Mohon tunggu...
Jessy Fransiska
Jessy Fransiska Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pelajar

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerajaan Demak: Mengenal Riwayat Kesultanan Islam Pertama di Pantai Utara Jawa

5 September 2019   20:00 Diperbarui: 5 September 2019   20:04 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika disaat Sultan Trenggono memimpin, Demak mulai menguasai daerah-daerah lain, seperti merebut sunda kelapa dari padjajaran, menghalau tentara portugis yang akan mendarat di sunda kelapa, Tuban, Madiun, Surabaya dan Pasuruan, Malang, blambangan, serta kerajaan hindu terakhir di ujung Timur pulau Jawa.

Kesultanan Demak runtuh pada pertengahan abad ke-16, dan memiliki alasan, yaitu perang saudara merebutkan tahta Kerajaan Demak, kerajaan Demak dikalahkan oleh Portugis di Malaka, kerajaan Demak dihancurkan oleh pasukan dari Panarukan, perang saudara antara Demak dengan Majapahit, dan tidak ada raja yang pandai dalam mengendalikan pemerintahan. Keruntuhan kerjaaan Demak dimulai setelah peristiwa kemangkatan Raja Ke 3 Demak Sultan Trenggana. Setelah kewafatanya pada Tahun 1546, yang menjadi Sultan Demak selanjutnya adalah Sunan Perwata anak dari Terenggana.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.

Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonar. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. 

Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren. 

Sehingga tercipta kebersamaan. Pesantren adalah cara penyebaran agama Islam yang efektif. Hitu yang berasal dari Ternate, pernah belajar di pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Setelah selesai belajar, ia menyebarkan agama Islam di Ternate.

REFERENSI:

1

2

3

4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun