Pandemi COVID-19 berdampak pada banyak sekali orang melalui berbagai aspek dalam kehidupan, salah satunya pada aspek kesehatan mental. Â Terdapat 5 masalah kesehatan yang paling sering terjadi di masa pandemi Covid-19.
Apakah kamu merasa bahwa pandemi mengubah kesehatan mental kamu? Jika iya, ini artikel yang cocok untuk kamu.Â
Berdasarkan pengalaman saya pribadi, selama pandemi Covid-19 ini membuat saya sering sekali mendengar orang menyerukan dirinya mengalami masalah kesehatan mental. Entah itu hanya sebagai bahan lelucon, atau memang sungguh dialami, namun salah satu psikoterapis, Carrie Mead memvalidasi hal tersebut.Â
Carrie Mead menyatakan ia  menerima lebih banyak client yang mengidap gangguan kecemasan selama satu tahun belakangan ini. Ia pun menyebut tak hanya anxiety disorder yang meningkat, namun terdapat beberapa penyakit kesehatan lain yang ramai pengidap selama pandemi Covid-19 ini.
5 Masalah Kesehatan Mental Paling Umum Dialami Ketika Pandemi Covid-19
Pertama, kesedihan. Seringnya diterpa kabar buruk tentang orang sekitar yang meninggal setiap hari membuat kita seringkali merasa sedih. Solusi dari itu adalah jangan pernah menahan emosi yang kamu rasakan. Merasa sedih itu manusiawi.
Jika kamu merasa sedih karena kehilangan orang terkasih, sadarilah bahwa kamu memang butuh proses untuk merasa baik-baik saja. Pahami bahwa tidak ada seorang pun yang baik-baik saja ketika ditinggalkan orang tersayang.
Kedua, terasing dan kesepian. Jika pandemi Covid-19 ini membuatmu merasa terasing dan jauh dari dunia luar, kamu tidak sendiri. Kelly O'Sullvian seorang terapis, mengakui bahwa selama pandemi ini terdapat lebih banyak orang yang merasa kesepian dan terasing dibanding sebelumnya karena tiap individu pada dasarnya memang membutuhkan koneksi dengan dunia luar dalam waktu lama.
Saran yang dapat dilakukan jika kamu merasa terasing dan kesepian adalah hubungi orang-orang terdekatmu selama paling tidak 10 menit setiap hari. Itu akan membuatmu merasa bahwa kamu tidak benar-benar sendiri.Â
Ketiga, depresi dan anxiety. Pandemi ini membuat kita merasa segalanya menjadi tidak pasti, bukan? Bahkan belum ada yang dapat memastikan kapan kita selesai hidup berdampingan dengan Covid-19. Sehingga sangat lazim jika kita mengalami gejala depresi dan anxiety.Â
Hal terpenting dari ini adalah cara kamu mengatasinya. Kamu dapat mengatasi dengan meditasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Keempat, kendali yang minim. Pandemi ini memang membuat kita kehilangan kendali emosional yang baik. Kita kesulitan dalam mengatur perasaan dan emosi yang kamu hadapi. Holly Schiff, seorang psikolog klinis menyarankan agar kamu dapat melakukan olahraga, makan dan tidur yang teratur supaya dapat mengendalikan emosi dan perasaan lebih baik.
Terakhir, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD ini merupakan gangguan psikologi yang dialami seseorang usai mengalami atau melihat kejadian mengejutkan, menakutkan, atau berbahaya (Rahayu, 2021).
Pandemi Covid-19 ini membuat banyak dari kita merasa takut dan terkejut dan pasti menimbulkan trauma. Di mana tidak seorang pun ingin kembali merasakan masa-masa seperti ini. Dilansir dari Hellosehat.com, pandemi Covid-19 memang memiliki potensi meningkatkan stress dan kecemasan. Dua hal tersebut lazim terjadi karena selama pandemi orang memiliki ketakutan akan terinfeksi juga setiap orang mengalami ketidakpastian baik secara sosial dan ekonomi.
Namun siapa saja yang berpotensi mengalami PTSD setelah pandemi?
Terdapat 4 kelompok orang yang paling berpotensi alami ini diantaranya:
1. Pasien yang sembuh dari Covid-19
Walau pasien sudah sembuh, ingatan akan bagaimana rasanya ada di ambang batas antara hidup dan mati pada ruang ICU akan tetap terkenang dan hal itu bisa memicu trauma bahkan setelah sembuh.Â
2. Petugas medis garda depan penanganan Covid-19
Seperti yang kita ketahui bahwa petugas medis merupakan garda depan penanganan Covid-19. Mereka lah yang tiap harinya melihat orang kesakitan, bahkan meninggal. Seringnya terterpa keadaan yang demikian membuat petugas medis berpotensi alami PTSD.
3. Orang yang terpukul secara finansial
Pandemi Covid-19 membuat banyak orang kehilangan sumber mencari nafkah. Sehingga orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Mereka yang kehilangan pekerjaan, juga kesulitan ekonomi akan merasa depresi dan hal tersebut dapat memicu munculnya risiko PTSD.
4. Mereka yang keluarganya meninggal karena Covid-19
Kehilangan orang tersayang khususnya keluarga dan tidak dapat berada di sisi mereka pada saat-saat terakhirnya adalah hal yang sangat memilukan. Itu yang dialami mereka yang kehilangan keluarga karena COVID-19, dan itu dapat memicu risiko PTSD.
Demikian yang dapat saya sampaikan, terima kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H