Mohon tunggu...
Jesica Amy
Jesica Amy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi sebagai mahasiswa

Bukan orang yang sempurna. Cuma manusia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebuah Proses yang Dilalui untuk Menemukan Jati Diri yang Sebenarnya

16 November 2023   23:09 Diperbarui: 16 November 2023   23:24 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perjalanan hidup ini, banyak dari kita mencari arti sejati dari keberadaan dan menemukan jati diri yang sesungguhnya. Mungkin ada saat-saat ketika kita merasa seperti hilang dalam kebingungan dan keterpurukan, yang berdampak pada kebahagiaan dan kepuasan hidup kita.

Setiap individu berhak untuk menemukan jati diri kita, atau siapa kita sebenarnya dan apa yang menjadi tujuan hidup kita. Menemukan jati diri itu penting, karena hal ini akan menjadi kunci kebahagiaan, kepuasan, dan kesuksesan dalam hidup.

Menemukan jati diri bukanlah tugas yang mudah. Dalam perjalanan hidup, seringkali kita terpengaruh oleh lingkungan, nilai-nilai sosial, dan harapan orang lain. Terkadang, kita mengejar apa yang orang lain anggap sebagai kesuksesan atau kebahagiaan tanpa benar-benar mempertimbangkan apa yang kita inginkan atau apa yang membuat kita bahagia.

Seperti contoh: orang tua yang suka sekali membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain, suka sekali meremehkan kemampuan yang dimiliki anaknya sendiri. "kamu lihat anak teman mama, dia sangat pintar dalam akademik, selalu juara 1 dikelasnya, kalau kamu emang bisa apa?" "jadi anak itu minimal harus jago dalam akademik, jangan yang non akademik ditekuni, emangnya kalau besar bisa jadi apa kalau gak pandai dalam hal akademik?" "kemampuan non akademik mu ya segitu-gitu aja, gak ada yang meningkat!" "cita-cita itu yang bagus dong, jangan kerjanya cuman pengen jadi seniman" "masa segitu doang gak bisa sih."

Kita mungkin merasa tidak yakin tentang siapa kita sebenarnya, apa yang kita inginkan, dan bagaimana kita harus hidup. Kita mungkin mengalami perasaan cemas, stres, atau bahkan depresi karena tidak dapat mencapai kejelasan tentang identitas dan peran kita.

Namun, menemukan jati diri adalah proses yang penting untuk mendapatkan kehidupan yang autentik dan penuh makna. Ketika kita tahu siapa kita sebenarnya, kita memiliki kejelasan dalam mengambil keputusan dan mengikuti tujuan hidup kita sendiri.

Menemukan jati diri membutuhkan waktu dan usaha untuk menjaga keseimbangan antara eksplorasi diri dan penemuan apa yang membuat kita bahagia dan penuh arti. Tidak jarang, proses ini juga melibatkan melampaui ekspektasi dan tuntutan masyarakat yang sering kali mempengaruhi pandangan kita tentang siapa kita seharusnya.

Beberapa proses dalam menemukan jati diri:

1. Penindasan dari Masyarakat:

Banyak individu dipengaruhi oleh norma-norma dan ekspektasi masyarakat dalam menentukan siapa mereka seharusnya. Budaya, keluarga, dan lingkungan sosial dapat mengharuskan kita untuk menjalani peran tertentu yang tidak selalu sesuai dengan identitas asli kita. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kebingungan dan ketidakpuasan dengan diri sendiri.

2. Tuntutan Kehidupan Modern:

Dalam masyarakat yang semakin cepat dan sibuk, seringkali kita terpaku pada kebutuhan praktis sehari-hari dan kehidupan yang berorientasi pada pencapaian materi. Karena itu, 

kita cenderung mengabaikan kebutuhan emosional dan spiritual kita. Kehilangan keseimbangan ini dapat mengganggu proses penemuan jati diri yang sesungguhnya.

3. Masa Remaja dan Identitas:

Masa remaja merupakan tahap penting dalam menemukan jati diri. Mereka mulai mencoba berbagai peran dan berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Pada tahap ini, beberapa individu dapat terjerumus dalam eksperimen negatif seperti penyalahgunaan zat, seks bebas, atau perilaku merugikan lainnya. Hal ini dapat menyebabkan konflik internal dan kesulitan menemukan identitas asli mereka.

4. Pencarian Signifikansi dan Hikmah Hidup:

Seiring bertambahnya usia, banyak orang mulai mencari makna dan tujuan hidup yang lebih dalam. Mereka merenungkan peran mereka di dunia ini dan apa yang akan mereka tinggalkan sebagai warisan mereka. Terkadang, pencarian ini bisa menjadi lama dan rumit, terutama jika individu merasa terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang monoton.

5. Mengatasi Rasa Takut dan Ketakutan:

Pergantian jalan hidup dan menjelajahi jati diri yang sejati juga seringkali dihambat oleh rasa takut dan ketakutan. Mungkin ada kekhawatiran tentang bagaimana orang lain akan merespon perubahan dalam diri kita atau ketakutan merasa kehilangan hubungan dan kenyamanan yang saat ini kita miliki. Mengatasi rasa takut ini bisa menjadi tantangan besar dan mengakibatkan individu tetap terpaku dalam peran yang tidak memadai.

Dalam judul yang saya angkat berkesinambungan dengan teori Psikososial oleh Erik Erikson yaitu pada Tahapan Identitas & Kebingungan Peran (12-19 tahun).

Tahap identitas dan kebingungan peran adalah fase yang terjadi dalam perkembangan psikososial seseorang. Dalam tahap ini, individu mencoba untuk mencari identitas mereka sendiri dan memahami peran mereka dalam masyarakat. Ini bisa menjadi waktu yang menantang dan berpotensi membingungkan dalam hidup seseorang.

Akhirnya, menemukan jati diri adalah tentang hidup dengan integritas dan kesadaran diri. Ini melibatkan mengambil tanggung jawab atas kehidupan kita, membuat pilihan yang sesuai dengan nilai-nilai dan aspirasi kita, dan menjalani kehidupan yang otentik dan penuh arti.

Menemukan jati diri adalah proses yang penting dalam hidup. Ini melibatkan refleksi mendalam dan pemahaman diri yang lebih baik. Dengan menemukan jati diri, seseorang dapat hidup dengan lebih otentik, bahagia, dan mengarahkan sumber daya mereka ke arah yang paling bermakna bagi kita.

Nama : Jesica Amy

NIM : 1512300048

Matkul : Psikologi Perkembangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun