Mohon tunggu...
Jesica Amy
Jesica Amy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi sebagai mahasiswa

Bukan orang yang sempurna. Cuma manusia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi dan Kehidupan Menurut Teori Arthur Schopenhauer

9 Januari 2024   10:39 Diperbarui: 9 Januari 2024   10:59 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Schopenhauer adalah salah satu kontribusi paling signifikan dalam sejarah filsafat, yang memberikan wawasan unik tentang kehidupan manusia dan alam semesta. Arthur Schopenhauer, seorang filsuf Jerman abad ke-19, menawarkan pandangan yang mencakup aspek-aspek psikologis, etis, estetika, dan metafisika. Artikel ini akan menjelaskan inti dari pemikiran Schopenhauer dan relevansinya dengan kehidupan manusia.

Schopenhauer memandang kehidupan sebagai gejala yang penuh penderitaan, dengan penderitaan yang menjadi bagian tak terhindarkan dari eksistensi manusia. Ia berpendapat bahwa motif dasar dalam kehidupan adalah keinginan yang tidak terpuaskan, yang selalu mendorong manusia untuk mencari kepuasan dan kebahagiaan. Namun, menurut Schopenhauer, kebahagiaan hanya bersifat sementara dan tidak dapat memuaskan keinginan secara keseluruhan.

Schopenhauer juga mengkritik rasionalitas manusia. Baginya, kesadaran dan pemikiran manusia hanyalah kejadian sekunder yang terjadi sebagai hasil dari kehendak tersebut. Ia berpendapat bahwa kehendak ini mendasari semua bentuk kehidupan dan tidak terbatas pada manusia saja.

Salah satu teori yang paling terkenal dari Schopenhauer adalah teorinya mengenai "kehendak". Schopenhauer menganggap bahwa kehendak adalah kekuatan yang mendasari alam semesta, yang menggerakkan segala sesuatu dan menjadi sumber dari segala kehidupan. Menurutnya, kehendak ini tidak dapat diredam dan terus mendorong manusia ke dalam keinginan dan penderitaan.

Schopenhauer percaya bahwa keinginan tak berujung akan selalu mendatangkan penderitaan, dan satu-satunya cara untuk mengatasi penderitaan adalah dengan mengendalikan kehendak itu sendiri. Ia menyatakan bahwa melalui pengendalian diri dan penolakan akan keinginan yang tak terpenuhi, manusia dapat mencapai "nirwana", keadaan ketika keinginan-keinginan tersebut tidak lagi memiliki pengaruh pada kita.

Teori Kehendak:

Landasan utama pemikiran Schopenhauer adalah konsep "kehendak" (the will). Menurutnya, dunia yang tampak merupakan manifestasi dari kehendak ini, yang menjadi sumber penderitaan manusia. Kehendak berada dalam diri setiap individu dan mendorong mereka untuk mencari kepuasan melalui berbagai cara, seperti kekayaan, cinta, kekuatan, dan pengetahuan. Namun, kepuasan ini hanya bersifat sementara dan diikuti oleh kekecewaan.

Kesadaran dan Kebangkitan:

Schopenhauer percaya bahwa penyadaran akan sifat kehendak ini adalah kunci untuk mengatasi penderitaan. Melalui kebijaksanaan, refleksi, dan pengendalian diri, manusia dapat mencapai "kebangkitan" (awakening) dan melepaskan diri dari belenggu keinginan tak terpuaskan. Kebangkitan ini melahirkan kesadaran akan persatuan universal dan hubungan saling terkait antara semua bentuk kehidupan.

Pengaruh pada Estetika:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun