"Artinya 'Bunga Bahasa'. Semoga dia tumbuh menjadi penjaga warisan leluhur kita."
Di luar rumah sakit, hujan rintik-rintik turun membawa kesejukan. Di kantornya yang gelap, Satrio telah menyiapkan sebuah program komputer khusus, perpaduan teknologi modern dengan kearifan lokal yang akan ia wariskan pada putrinya kelak. Program yang akan memastikan bahwa rahasia dan kekuatan bahasa leluhur tidak akan pernah mati.
Sementara itu, di berbagai pelosok negeri, gerakan pelestarian bahasa daerah mulai bangkit. Anak-anak muda tidak lagi malu berbahasa daerah. Mereka bangga, karena kini mereka tahu bahwa dalam setiap kata yang mereka ucapkan, mengalir darah pejuang yang telah mempertahankan identitas bangsa melalui cara yang tak terduga.
Di sudut ruangan bayi, Satrio berbisik pada putrinya dalam bahasa Tegal yang lembut,Â
"Turu sing apik, anakku. Mengko nek wis gedhe, bapak arep crita kepriwe basa iso nyelametna bangsa iki."
Di luar, kentongan berbunyi sekali lagi, seolah memberi restu pada generasi baru penjaga rahasia dalam lidah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H