Mohon tunggu...
Jeshica Khoirunnisa Amalia
Jeshica Khoirunnisa Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dreamer

Put my thought into words

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Psikologi Islam vs Psikologi Barat

24 Desember 2018   10:35 Diperbarui: 24 Desember 2018   10:44 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksudnya, manusia sebagaimana sunnah atau kodratnya, yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Definisi luas dapat berpijak pada struktur kepribadian, yaitu "integrasi sistem qalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku". Definisi ini sebagai bandingan dengan definisi yang dikemukakan oleh para psikolog Psikoanalitik seperti Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung.

Struktur kepribadian islam

Struktur kepribadian adalah aspek-aspek atau elemen-elemen yang terdapat dalam diri manusia, yang membentuk kepribadian. Menurut al-Zarkali, bahwa studi tentang diri manusia dapat dilihat melalaui tiga sudut, yaitu: Al-jasad, atau jasmani; Al-ruh, atau rohani; dan Al-'nafs, atau nafsani. Jasad merupakan aspek fisik manusia. Dapat dirasakan dengan panca indra. Misal: tangan, mata, kaki. Sedangkan roh sendiri adalah aspek psikis, atau materi halus. Dan nafsani merupakan aspek gabungan antara jasad dan roh, disebut psikofisik. Beberapa orang mengartikan nafsani sebagai jiwa.

Dinamika kepribadian islam

  • Dinamika Jasmani: Jasad tidak dapat berdiri sendiri untuk membentuk tingkah laku. Pada hakikatnya, jasad merupakan wadah bagi struktur roh yang pertama kali diberikan pada manusia ketika empat bulan dalam kandungan ibunya. Setelah lahir, struktur nafsani akan melengkapi tiga komponen untuk membentuk tingkah laku.
  • Dinamika Rohani: Roh merupakan struktur halus yang tercipta dari amar Allah Swt. Roh telah ada sebelum jasad manusia terbentuk, dan kehidupannya abadi bahkan setelah jasad manusia tiada. Roh membutuhkan agama sebagai pemandu.
  • Dinamika Nafsani: Struktur nafsani merupakan sinergi antara jasmani dan rohani. Jasmani hanya memiliki natur yang buruk (hewan/ syaitan), dan rohani hanya memiliki natur yang baik (malaikat), sedangkan nafsani memiliki natur baik-buruk, yang saling tarik-menarik untuk mendominasi. Nafsani terdiri dari tiga komponen, yaitu kalbu, akal, dan nafsu. Tiga komponen ini melahirkan tiga jenis kepribadian, yaitu pribadi muttmainnah, pribadi yang sangat baik. Didominasi oleh kalbu; pribadi lawwamah, yang penuh kebimbangan dan ragu-ragu. Kadang berbuat buruk, namun cepat menyadari kesalahannya dan bertaubat; dan terakhir pribadi ammarah, pribadi yang paling buruk. Melakukan kejahatan. Pribadi ammarah didominasi oleh nafsu. Tiga potensi nafsu buruk itu antara lain: hayawaniyyah (seperti hewan ternak) untuk mendapat kepuasan lahiriyah; sabu'iyyah (binatang buas) menindas dan merebut hak orang lain; dan syaithaniyyah (setan) membenarkan kejahatan.

    Kesimpulan
  • Kemunculan psikologi islam sebagai jawaban atas ketidakpuasan terhadap mazhab psikologi kontemporer sebelumnya, terutama pada aliran behaviourisme dan psikoanalisa yang cenderung merendahkan derajat manusia, serta aliran humanistik yang memandang manusia terlalu sempurna. Alasan lainnya adalah karena psikologi kontemporer tumbuh di wilayah Amerika yang beberapa latar belakang kebudayaannya tidak sesuai diaplikasikan di wilayah timur, itulah sebabnya psikologi islam dimaksudkan sebagai penyempurna dari mazhab-mazhab sebelumnya. Psikologi islam mengadaptasi beberapa nilai yang ditemukan di aliran psikologi kontemporer, dan menghapus apa yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Dapat dikatakan bahwa psikologi islam belum mampu berdiri snediri lantaran ada beberapa metode diagnosa kondisi kejiwaan yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah dan empiris oleh ajaran islam semata, namun sudah ditemukan di aliran psikologi modern. Kondisi ini menyimpulkan diperlukannya integrasi antara ajaran psikologi islam dengan psikologi kontemporer agar terlahirnya bidang keilmuan psikologi yang tidak hanya bermanfaat sebagai pembelajaran, namun juga sebagai pedoman hidup menuju kebaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Asiyah. Marliany, Rosleni. 2015. Psikologi Islam. Bandung. CV Pustaka Setia

Mudzakir, Jusuf. Mujid, Abdul. 2001. Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

Mujid, Abdul. 2017. Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam. Jakarta. Rajawali Pers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun