Selain menjadi kudapan kecil, ternyata dimsum juga bermakna besar. Masyarakat telah menganggap kudapan mungil itu sebagai makanan penyentuh hati karena dim sum bisa membuat mereka berkumpul bersama teman-teman dan keluarga untuk menciptakan suasana yang hangat. Dengan menyantap dimsum, mereka dapat merasakan esensi dari berbagi makanan dan hidup berbahagia. Mungkin karena itu pula, dim sum hanya disajikan sebanyak tiga buah untuk bisa disantap bersama-sama.
Selain untuk menghindari kepercayaan yang mengatakan bahwa angka empat adalah bentuk dari kesialan, angka tiga sendiri bisa melambangkan anggota keluarga secara umum, di mana terdapat 1 ayah, 1 ibu, dan 1 anak. Sehingga, dalam setiap porsinya, dim sum mencerminkan arti keluarga dan kebersamaan.
Tidak ada salahnya juga bila ingin memesan dim sum dalam porsi banyak untuk sekali santap, tetapi makna dan kisah tersebutlah yang ujung-ujungnya tetap membuat dim sum yang kita pesan disajikan dalam bamboo steamer yang berbeda-beda dalam porsi kecil alih-alih menggunakan piring raksasa untuk menampung semuanya sekaligus.
Usai mempelajari makna penting tersebut, saya kembali teringat akan seseorang di meja seberang. Meski beliau mengaku sangat lapar dan kerap menyuarakan kalimat hiperbolisnya bahwa ia sanggup melahap puluhan dim sum, ketika makanan-makanan tersebut disajikan oleh pramusaji restoran, beliau dengan senang hati meletakkannya di tengah meja agar rekan-rekan yang duduk di seberangnya juga dapat menikmati.
Mengingat kembali bahwa setiap masakan ternyata memiliki cerita unik dan maknanya sendiri—termasuk dim sum mungil nan menggiurkan yang tersaji kala itu—saya harap, beliau yang menempati meja seberang juga bisa segera mendapatkan jawaban dari pertanyaannya sore itu.
Ditulis oleh: Jessica Carmelia, Penerima Beasiswa Prestasi STP Trisakti 2022