Mohon tunggu...
jesslynptrmrll
jesslynptrmrll Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta Jurusan Pendidikan Sosiologi angkatan 23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membongkar Akar Tawuran: Mencari Solusi dari Perspektif Problematika Organisasi dan Konflik Sosial

30 Maret 2024   21:49 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:03 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Stigma dan Diskriminasi

  • Cap Buruk Menempel, imej negatif yang menempel pada organisasi tertentu bisa memancing permusuhan dan provokasi dari kelompok lain. Ini memperkuat mentalitas "Kami vs Mereka" dan mendorong tindakan diskriminatif.
  • Dikucilkan dan Diasingkan, diksriminasi terhadap organisasi tertentu bisa menyebabkan anggotanya terpinggirkan dan dikucilkan. Hal ini bisa menimbulkan frustasi dan kemarahan, yang berujung pada konflik.
  • Ketidakadilan dan Ketimpangan, stigma dan diskriminasi bisa menciptakan ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat. Ini bisa memicu keresahan dan protes, yang bisa berlanjut menjadi konflik.

2. Persaingan Organisasi yang Tak Sehat

  • Ambisi Mengalahkan Logika, persaingan antar organisasi yang tak sehat bisa memancing provokasi dan aksi balas dendam. Ini mengingatkan ketegangan dan memperparah konflik yang ada.
  • Perebutan Kekuasaan dan Pengaruh, persaingan antar organisasi bisa berubah menjadi perlombaan meraih kekuasaan dan pengaruh. Ini bisa memicu tindakan manipulatif dan agresif, memperparah konflik.
  • Minim Kerjasama dan Kolaborasi, persaingan antar organisasi bisa menghambat kerjasama dan kolaborasi. Ini bisa memperlambat kemajuan dan memperparah masalah yang ada.

3. Lingkungan Rawan Kekerasan

  • Kekerasan dan Premanisme, lingkungan yang penuh kekerasan dan premanisme bisa mendorong anggota organisasi menggunakan kekerasan untyk menyelesaikan masalah. Ini memperparah konflik dan menyebabkan kerusakan fisik dan emosional.
  • Kekerasan Menjadi Biasa, ketika kekerasan menjadi hal yang lumrah, konflik lebih mudah terjadi dan lebih sulit diselesaikan. Ini bisa menciptakan budaya ketakutan dan intimidasi.
  • Ketidakmampuan Penegakan Hukum, ketidakmampuan penegak hukum menjaga keamanan dan ketertiban bisa memperparah konflik. ini membuat anggota organisasi merasa tidak aman dan mendorong mereka main hakim sendiri.

Perspektif Konflik dan Interaksi Sosial

Teori konflik dan interaksi sosial menawarkan pisau analisis yang tajam untuk memahami akar tawuran.

  • Teori konflik, tawuran merupakan perwujudan ketegangan dan pertentangan antar kelompok, kelompok menunjukan kekuatan dan didominasi melalui tawuran.
  • Teori interaksi sosial, tawuran muncul dan interaksi antar individu dan kelompok, miskomunikasi, kesalahpahaman, dan prasangka antar kelompok memicu tawuran.

Tawuran anak sekolah adalah konflik yang terjadi antara guru dan guru, yang disebabkan oleh perbedaan tujuan, peranan, dan sumber daya. Konflik ini dapat mempengaruhi kinerja sekolah dan kesejahteraan anggota. Untuk mengatasi konflik ini, perlu dilakukan manajemen konflik yang efektif.

Manajemen Konflik dalam Konflik Sosial Anggota

Proses yang dilakukan untuk mengelola konflik antar anggota organisasi. Proses manajemen konflik meliputi identifikasi konflik, analisis konflik, pengidentifikasi konflik, pengambilan keputusan, dan pengimplementasian keputusan. Dalam manajemen konflik, perlu dilakukan pengidentifikasi konflik yang benar, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan yang tepat.

Pengindentifikasian Konflik

Proses yang penting dalam manajemen konflik. Pengidentifikasi konflik yang benar memungkinkan untuk mengidentifikasi konflik sebelumnya, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan yang tepat. Dalam pengidentifikasi konflik, perlu dilakukan analisis konflik, yang dapat membantu menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi konflik.

Sumber Daya yang Dibutuhkan untuk Mengatasi Konflik Sosial Anggota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun