Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaknai Ramadhan dengan Menahan Godaan Bubble Effect di Media Sosial yang Membahayakan

1 April 2023   12:41 Diperbarui: 1 April 2023   13:11 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ponsel pintar yang saya miliki punya record, aplikasi apa saja yang saya buka di hari tersebut, berapa jam saya menghabiskan waktu di sana, dan aplikasi mana yang paling sering saya buka setiap harinya. Harusnya saya tidak terkejut ketika tahu bahwa instagram, whatsapp, dan juga twitter menjadi tiga aplikasi yang paling sering saya buka dalam rentang waktu satu minggu terakhir.

Padahal saya ingin punya goals untuk "berpuasa" sosmed di Ramadhan tahun ini. Nyatanya ngga bisa, huhu..

Akhirnya tahun ini masih menjadi tahun yang sama dengan Ramadhan tahun lalu. Media sosial masih menjadi yang nomor satu ketika penat menyapa, ketika waktu berjalan lambat sambil menunggu berbuka.

Siapa sangka Ramadhan yang dihabiskan di depan media sosial tersebut membuat saya terkena bubble effect dan akhirnya kegiatan yang dilakukan tidak produktif. Ditambah lagi prasangka-prasangka yang ikut terbentuk karena mengikuti media sosial terus menerus. Apa itu bubble effect? Kita bahas di sini dulu deh.

Apa Sih Bubble Effect Itu?

Jadi teman-teman tahu kan bubble yang biasanya ditiup oleh anak kecil itu bentuknya seperti apa? Ya, seperti bola yang membatasi antara ruang hampa dan juga udara di bagian luar. Bubble effect adalah suatu kondisi dimana kita seolah berada di dalam bubble tersebut. Kita tak bisa mendengar, tak juga bisa bersuara karena bubble yang membatasi kita.

Apa yang kita lihat di media sosial adalah hal-hal yang kita inginkan saja. Kalau kita ingin nyinyirin Pemerintah ya konten yang akan keluar di laman beranda kita hanya soal kerja Pemerintah yang tidak pernah bagus. Kalau kita hanya ingin nyinyirin artis yang sedang berseteru dan saling menyerang, maka hanya itulah isi dari halaman media sosial kita.

Kita tidak akan pernah tahu sudut pandang orang lain tentang kerja berat Pemerintah, kita tidak akan tahu pandangan orang lain tentang "ibu menyusui boleh membayar dengan fidyah saja, tidak perlu mengganti puasa" dan akhirnya kita menjadi manusia yang berwawasan sempit. Tahunya hanya satu pendapat, satu kacamata, satu sudut pandang. 

Inilah bahaya bubble effect di media sosial, apalagi menjelang Pilpres seperti ini. Kita hanya akan menjadi pendukung kubu A yang akan terus menjelek-jelekkan kubu B karena yang kita inginkan hanyalah informasi soal kebaikan A saja. Menjadi seseorang yang taqlid buta, tanpa mencari tahu sudut pandang orang lain dan mempertimbangkan pendapat yang lainnya.

Ramadhan tahun ini harusnya bisa membentuk kita sebagai insan yang mampu menahan segala hawa nafsu. Mulai dari emosi yang tak terkontrol, lapar dan dahaga, serta hawa nafsu yang kadang terselip dalam jempol-jempol yang menggerakkan kita untuk meninggalkan jejak digital yang mengerikan. 

Resolusi Ramadhan 2023, Terbebas dari Bubble Effect di Media Sosial

Inginnya sih Ramadhan ini saya ngga lagi menggerakkan jari-jari dan memunculkan narasi soal kejulidan saya bersama teman sepermainan tentang bobroknya beberapa Kementerian di negeri ini. Saya juga inginnya menghindari gosip soal artis, soal teman yang ngajakin berbuka tapi untuk pamer, hingga gosip soal THR beberapa PNS yang ngga cair dulu, entah kenapa alasannya.

Namun apalah daya, memaknai Ramadhan sebagai bulan yang harusnya bisa menahan dari segala hawa nafsu dan keluar dari fitrah manusia ciptaan Allah rasanya berat sekali. Tak heran hadiah untuk orang-orang yang "menang" di hari raya nanti adalah surga, bukan kipas angin seperti di kegiatan gerak jalan yang capeknya ngga seberapa.

Apakah kemudian kita menyerah di hari ke-10 Ramadhan tahun ini? Jangan yaa.. Masih ada 20 hari lagi, 20 kali kesempatan untuk menempa diri agar kita terhindar dari bubble effect di media sosial. 

Ramadhan tahun ini ingin saya maknai sebagai Ramadhan yang penuh arti, karena ada perubahan dalam diri.

Jangan sampai menyesal karena jejak digital pun tak bisa dihapus selamanya, bestie.

Saya ingin memaknai Ramadhan tahun ini dengan menjadikannya sebagai bulannya Al-Quran, bulan dimana malam-malam dihidupkan, bulan dimana sedekah menjadi ringan seringan tiupan angin yang membawa serbuk bunga-bunga taman, serta bulan untuk memaafkan.

Saya ingin memaknai Ramadhan tahun ini dengan bulan untuk bertahan dari segala macam godaan. Godaan ghibahi, godaan buka bersama yang melalaikan ibadah, juga godaan bubble effect di media sosial yang membahayakan.

Bagaimana dengan teman-teman? Apa makna bulan Ramadhanmu tahun ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun