Mohon tunggu...
Jessica Mertavia Agansi
Jessica Mertavia Agansi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

HII.. SWCU19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kearifan Lokal] "Susuk Wangan" Budaya Petani di Kota Tahu

13 Desember 2021   21:56 Diperbarui: 13 Desember 2021   22:04 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pemdeskalensari.com

"Tahu..Tahu..Kota Tahu...." Inilah julukan yang kerap dilontarkan bagi Kota Kediri

Kediri merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, kota ini terletak 130 km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota terbesar ketiga (based on population) di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang.

Tak hanya tentang 'Tahu' Kediri juga tidak kalah dengan potensi pertaniannya. Produktivitas hasil pertanian terus mengalami kenaikan sesuai dengan target yang ditetapkan. Keberhasilan ini didukung oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Kediri dengan melakukan intensifikasi pengamatan dan pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT), pembangunan jaringan irigasi, sumur bor dan masih banyak lagi.

Tahukah sobat kompasiana, ternyata dibalik tingginya produktivitas hasil pertanian di Kota Kediri ada satu hal unik yang kerap dilakukan oleh para petani disana?

"Susuk Wangan" merupakan bentuk kearifan lokal para petani di Kota Kediri dalam mengolah lahan pertaniannya dengan cara membersihkan selokan dan saluran irigasi disekitar lahan pertanian mereka. Unik bukan?

Budaya ini dilakukan serentak oleh para petani menjelang musim kemarau supaya ketersediaan air untuk lahan mereka terpenuhi dengan baik.     

Aspek sosial budaya (people)

Jika ditinjau dari aspek sosial budaya, budaya ini terus di lestarikan dan diterima oleh masyarakat setempat hingga sekarang. Budaya Susuk Wangan ini dilakukan bersama-sama oleh seluruh petani di daerah setempat sehingga dapat mempererat hubungan sosial antar petani dan masyarakat. Budaya ini juga mengajarkan agar setiap masyarakat dan para petani saling bahu membahu dan bergtong-royong

Aspek Ekonomi (profit)

Tanpa kita sadari budaya ini juga dapat meningkatkan ekonomi petani  karena, ketika petani saling bergotong-royong dan bahu membahu mereka dapat saling membantu ketika ada lahan petani yang kesusahan atau bahkan ketika ada masyarakat setempat yang ikut ambil dalam kegiatan tersebut, masyarakat setempat terkadang juga memesan komoditas tertentu untuk dibeli jika sudah bisa dipanen, sehingga pendapatan petani meningkat.

Aspek lingkungan (Planet)

Melihat aspek lingkungan, tentunya dalam budaya Susuk Wangan sangat mendukung kesehatan lingkungan mengingat budaya ini bertujuan untuk membersihkan selokan dan saluran-saluran irigasi agar tidak menghambat air yang mengalir ke lahan pertanian. Bahkan hal ini juga akan sangat menguntungkan ketika musim penghujan tidak akan terjadi banjir di daerah tersebut.

Tahukah sobat kompasiana bahwa budaya  Susuk Wangan ternyata sangat mendukung Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture)?

Pertanian berkelanjutan adalah sistem pertanian yang harus memelihara ekosistem yang sehat dan mendukung pengelolaan lahan, air dan sumber daya alam yang berkelanjutan, sambil memastikan ketahanan pangan dunia. Agar berkelanjutan, pertanian harus memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan mendatang akan produk dan layananya, sambil memastikan keuntungan, kesehatan lingkungan dan kesetaraan sosial dan ekonomi.

Jika dilihat dari pernyataan diatas budaya Susuk Wangan yang masih dilestarikan oleh petani Kediri sangat mendukung pertanian berkelanjutan. Budaya ini tidak hanya menguntungkan keberlanjutan lahan petani tetapi juga  menjaga kesehatan lingkungan. Sehingga masyarakat perlu untuk terus menjaga kearifan lokal oleh petani Kota Kediri yaitu 'Susuk Wangan'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun