Mohon tunggu...
Jessica Anjelina Situmorang
Jessica Anjelina Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43222120038 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2-Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

20 November 2024   00:15 Diperbarui: 20 November 2024   18:53 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin seperti ini akan mengedepankan prinsip-prinsip moral dan spiritual dalam setiap kebijakan yang diambil, sehingga organisasi atau lembaga yang mereka pimpin akan memiliki integritas yang tinggi dan dihormati oleh masyarakat.

Dampak Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri di Tengah Globalisasi dan Dunia Modern

Globalisasi dan dunia modern telah membawa perubahan besar dalam banyak aspek kehidupan, termasuk cara kita berpikir, berinteraksi, dan mengambil keputusan.

 Dalam konteks ini, ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram yang berfokus pada pengendalian diri, kesadaran moral, dan integritas, tetap relevan dan sangat penting untuk membentuk pemimpin dan individu yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga berkarakter dan berbudi pekerti. 

Ajaran kebatinan yang mengutamakan pengendalian hawa nafsu, introspeksi, dan kesatuan rasa (manunggaling rasa) dapat membantu mencegah korupsi dan memberikan dasar yang kokoh dalam memimpin diri sendiri serta orang lain dalam dunia yang penuh dengan tantangan ini.

1. Menghadapi Ketamakan dan Konsumerisme Global

Di dunia modern yang sarat dengan globalisasi, ketamakan dan keinginan untuk memiliki lebih banyak barang, status sosial yang lebih tinggi, serta kekuasaan semakin menjadi pendorong utama dalam kehidupan sehari-hari. 

Media sosial, iklan, dan tren gaya hidup mewah memberikan tekanan besar pada individu, yang sering kali merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Dalam konteks ini, korupsi seringkali muncul sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang tidak pernah puas.

Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa ketamakan adalah sumber dari banyak masalah dalam hidup. Prinsip marem (rasa cukup) dan tenteram (ketenangan batin) sangat relevan untuk diadopsi oleh individu maupun pemimpin dalam dunia modern. 

Melalui pengendalian diri dan introspeksi, individu dapat belajar untuk merasa cukup dengan apa yang mereka miliki, dan tidak terjebak dalam dorongan untuk selalu menginginkan lebih, yang pada akhirnya bisa menjerumuskan mereka dalam perilaku korupsi.

Ajaran ini memberikan dasar moral untuk menanggulangi konsumerisme dan materialisme yang mendominasi kehidupan modern. Ketika seseorang memiliki rasa cukup, mereka akan lebih mampu mengatasi godaan untuk memanfaatkan posisi atau kekuasaan demi keuntungan pribadi, yang menjadi akar masalah banyak kasus korupsi.

2. Pengendalian Diri dalam Era Teknologi dan Informasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun