Mohon tunggu...
Jessica Anjelina Situmorang
Jessica Anjelina Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43222120038 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 2 - Praktik Stoikisme, Membedakan Antara Fortuna Vs Virtue untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

18 September 2024   15:06 Diperbarui: 18 September 2024   15:11 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul UMB Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

      STOICISME adalah sebuah aliran filsafat kuno yang mengajarkan cara hidup yang tenang, bijaksana, dan bermartabat. Para filsuf Stoa percaya bahwa kebahagiaan sejati bukanlah berasal dari hal-hal materi atau kesenangan duniawi, melainkan dari dalam diri kita sendiri. Konsep utama dalam Stoisisme adalah menerima apa yang tidak dapat kita ubah, fokus pada apa yang berada dalam kendali kita, dan hidup sesuai dengan alam.

Konsep-konsep kunci dalam Stoisisme meliputi Logos (prinsip universal yang mengatur alam semesta), virtues (keutamaan seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri), apatheia (keadaan mental yang bebas dari gangguan emosi yang tidak perlu), dan dikte (tindakan yang sesuai dengan alam).

Penerapan Stoisisme dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, menerima kenyataan, melatih pikiran melalui meditasi dan refleksi diri, serta hidup sederhana. Manfaat dari menerapkan Stoisisme sangatlah banyak, mulai dari meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi stres, hingga meningkatkan produktivitas dan memperkuat hubungan sosial.

      Dalam era yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, mahasiswa sering kali menghadapi berbagai tekanan dalam upaya mereka untuk menjadi sarjana unggul dan profesional yang sukses. Di sinilah filosofi Stoicisme dapat memberikan panduan yang berharga. Stoicisme menawarkan prinsip-prinsip yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan ketahanan mental, fokus, dan karakter yang diperlukan untuk mencapai keunggulan akademis dan profesional.

Karya tulis ini akan mengeksplorasi penerapan Stoicisme dalam konteks pendidikan tinggi, dengan fokus khusus pada pemahaman perbedaan antara Fortuna (hal-hal di luar kendali kita) dan Virtue (kebajikan atau kualitas karakter yang dapat kita kembangkan). Kita akan membahas mengapa Stoicisme penting bagi mahasiswa, mengapa pemahaman tentang Fortuna dan Virtue sangat relevan, serta bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan untuk mencapai kesuksesan akademis dan profesional.

Mengapa Stoicisme Penting bagi Mahasiswa?

     Stoicisme mengajarkan pentingnya pengendalian diri, kebijaksanaan, dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Bagi mahasiswa, yang sering kali menghadapi berbagai tantangan dan tekanan, prinsip-prinsip Stoicisme dapat menjadi panduan yang sangat berharga. Dalam penjelasan ini, saya akan membahas mengapa Stoicisme penting bagi mahasiswa, serta bagaimana penerapannya dapat membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pengendalian Diri dan Emosi

Salah satu ajaran utama Stoicisme adalah pengendalian diri. Stoikisme mengajarkan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Dalam konteks kehidupan mahasiswa, ini sangat relevan. Mahasiswa sering kali menghadapi stres akibat tugas, ujian, dan tekanan sosial. Dengan menerapkan prinsip Stoicisme, mahasiswa dapat belajar untuk tidak membiarkan emosi negatif menguasai mereka. Mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk tetap tenang dan rasional dalam menghadapi situasi sulit .

2. Menghadapi Ketidakpastian dan Kegagalan

Kehidupan mahasiswa penuh dengan ketidakpastian. Tidak jarang, mereka mengalami kegagalan, baik dalam akademik maupun dalam hubungan sosial. Stoicisme mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Dengan memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, mahasiswa dapat mengubah cara pandang mereka terhadap kesulitan. Mereka dapat melihat setiap kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai sesuatu yang harus ditakuti.

3. Kehidupan yang Bermakna

Stoicisme menekankan pentingnya hidup dengan tujuan dan nilai-nilai yang jelas. Mahasiswa sering kali terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan kehilangan arah. Dengan menerapkan prinsip Stoicisme, mereka dapat merenungkan apa yang benar-benar penting bagi mereka dan menetapkan tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Ini tidak hanya membantu mereka dalam mencapai kesuksesan akademik, tetapi juga dalam membangun kehidupan yang lebih bermakna.

4. Resiliensi dan Ketahanan Mental

Salah satu manfaat utama dari Stoicisme adalah pengembangan resiliensi. Mahasiswa yang menerapkan prinsip-prinsip Stoikisme cenderung lebih mampu menghadapi tantangan dan bangkit kembali setelah mengalami kesulitan. Mereka belajar untuk tidak terjebak dalam pikiran negatif dan untuk tetap fokus pada solusi. Dengan cara ini, mereka dapat mengatasi tekanan akademik dan sosial dengan lebih baik.

