Mohon tunggu...
Cecilia Eufrasia Jessica
Cecilia Eufrasia Jessica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya senang mempelajari hal-hal baru untuk menambah wawasan dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Jurnalisme Masa Depan dan Masa Kini di Indonesia

22 Oktober 2023   17:00 Diperbarui: 22 Oktober 2023   17:00 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalisme dimulai dengan bentuk konvensional seperti yang kita ketahui melalui sebuah media koran yang memuat dengan berbagai berita ada dalam sebuah kertas koran dan dapat dibeli melalui langgangan koran maupun membelinya di pinggir jalan. Berkembannya era yang ada menghadirkan pula perkembangan teknologi yang ada dan sekarang ini dapat menghadirkan jurnalisme baru yaitu multimedia journalism melalui kehadiran internet. 

Jurnalisme multimedia adalah sebuah bentuk jurnalisme yang menggabungkan berbagai bentuk media seperti teks, audio, video, dan grafik dalam menceritakan sebuah cerita atau melaporkan sebuah berita yang akan didistribusikan di berbagai platform yang ada melalui website, media sosial (Instagram, Youtube, Twitter), dan melalui perangkat seluler. Hal ini muncul karena hasil dari sebuah perubahan media modern yang memiliki tuntutan audiens dalam jurnalisme sehingga dibutuhkannya platform komunikasi yang menarik dan dapat mempertahankan perhatian dengan tetap menghormati nuansa dan kompleksitas pada sebuah berita. 

Tuntutan audiens dari perubahan media modern pada jurnalisme muncul karena generasi Z dan strawberry generation lebih menyukai sebuah konten yang ringan dan menarik dengan visual yang lebih banyak dibandingkan tulisan sehingga adanya kebijakan storytelling pada berita jurnalistik. Oleh karena itu, jurnalis dituntun untuk memiliki skills yang lebih banyak tidak hanya menulis dan memberitakan berita saja tetapi juga harus memiliki kemampuan membuat konten, merekam konten, dan mengedit konten. 

Gambar VIK Kompas. Sumber: VIKKompas.com
Gambar VIK Kompas. Sumber: VIKKompas.com

Contoh nya seperti pada Visual Interaktif Kompas (VIK) yang menampilkan jurnalistik modern yang menghadirkan visual yang sangat menarik dan memanjakan mata, audio suara yang mendukung visual supaya terasa lebih nyata, dan menghadirkan storytelling yang menarik untuk dibaca tetapi masih menggunakan prinsip jurnalistik dalam memberitakan sebuah informasi melalui bentuk yang lebih ringan untuk pembaca dan khalayak. https://vik.kompas.com/punan-batu-pengetahuan-yang-menumbuhkan-harapan/

Bagaimana Tantangan yang ada pada Jurnalisme Multimedia masa kini dan masa depan? Terdapat tiga tantangan yang akan dihadapi oleh jurnalisme pada masa kini dan masa depan yaitu AI atau Artificial Intelligence, Safety Jurnalism, News Avoidance, dan Siapapun dapat menjadi jurnalis di masa depan. 

Artificial Intelligence dilansir dari Kompas.com adalah kecerdasan buatan yang memiliki kekuatan komputer atau robot dan dikendalikan oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia dengan kecerdasannya. Pada jurnalistik sudah mulai diberlakukannya AI untuk menjadi news anchor yang biasanya dilakukan oleh manusia seperti pada inews media group yang memberitakan mengenai keindahan Bahari Kepulauan Raja Ampat sebagai destinasi yang dapat dikunjungi untuk berwisata. 


Selain menjadi news anchor dalam sebuah berita, AI juga memiliki sebuah portal berita yang semua beritanya ditulis oleh AI. https://newsgpt.ai 

Meskipun AI dapat digunakan dalam tugas seperti mentranskrip wawancara, menyaring komentar pembaca, tetapi AI tetap memiliki kekurangan dibandingkan dengan jurnalis manusia karena AI tidak mempunyai kemampuan analisis dan intusiasi pada persoalan moral dan etika yang ada di sebuah negara dan masyarakat, tidak adanya emosi, humor, dan skeptisisme yang menandakan bahwa AI hanya sebuah robot, dan berita yang dihasilkan oleh AI bisa salah karena tidak adanya verifikasi dan pengeditan sebelum disebarkan kepada masyarkat. 

Berita yang dihasilkan oleh AI juga tidak mendalam dan tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya, meskipun AI dapat membantu tugas jurnalis dalam membantu transkrip, membuatkan berita kronologi, mempercepat waktu seorang jurnalis tetapi hal ini juga dapat menjadi pisau bermata dua karena melemahkan jurnalis untuk mengasah kemampuannya dalam menuliskan sebuah berita dan mendapatkan informasi. 

Tantangan yang kedua adalah safety jurnalism. Indonesia masih memiliki banyak kasus mengenai safety jurnalism terbukti melalui data yang diambil dari AJI atau Aliansi Jurnalis Independen 

Gambar Kekerasan yang Terjadi Tahun 2023        Sumber: Aliansi Jurnalis Independen
Gambar Kekerasan yang Terjadi Tahun 2023        Sumber: Aliansi Jurnalis Independen

Banyaknya kekerasan yang terjadi kepada jurnalis menjadi sebuah tantangan karena masih banyaknya kekerasan fisik, pengusiran atau pelarangan peliputan, ancaman atau teror yang dapat berupa doxing, perusakan alat dan atau/ hasil data peliputan, serta pelecehan yang terjadi kepada jurnalis perempuan dan pelakunya sendiri dari berbagai kalangan yang ada seperti polisi, massa, hingga orang yang tidak dikenal. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan dan hal yang darurat untuk jurnalis dalam menjalankan tugas mereka untuk menyebarkan informasi dan kebenaran kepada masyarakat. 

Tantangan ketiga adalah news avoidance posisi seseorang tidak mau membaca berita. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya banjir informasi melalui internet sehingga orang menghindari berita, kehadiran content creator pada berbagai platform yang menyediakan konten yang menarik karena menggunakan visual, audio, serta video sehingga orang-orang lebih senang menonton konten mereka. Platform yang digunakan para content creator adalah seperti tiktok dan instagram yang menarik para generasi Z dan strawberry generation. Oleh karena itu, para portal berita dan stasiun berita besar harus beradaptasi dan menarik para content creator untuk bekerjasama dalam memberitakan informasi berita kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak menghindari berita yang ada. 

Tantangan yang keempat adalah siapapun dapat menajadi jurnalis. Menurut Widodo (2020), jurnalisme terus bergerak sesuai zaman sehingga jurnalisme masa kini dan masa depan bergerak ke model horizontal transaksional yang audiensnya tidak lagi pasif tetapi aktif. Audiens dapat mengkonsumsi berita sekaligus menjadi pembuat berita. Hal ini menjadi tantangan karena seseorang dapat menjadi jurnalis tanpa perlu mempelajari bagaimana menjadi jurnalis yang baik melalui sekolah, dan siapapun bisa melalui platform yang terbuka lebar kepada siapapun dan masyarakat sekarang menyukai platform tersebut karena kemudahan informasi yang didapat dan lebih fleksibel dan terasa menyenangkan untuk dilihat dan ditonton oleh masyarakat. 

Daftar Pustaka: 

https://advokasi.aji.or.id

https://newsgpt.ai 

https://vik.kompas.com/punan-batu-pengetahuan-yang-menumbuhkan-harapan/ 

Zaenuddin, Muhammad. (2023, 31 Januari). Apa Itu Artificial Intelligence? Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya. Kompas.com. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/31/120100965/apa-itu-artificial-intelligence-pengertian-manfaat-dan-penerapannya?page=all 

Widodo, Y. (2020). Buku Ajar Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun