"Kami melihat kreativitas batik sebagai warisan budaya sangat berkembang di sini. Fokus kami pada pengembangan anak muda. Salah satu kenapa kami melakukan pendampingan di sini, melalui survei menangkap kegelisahan kaum ibu yang khawatir regenerasi akan hilang" kata Bernards.
Melalui program Youth Economy Empowerment in Indonesia's Heritages Sites, through capacity building and sustainable tourism atau Pemberdayaan Ekonomi  kepariwisataan bagi pemuda di Indonesia, Bernards menjelaskan UNESCO membantu untuk mengatasi permasalahan regenerasi itu melalui pelatihan hingga pengembangan usaha dan promosi. "Dari pendampingan ini kami harapkan jumlah anak muda yang tertarik membatik semakin meningkat," katanya.
"Kita akan memberikan pembinaan melalui pengembangan kapasitas dan pariwisata berkelanjutan, sehingga pelestarian batik ini dapat melahirkan generasi baru untuk mempertahankan keberadaan batik dan mempromosikan keberadaan batik di empat daerah tersebut" pungkas Bernard.
Jerri Irgo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H