5. Penerimaan dan Ketidakpastian

Stoicisme mengajarkan pentingnya penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Dalam kehidupan mahasiswa, ada banyak faktor yang berada di luar kendali mereka, seperti kebijakan universitas, kondisi ekonomi, atau bahkan kesehatan. Dengan belajar untuk menerima kenyataan ini, mahasiswa dapat mengurangi kecemasan dan stres yang sering kali muncul akibat ketidakpastian. Mereka dapat lebih fokus pada tindakan yang dapat mereka ambil untuk meningkatkan situasi mereka.

6. Keterhubungan dengan Orang Lain

Stoicisme juga mengajarkan pentingnya hubungan yang sehat dengan orang lain. Mahasiswa sering kali berinteraksi dengan berbagai individu, baik di dalam maupun di luar kampus. Dengan menerapkan prinsip Stoikisme, mereka dapat belajar untuk berempati dan memahami perspektif orang lain. Ini membantu mereka membangun hubungan yang lebih baik dan mengurangi konflik yang tidak perlu.

7. Praktik Refleksi Diri

Salah satu praktik penting dalam Stoicisme adalah refleksi diri. Mahasiswa dapat mengambil waktu setiap hari untuk merenungkan tindakan dan pikiran mereka. Dengan cara ini, mereka dapat mengevaluasi apakah mereka telah hidup sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan mereka. Refleksi diri ini dapat membantu mahasiswa untuk tetap berada di jalur yang benar dan membuat perubahan yang diperlukan dalam hidup mereka.

8. Mengembangkan Kebijaksanaan

Stoicisme mengajarkan bahwa kebijaksanaan adalah salah satu kebajikan utama. Mahasiswa yang menerapkan prinsip Stoikisme dapat belajar untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih bijaksana. Mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan menganalisis situasi dengan lebih baik, yang sangat penting dalam dunia akademik dan profesional.

9. Membangun Karakter yang Kuat

Akhirnya, Stoicisme membantu mahasiswa dalam membangun karakter yang kuat. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Stoikisme, mereka dapat menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, disiplin, dan berintegritas. Karakter yang kuat ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka di masa depan. 

Mengapa Memahami Perbedaan antara Fortuna dan Virtue Penting?

1. Mengelola Ekspektasi dan Kekecewaan

Pemahaman tentang Fortuna (hal-hal di luar kendali kita) membantu mahasiswa untuk tidak terlalu terikat pada hasil yang tidak dapat mereka kendalikan sepenuhnya, seperti nilai ujian atau keputusan penerimaan pekerjaan. Sebaliknya, fokus pada Virtue (kualitas karakter yang dapat dikembangkan) memungkinkan mereka untuk merasa puas dengan usaha terbaik mereka.

2. Mengembangkan Rasa Kendali

Dengan memahami perbedaan antara Fortuna dan Virtue, mahasiswa dapat mengalihkan energi mereka dari hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan ke hal-hal yang dapat mereka pengaruhi. Ini menciptakan rasa kendali yang lebih besar atas hidup mereka dan mengurangi perasaan tidak berdaya.

3. Meningkatkan Resiliensi

Ketika mahasiswa memahami bahwa banyak hal dalam hidup adalah Fortuna, mereka dapat lebih mudah bangkit dari kegagalan atau kekecewaan. Mereka belajar untuk tidak menginternalisasi kegagalan sebagai refleksi dari nilai diri mereka, tetapi sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

4. Fokus pada Pertumbuhan Pribadi

Dengan memusatkan perhatian pada Virtue, mahasiswa dapat terus-menerus bekerja untuk meningkatkan diri mereka sendiri, terlepas dari keadaan eksternal. Ini menciptakan pola pikir pertumbuhan yang sangat berharga dalam pengembangan akademis dan profesional.

Bagaimana Menerapkan Stoicisme dan Pemahaman Fortuna vs Virtue

1. Praktik Refleksi Harian

Mahasiswa dapat memulai dan mengakhiri hari mereka dengan refleksi singkat. Di pagi hari, mereka dapat menetapkan niat untuk fokus pada Virtue mereka, seperti disiplin dalam belajar atau kebaikan terhadap teman sekelas. Di malam hari, mereka dapat merenungkan bagaimana mereka telah menerapkan prinsip-prinsip Stoic sepanjang hari.

2. Mengembangkan "Dichotomy of Control"

Mahasiswa harus belajar untuk membedakan antara hal-hal yang dapat mereka kendalikan (seperti usaha mereka dalam belajar) dan hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan (seperti reaksi orang lain atau hasil ujian). Fokus pada yang pertama akan membantu mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.

3. Praktik "Negative Visualization"

Teknik Stoic ini melibatkan membayangkan skenario terburuk yang mungkin terjadi. Bagi mahasiswa, ini bisa berarti membayangkan gagal dalam ujian atau tidak mendapatkan pekerjaan impian. Tujuannya bukan untuk menciptakan kecemasan, tetapi untuk menghargai apa yang mereka miliki saat ini dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan.

4. Mengembangkan Kebajikan Stoic

Mahasiswa dapat fokus pada pengembangan empat kebajikan utama Stoic:

  • Kebijaksanaan: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka.
  • Keadilan: Memperlakukan orang lain dengan adil dan hormat.
  • Keberanian: Menghadapi tantangan akademis dan personal dengan tekad.
  • Pengendalian Diri: Mengelola emosi dan impuls mereka, terutama dalam situasi stres.

5. Menerapkan "Amor Fati"

Konsep Stoic ini, yang berarti "mencintai takdir", dapat membantu mahasiswa untuk menerima dan bahkan merangkul tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh. Ketika menghadapi kesulitan, mereka dapat bertanya, "Apa yang bisa saya pelajari dari situasi ini?"

6. Praktik Gratitude

Mahasiswa dapat membuat jurnal gratitude, mencatat hal-hal positif dalam hidup mereka setiap hari. Ini membantu mengalihkan fokus dari Fortuna yang negatif ke aspek-aspek positif yang mungkin sering diabaikan.

7. Mengembangkan Perspektif Kosmik

Stoicisme mengajarkan untuk melihat diri kita sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Mahasiswa dapat mempraktikkan ini dengan merenungkan peran mereka dalam komunitas kampus, masyarakat, dan dunia secara keseluruhan. Ini dapat membantu mereka melihat tantangan pribadi dalam perspektif yang lebih luas.

8. Menerapkan Prinsip "Memulai dengan Akhir dalam Pikiran"

Mahasiswa dapat menetapkan tujuan jangka panjang dan kemudian bekerja mundur untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya. Ini membantu mereka tetap fokus pada Virtue yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.

9. Praktik Mindfulness

Meditasi mindfulness dapat membantu mahasiswa menjadi lebih sadar akan pikiran dan emosi mereka, memungkinkan mereka untuk merespons situasi dengan lebih bijaksana daripada bereaksi secara impulsif.

10. Belajar dari Tokoh Stoic

Mahasiswa dapat membaca tulisan-tulisan tokoh Stoic seperti Marcus Aurelius, Seneca, atau Epictetus. Mereka dapat merefleksikan bagaimana prinsip-prinsip yangdiajarkan oleh para filsuf ini dapat diterapkan dalam konteks modern mereka.

Kesimpulan

Menurut saya penerapan prinsip-prinsip Stoicisme dan pemahaman yang mendalam tentang perbedaan antara Fortuna dan Virtue dapat menjadi alat yang sangat berharga bagi mahasiswa dalam perjalanan mereka menuju menjadi sarjana yang unggul dan profesional yang sukses.

Dengan fokus pada pengembangan karakter, ketahanan mental, dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan, mahasiswa dapat tidak hanya mencapai keunggulan akademis tetapi juga mempersiapkan diri untuk sukses jangka panjang dalam karier dan kehidupan mereka.

Stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada pencapaian eksternal atau keberuntungan, tetapi pada kultivasi kebajikan internal dan karakter yang kuat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, mahasiswa dapat mengembangkan fondasi yang kokoh untuk kesuksesan yang berkelanjutan, tidak hanya dalam akademik tetapi juga dalam kehidupan profesional dan personal mereka di masa depan.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, filosofi Stoic menawarkan panduan yang berharga untuk navigasi melalui ketidakpastian dengan ketenangan, kebijaksanaan, dan integritas. 

Bagi mahasiswa yang bercita-cita menjadi sarjana unggul dan profesional yang sukses, penerapan Stoicisme dan pemahaman tentang Fortuna dan Virtue bukan hanya alat untuk mencapai tujuan akademis, tetapi juga kompas moral dan filosofis untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berdampak positif.

Daftar Pustaka

  • Holiday, R., & Hanselman, S. (2016). The Daily Stoic: 366 Meditations on Wisdom, Perseverance, and the Art of Living. Portfolio.

  • Irvine, W. B. (2008). A Guide to the Good Life: The Ancient Art of Stoic Joy. Oxford University Press.

  • Pigliucci, M. (2017). How to Be a Stoic: Using Ancient Philosophy to Live a Modern Life. Basic Books.

  • Robertson, D. (2018). Stoicism and the Art of Happiness: Practical Wisdom for Everyday Life. Teach Yourself.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun