Mohon tunggu...
Jerri Irgo
Jerri Irgo Mohon Tunggu... Konsultan - Consultant, Tutor and Trainer working in Local-Regional Economic Development (L-RED) mainly on the perpetrators of SMEs ; Freelance Photographer ; Traveler ; Travel Writter

Consultant, Tutor and Trainer working in Local-Regional Economic Development (L-RED) mainly on the perpetrators of SMEs ; Freelance Photographer ; Traveler ; Travel Writter

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lamak Bana, Masakan Minangkabau di Padang

13 Desember 2020   08:15 Diperbarui: 13 Desember 2020   13:13 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bumbu kuning bertekstur kental ini juga memiliki rasa pedas, gurih dan sedap. Sedikit berbeda untuk dagingnya, sate padang ini mengunakan bagian daging, lidah dan sedikit jeroan sapi. Sebelum dibakar, daging sapi lebih dulu direbus dengan berbagai bumbu hingga teksturnye empuk dan bumbunya meresap. Sate ini biasa dihidangkan dengan ketupat dan taburan bawang merah.

Dendeng Batokok

Saya lebih suka menyantap dendeng dengan nasi dan sayur tanpa kuah saja. Pastinya tidak boleh ketinggalan adalah minyak di dendeng itu yang membuat rasa lebih nikmat sekali.

Cara yang berbeda-beda dari setiap orang menikmati dendeng batokok. Ada yang senang menyantap dendeng batokok saja, ada pula yang senang meramu dendeng dengan aneka sayur.  Kalau kita suka rasa pedas dapat menambahkan sambal dari cabai merah yang dihaluskan atau sambal cabai hijau yang rasanya khas

Kerenyahan dendeng semakin terasa karena daging yang sudah kering kembali dibakar di atas bara kayu atau tempurung kelapa. Saat disajikan, daging dalam keadaan hangat dan tetap renyah ketika digigit.

Porsi Nasi Bungkus lebih banyak

Karena dimasa pandemi, lebih banyak melakukan pemesan melalui online, dan saya tidak ada bosannya tetap dengan menu yang sama kalau tidak sate ya dendeng batokok, itu sudah.

Sempet berpikir, mengapa memberikan porsi nasi yang lebih banyak saat dibungkus?

Menurut hasil survei yang dilakukan BBC News Indonesia yang dipublikasi pada November 2019, terdapat sejumlah 79% memberikan memberikan porsi nasi yang lebih banyak ketika dibungkus.  Sebagaimana mengutip sejarawan Minangkabau Gusti Asnan, porsi nasi yang lebih banyak merupakan bentuk penghargaan bagi pembeli nasi bungkus karena telah mengurangi pekerjaan pemilik kedai.

"Kalau dibungkus itu pekerjaan saudagar berkurang, tidak perlu cuci piring, tidak makan tempat. Sebagai bonus bagi orang yang membeli, maka dilebihkan nasinya. Ini bagian dari tradisi orang Minang yang lebih friendly, lebih menghargai, bahwa si pembeli tidak boleh dirugikan," tutur Gusti

Masakan Minangkabau itu Sehat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun