Hari ini anak saya yang berusia 5 tahun alhamdulillah sudah divaksin polio di sekolahnya. Sebelum menerima edukasi terkait vaksin polio itu sendiri, saya berpikir kali ini vaksinnya berupa vaksin suntik. Alhamdulillah-nya ternyata vaksinnya vaksin tetes.Â
Oleh karena itu saya mulai sounding nih ke anak untuk bersiap menerima vaksin polio tetes tanpa drama. Saya tekankan padanya bahwa vaksin ini untuk membuat tubuhnya lebih kuat. Selain itu pemberian vaksin tidak menakutkan kok, semua petugasnya ramah, seramah Ibu Guru di kelas, dan juga ngga sepahit obat yang diminum ketika sakit.Â
Awalnya anak saya tampak khawatir. Namun setelah beberapa hari saya terus memberikannya pengertian, akhirnya di hari ia menerima vaksin bersama teman-temannya tidak ada drama yang terjadi seperti dia pernah nangis karena disuruh minum jamu oleh gurunya wkwwk. Mungkin pas minum jamu itu kurang sounding, karena saya sendiri ngga tahu ada acara perkenalan minum jamu segala saat itu.
Saya juga membekalinya dengan sebutir permen, sebagai jaga-jaga kalau ia merasa pahit dan tak tahan untuk memuntahkannya. Namun alhamdulillah sepulang sekolah ia bercerita bahwa ia tak menelan permen sebutir pun hihi.. saya ikut bangga dengan keberaniannya itu.
Maklum anak saya pemalu, penyendiri, dan cukup susah beradaptasi dengan lingkungan atau kondisi baru. Jadi ketika ada petugas puskesmas memberinya vaksin tanpa didampingi ibunya, itu adalah satu prestasi besar bagi saya.
Enam Jam Setelah Vaksin Polio
Setelah pulang sekolah saya memang memintanya untuk istirahat. Namun nampaknya ia tak mau istirahat dan sibuk bermain dengan mainan barunya yang diberi oleh salah seorang sahabat saya siang itu. Alhasil dia kurang istirahat nampaknya.Â
Ketika kurang lebih enam jam setelah menerima vaksin polio tetes, anak saya badannya jadi sumeng atau hangat (kentara banget tanda-tanda mau demam). Benar saja, sembilan jam setelah menerima vaksin polio anak saya badannya panas. Hingga akhirnya saya berikan obat penurun panas agar demamnya tidak bertambah tinggi.
Saya mencoba mencari referensi kesana kemari apakah benar vaksin polio tetes punya efek samping berupa demam tinggi?
Ternyata kebanyakan jawabannya adalah tidak. Dilansir dari Siloam Hospital, Halodoc, dan beberapa situs referensi kesehatan lainnya berpendapat bahwa Vaksin polio tetes biasanya berdampak pada tubuh berupa diare. Adapun vaksin polio suntik biasanya anak akan mengalami demam. Bersyukur anak saya hanya demam, tidak diare.
Lalu kalau anak saya hanya menerima vaksin polio tetes, kenapa bisa demam ya?
Saya sih positive thinking, bisa jadi karena anak saya ini memang dalam kondisi lemah saat menerima vaksin polio tersebut. Memang pada saat itu masih baru sembuh dari batuk ringan.Â
Adapun perbedaan antara vaksin polio tetes dan vaksin polio suntik yakni; pemberian vaksin polio tetes sama halnya dengan memberikan virus yang masih hidup tapi sudah dilemahkan untuk masuk ke dalam tubuh.Â
Sedangkan vaksin polio suntik berupa virus yang sudah mati lalu disuntikkan ke dalam tubuh untuk menciptakan kekebalan terhadap virus tersebut.
Bisa jadi karena virus yang masuk ke dalam tubuh anak saya adalah virus yang masih hidup namun dilemahkan, respon tubuhnya baik sehingga memberikan sinyal pada tubuh dengan adanya demam tersebut. Dimana demam memberikan sinyal bahwa antibodi tubuh sedang bekerja dengan baik untuk melawan virus polio yang sedang dilemahkan tersebut.
Meskipun masih satu hari, namun tetap saja saya khawatir. Namun semoga besok demamnya sudah turun dan bisa beraktivitas seperti sedia kala. Semoga anak-anak Indonesia terbebas dari polio yaa, aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H