"Teman-teman, apa yang dikatakan sama Harsa tuh bener, kalian itu harus saling mengerti. Kita ngelakuin ini semua demi kelas kita agar bisa menampilkan yang terbaik, jadi mohon kerja sama nya yaa dan tolong banget untuk singkirin ego kalian masing-masing. Aku tau ini sulit tetapi jika kita mau bekerja sama pasti semua hal akan menjadi mudah." Seru Arumi sembari tersenyum.
    Seketika keheningan lah yang menyelimuti kelas kami. Kami benar benar langsung diliputi perasaan bersalah yang dalam dan langsung menyesali akan segala perbuatan yang sudah kami lakukan selama ini. Di tengah keheningan tersebut, Bu Grania selaku guru pembina kami pun berbicara setelah menyimak beberapa saat.
   "Teman-teman kalian itu harus dengerin kata Harsa yaaa, dia itu cape dan pusing ngurusin kalian.. jadi tolong untuk lebih mengerti sama Harsa,Razhela dan juga Arumi. Mereka udah membina kalian sebisa mungkin tapi kalian jarang banget respon sama mereka, tolonglah hargain mereka. Kalian juga gak boleh main-main kalo lagi latihan. Kalian tau kan gimana rasanya gak dihargai? Sesakit itu memang. Untuk meredamkan konflik hari ini kita evaluasi dulu tentang perasaan dan juga unek unek satu sama lain biar tidak menimbulkan sebuah konflik lagi ya teman-teman ^^ yok kita kesampingkan dulu ego kita agar drama yang akan kita tampilkan nanti di puncak lustrum dapat berjalan lancar tanpa sebuah konflik lagi, kalo ada perasaan saling membenci karena suatu hal coba omongin aja di evaluasi ini nanti kita selesaiin bareng-bareng." Jelas Bu Grania kepada kami.
   Setelah mendengar solusi dari Bu Grania akhirnya kelas kami pun saling mengutarakan perasaan dan unek-unek masing-masing dengan catatan tidak boleh tersinggung akan unek-unek ataupun pendapat satu sama lain. Setelah melewati proses evaluasi yang sangat panjang akhirnya kelas kami pun saling berdamai dan saling setuju untuk latihan lebih giat demi drama kami. Setalah latihan kami pun memutuskan untuk istirahat sehabis evaluasi dan melanjutkan latihan lagi setelah beristirahat. Kami latihan drama dan dilanjut dengan latihan nari, latihan nari ini dimbimbing oleh Razhela. Sedangkan para perekap sedang membeli alat dan bahan yang akan di butuhkan untuk drama kami saat puncak lustrum nanti.
    Hari demi hari, waktu demi waktu tak terasa 2 bulan pun terlewati, hingga tibalah saat hari dimana kami akan mengadakan gelar karya puncak lustrum. Saat pagi hari itu kami pun berkumpul di kelas untuk bersiap-siap sebelum acara lustrum, ada yang sedang berdandan,ada juga yang sedang mencatok rambut dan ada juga yang sedang mengecek properti kelas kami apakah aman atau tidak? haha. Setelah siap-siap akhirnya seluruh kelas 10 di panggil menuju aula untuk tampil. Sungguh saat akan tampil kami benar-benar sangat gugup sekali tapi kami tetap meyakinkan satu sama lain bahwa kami pasti bisa.
   "Sumpah aku gugup banget, aku takut bakal buat kesalahan nanti pas tampil" seru Melynee.
   " Iya Melynee bener banget. Ini badan ku udah keringat dingin huhuu." Balas Elmeira kepada Melynee.
  " Kalian mah enak cuman bentar doang lah aku yang jadi raja entar malu banget karena dialognya banyak " Seru Aksa jengkel.
   "HAHAHAHHA kasian banget. Yang sabar ya Aksa, beruntungnya dialogku cuman sedikit hehehe" Seru Jevan sambil tertawa cekikikan.
   "Kamu ini enak nya diapain yaa" balas Aksa sambil melotot.
   Lalu kami bertiga pun tertawa terbahak-bahak karena melihat tingkah Aksa. Hingga tibalah saat kelas kami akan tampil. Kami menjalankan semua peran kami masing-masing dengan sangat baik tanpa adanya kendala. Setalah selesai tampil drama kami mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari kakak kelas kami, sungguh saat di posisi tersebut kami merasa sangat bangga pada kelas kami dan kami juga masih tidak menyangka bahwa kami semua dapat mampu melewati segala hal yang terjadi sebelum acara puncak lustrum ini. Sebagai ending dari drama kami, kelas kami pun saling bergandengan tangan untuk merayakan keberhasilan yang sudah kami raih dan kami tersenyum ke arah kamera lalu kami membungkuk untuk mengucapkan tanda terima kasih kepada penonton.