Prospek Batik Bayat Klaten
Mimpi Corry sejalan dengan prospek batik Bayat. "Prospeknya bagus, itu terlihat dari beberapa orang yang saya kenal selalu menanyakan batik Bayat dan selain itu juga sekarang sudah banyak perhatian baik dari Pemerintah, Swasta untuk UMKM batik di Bayat" ujar Putri Danis, yang juga salah satu peserta program Youth Economy Empowerment in Indonesia's Heritages Sites, Through Capacity Building and Sustainable Tourism, UNESCO.
Menurut Putri, yang tinggal di Cungkrungan, Beluk, Bayat, Klaten, kerajinan batik rakyat di Bayat mempunyai sejarah panjang dan memiliki khasanah kearifan lokal yang dijunjung tinggi sampai saat ini. Konon, keterampilan seni membatik yang dimiliki masyarakat Bayat tersebut, diajarkan salah seorang utusan Sunan Kalijaga yakni Ki Ageng Pandanaran, yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Sunan Bayat. "Keunggulan Batik Bayat secara spesifikasi adalah beberapa batik yang merupakan pengembangan dari batik Yogyakarta dan Solo, banyak motif batik Bayat yang ORI" ujar Lulusan ISI Yogyakarta 2016 tersebut.
Batik Bayat Klaten memang belum kelihatan menonjol ciri khasnya, meski motif seperti gajah birowo, pintu retno, parang liris, babon angrem, dan mukti wirasat adalah ciri khas batik Bayat. Warnanya khas Batik Bayat didominasi soga atau kecoklatan yang mempunyai pola berbeda dengan batik dari Kasultanan Yogyakarta atau Kasunanan Surakarta,
"Saya pernah melakukan penelitian kecil, beberapa motif ini tercipta karena banyak pengaruh dari batik Yogyakarta dan Solo, karena letak kotanya di pinggiran dan pada jaman dulu orang-orang Klaten itu hanya dapat mengembangkan, bukan menciptakan tapi karena dari situlah banyak motif Bayat Klaten yang justru semakin ke sini semakin berkembang motifnya. Selain itu naiknya trend penjualan tiap tahunnya, dikarenakan secara geografis, posisi Bayat sangat strategis berada di tengah antara Yogyakarta dan Solo" ujar Putri.
"Keberadaan Batik Bayat diharapkan dengan melibatkan generasi muda akan melengkapi kekayaan khasanah budaya batik dan pastinya, harapan kita semua semoga Bayat makin lebih maju UMKM-nya terutama Batiknya dan upah yang layak untuk para pembatik" tegasnya
Pelestarian Batik Tradisional
Sejarah batik di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan dan raja-raja berikutnya. Kesenian batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX.
UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Indonesia. Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) tersebut, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Unit Kebudayaan UNESCO Kantor Jakarta. Bernard Alex Zaco mengatakan program pengembangan usaha bagai anak muda ini dilaksanakan dengan dukungan Citi Foundation menyasar 4 kabupaten diwilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yakni Yogyakarta , Sleman, Magelang dan Klaten (2 Oktober 2017)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!