Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Berbuka dan Mengukir Kenangan Manis di Bulan Penuh Kemuliaan

14 April 2023   22:04 Diperbarui: 14 April 2023   22:09 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Gorengan dan es sirup selalu jadi andalan hidangan takjil saya dan suami. Selain praktis dan ngga neko-neko, saya adalah aliran yang langsung makan berat barulah lanjut salat tarawih. Alhasil takjil hanya syarat untuk membatalkan puasa saja. Ada takjil bersyukur, tidak ada pun kami tetap bahagia.

Namun masyaAllah di 10 hari terakhir Ramadan ini kami banyak mendapatkan berkat. Salah satunya termasuk melimpahnya makanan berat hingga dessert yang bahkan sampai membuat saya bingung akan diberikan pada siapa (maklum tidak punya tetangga), sebelah rumah masih ruko kosong, dan jarak beberapa rumah di depan rumah kami hanya toko yang ditinggal pemiliknya di malam hari, bahkan kadang-kadang tidak buka sama sekali.

Jadi ketika ada undangan untuk buka bersama di sekolah anak saya, spontan saya langsung mengeluarkan persediaan camilan dari kulkas. Berharap bisa membagi itu semua untuk pengguna jalan menjelang azan Maghrib. Alhamdulillahnya lagi ternyata sekolah pun punya agenda yang sama dengan saya.

Jadilah hari itu saya menyiapkan menu takjil seperti buko pandan pemberian seorang teman, pisang molen, hingga karipap coklat yang semuanya adalah hidangan manis. 

Tidak hanya buko, karipap, dan juga pisang molennya yang manis. Tapi kenangan yang terukir hari ini juga manis. Ngabuburit sambil berbagi rezeki. Ngabuburit sambil meluaskan hati karena jadi banyak-banyak bersyukur atas limpahan nikmat dari Allah yang sangat luar biasa ini. 


Ketika menemani anak dan teman-temannya membagikan takjil untuk kali pertamanya, nampak raut kebahagiaan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Sepanjang malam itu anak saya terus-menerus bercerita apa yang ia lakukan bersama teman-temannya tadi di pinggir jalan raya.

"Buk tadi diajarin apa?"

"Kebalik ya kak, harusnya ibuk yang nanya hhahaha.."

"Oh iya coba Ibuk nanya"

"Isya tadi diajarin apa di sekolah?"

"Diajarin berbagi Buk.. Isya happy deh!"

Masya Allah, sederhananya kebahagiaan itu. Sesederhana menyiapkan buka puasa dan membagikannya pada siapa saja yang mau dan membutuhkan. Rasanya perasaan senang itu akan bertahan lebih lama dibanding perasaan senang karena dibelikan sepatu atau baju baru.

Alhamdulillah, tahun ini saya berhasil memberikan kenangan manis pada anak saya. Tidak hanya makanan manis untuk menu pembuka, namun juga kenangan manis untuk diingatnya ketika dewasa kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun