Baca juga : Alasan Orang Kristen Tidak Bisa Kerasukan Hantu
Penderitaan yang di alami Ayub ini merupakan penderitaan yang dipakai Allah untuk membawanya kepada keadaan demi menaati Allah saja, dan bukan karena Ayub bersalah di mata Allah tetapi dapat menjadi sarana baginya untuk memiliki hidup yang sepenuh hati kepada Allah.[2]
Maka di dalam kehidupan orang Kristen kita dapat melihat Allah yang berdaulat dalam segala sesuatu dan Ia memakai kejadian penderitaan dan duka yang terjadi untuk tujuan mulia-Nya.
Ketiga, penderitaan sebagai contoh teladan Kristus bagi umat-Nya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan orang Kristen menderita karena Kristus juga menderita ketika Dia hidup di dunia ini.Â
Penulis Kristen bernama George Mac Donald mengatakan seperti ini "Anak Allah menderita sampai mati, bukan agar manusia nantinya tidak lagi menderita, tapi agar manusia bisa menderita seperti Dia".[3]
Yesus ialah Allah yang mengambil rupa menjadi manusia dan rela menderita hingga mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, dan karena ketaatan-Nya manusia dapat bebas dari belenggu dosa dan kita dapat bersandar pada Yesus selama kita hidup sebagai satu-satunya Juruselamat memperoleh hidup kekal. Penderitaan yang Yesus alami memanggil setiap orang Kristen untuk menderita bagi kemuliaan-Nya.Â
Baca juga : Rencana Allah bagi Orang Kristen Bukan Yahudi (Ulasan Eksegetis atas Efesus 2:1-10)
Seperti dalam 1 Petrus 1:15 "Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu. Kita dipanggil untuk menyesuaikan dengan gambar Yesus Kristus.
Kesimpulannya adalah penderitaan apabila di pandang secara benar yaitu Allah turut bekerja dalam segala sesuatu di dunia ini termasuk penderitaan sehingga di harapkan orang Kristen dapat berjuang menghadapi penderitaan. Sebab Allah senantiasa hadir bersama-sama dengan umat-Nya.
Bibliografi:
- Currid, John. Mengapa Aku Menderita: Penderitaan dan Kedaulatan Allah. Bandung: Visi Anugerah Indonesia, 2009.
- Keller, Timothy. Walking With God Through Pain and Suffering. Surabaya: Literatur Perkantas Jatim, 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H