Mohon tunggu...
Jessica Abigail Haryadi
Jessica Abigail Haryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Peran Akuntan Hijau Melalui Akuntansi Karbon dalam Menangani Isu Perubahan Iklim

16 April 2022   10:30 Diperbarui: 16 April 2022   15:08 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Daily FT

Akuntan hijau adalah akuntan yang melakukan praktik akuntansi hijau. Prof. Dr. Andreas Lako dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Hijau (2018:99), mendefinisikan akuntansi hijau sebagai:

“Suatu proses pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan, peringkasan, pelaporan, dan pengungkapan secara terintegrasi terhadap objek, transaksi, atau peristiwa keuangan, sosial, dan lingkungan dalam proses akuntansi agar menghasilkan informasi akuntansi keuangan, sosial, dan lingkungan yang utuh, terpadu, dan relevan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan ekonomi dan non-ekonomi.”

Berdasarkan definisi di atas, ruang lingkup akuntansi saat ini tidak lagi terbatas pada perihal keuangan semata, tetapi meliputi juga perihal sosial dan lingkungan. Integrasi dari akuntansi keuangan, sosial, dan lingkungan itulah yang kemudian diberi nama akuntansi hijau.

Di masa sekarang ini, ketika emisi gas rumah kaca menjadi isu prioritas di tanah air, akuntan hijau ikut ambil bagian dalam menanganinya. Akuntan hijau mempraktikan akuntansi hijau dengan menggunakan teknik akuntansi karbon untuk mengkuantifisir emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh suatu organisasi. 

Sehingga organisasi tersebut dapat melihat dan memahami dampak iklim yang ditimbulkan dari operasi mereka, lalu tersadarkan dan mengambil keputusan untuk mulai membatasi atau bahkan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka.

 Melalui akuntansi karbon, akuntan hijau menghitung jejak karbon, di mana berbagai macam emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metana, dan hidrofluorokarbon yang dihasilkan dari suatu peristiwa atau organisasi selama setahun, ditotalkan dan dikonversi ke dalam satuan karbon dioksida ekuivalen (CO2e). 

Dengan demikian harga yang harus dibayar untuk setiap emisi gas rumah kaca yang dihasilkan memungkinkan untuk ditetapkan. Akuntansi karbon dan perhitungan jejak karbon dapat diaplikasikan pada berbagai level, mulai dari level nasional, level organisasi, bahkan sampai ke level produk sekalipun.

Level Nasional

Pada level nasional, akuntansi karbon memungkinkan sebuah negara untuk mengukur dan memantau perubahan emisi gas rumah kaca yang dilepas ke atmosfer dari tahun ke tahun di negaranya. 

Di Indonesia sendiri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutanan dengan bantuan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional tengah mengembangkan Sistem Penghitungan Karbon Nasional Indonesia (Indonesian National Carbon Accounting System). 

Sistem ini dirancang sebagai sistem perhitungan emisi gas rumah kaca terintegrasi yang mendukung pengukuran, pelaporan dan verifikasi untuk sektor berbasis lahan, dan juga kegiatan pengurangan atau penghindaran emisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun