewujudkan Transisi Energi Adil dari Rumah Untuk Dunia yang Lebih Baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun