Mohon tunggu...
Jessica Anjelina Situmorang
Jessica Anjelina Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43222120038 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 1 - Integritas Sarjana dan Aplikasi Moral Kantian

14 Oktober 2024   16:18 Diperbarui: 17 Oktober 2024   13:42 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Dalam konteks ini, memperlakukan seseorang dengan hormat berarti mengakui nilai mereka sebagai makhluk rasional yang bebas. Ini menuntut kita untuk tidak pernah memperlakukan orang lain sebagai alat untuk mencapai tujuan kita sendiri, bahkan jika hasilnya menguntungkan bagi kita atau orang lain. Mengabaikan prinsip ini akan merendahkan martabat manusia dan merusak dasar moralitas itu sendiri.

  • Kebebasan dan Otonomi Moral

      Doktrin kedua Kant juga berhubungan erat dengan konsep kebebasan dan otonomi moral. Sebagai makhluk rasional, manusia memiliki kemampuan untuk membuat pilihan yang didasarkan pada alasan dan prinsip moral, bukan hanya dorongan atau insting. Otonomi moral ini berarti bahwa setiap individu memiliki hak untuk menentukan jalannya sendiri dalam kehidupan, berdasarkan prinsip-prinsip yang mereka anggap benar. Ketika kita memperlakukan seseorang sebagai tujuan, kita menghormati kebebasan mereka untuk membuat keputusan moral sendiri. Kita tidak boleh memaksa, menipu, atau memanipulasi mereka untuk bertindak melawan kehendak bebas mereka.

     Contohnya, dalam konteks kerja, seorang manajer yang memanipulasi atau memaksa bawahannya untuk bekerja berlebihan demi keuntungan perusahaan tidak menghormati kebebasan dan martabat mereka. Ini adalah contoh memperlakukan seseorang sebagai sarana. Sebaliknya, manajer yang mendukung karyawan dalam pengembangan pribadi dan profesional mereka, menghargai kontribusi mereka, dan memperlakukan mereka dengan hormat, bertindak sesuai dengan doktrin kedua Kant.

  •   Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari

Doktrin kedua Kant memiliki banyak implikasi dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial. Beberapa contoh konkret di mana prinsip ini dapat diterapkan termasuk dalam hubungan pribadi, pekerjaan, dan masyarakat luas:

  1. Hubungan Pribadi: Dalam hubungan romantis atau persahabatan, seseorang tidak boleh hanya melihat pasangannya sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan pribadi, tetapi sebagai individu yang memiliki nilai dan martabatnya sendiri. Ini berarti menjaga hubungan yang didasarkan pada saling menghormati, bukan manipulasi atau eksploitasi.

  2. Pekerjaan: Dalam dunia bisnis, perusahaan sering kali menghadapi dilema etis tentang bagaimana memperlakukan karyawan dan konsumen. Menghormati karyawan sebagai tujuan berarti memperlakukan mereka dengan adil, memberikan kondisi kerja yang layak, dan mendukung perkembangan mereka sebagai individu. Begitu juga dengan konsumen; memperlakukan mereka sebagai tujuan berarti menyediakan produk dan layanan yang aman dan bermanfaat, bukan hanya memanipulasi mereka untuk keuntungan finansial.

  3. Kebijakan Publik: Dalam pembuatan kebijakan publik, pemerintah dan pembuat kebijakan harus memperhatikan martabat dan hak-hak warga negara. Keputusan yang memprioritaskan keuntungan ekonomi atau efisiensi tanpa memperhatikan dampaknya terhadap individu, seperti penggusuran tanpa kompensasi yang adil, melanggar prinsip memperlakukan manusia sebagai tujuan.

  4. Etika Medis: Doktrin ini juga memiliki dampak besar dalam etika medis. Dalam konteks perawatan kesehatan, pasien harus selalu diperlakukan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai objek penelitian atau sarana untuk menguji obat-obatan baru. Ini berarti menghormati hak pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan mereka sendiri, dan tidak memanipulasi atau memaksa mereka untuk mengikuti prosedur yang tidak mereka setujui.

  • Kritik terhadap Doktrin Kedua Kant

Meskipun doktrin kedua Kant memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam filsafat moral, beberapa kritik telah diajukan terhadapnya. Salah satu kritik utama adalah bahwa prinsip ini mungkin terlalu kaku untuk diterapkan dalam situasi nyata. Dalam beberapa kasus, memperlakukan seseorang sebagai sarana mungkin tidak bisa dihindari, terutama ketika ada konflik antara kepentingan individu yang berbeda. Misalnya, dalam keadaan darurat, seorang dokter mungkin perlu memprioritaskan satu pasien di atas pasien lain, yang secara teknis bisa dilihat sebagai memperlakukan pasien lain sebagai sarana.

Selain itu, kritik lain adalah bahwa doktrin ini mungkin mengabaikan pentingnya konsekuensi dari tindakan. Beberapa filsuf utilitarian, misalnya, berargumen bahwa moralitas harus didasarkan pada hasil yang menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah orang yang paling banyak. Dalam pandangan ini, tindakan yang mengorbankan beberapa individu untuk keuntungan yang lebih besar mungkin dapat dibenarkan, sesuatu yang ditolak oleh Kant karena itu akan melanggar prinsip memperlakukan manusia sebagai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun