Mohon tunggu...
Jeri Santoso
Jeri Santoso Mohon Tunggu... Nahkoda - Wartawan

Sapiosexual

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Di Saat Zodiak Jadi Konsumsi Budaya Massa

2 Oktober 2019   23:27 Diperbarui: 6 Oktober 2019   20:03 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi manusia dan kepercayaan terhadap zodiak (Sumber: www.yelp.com)

 

"Kamu pasti setia orangnya.."

"Kamu penyayang, kan?"

"Murah hati? Lemah lembut?"

"Pasti jodoh kamu lahir di bulan Agustus..."

Semua ini merupakan stereotip orang tentang saya yang notabene lahir di awal bulan Mei. Bagi mereka, zodiak bukan sekadar informasi, melainkan kepercayaan. Tren horoskop dan berbagai pertautannya di media sosial kini jadi gunjingan budaya massa. 

Kenapa tidak? Dengan gampang orang akan distigma kepribadiannya hanya lewat periode hari lahir. Misalkan, yang lahir antara tanggal 22 Desember sampai 20 Januari adalah Capricorn. Mereka cenderung pendiam, suka memerintah, ambisisus, dan materialis. 

Sebagian orang mengasosiasi label-label kepribadian ini dengan terbuka, tapi tak banyak pula yang menghindar dari label tersebut karena dianggap tidak relevan. Kalau kalian, gimana?

Tidak ada yang benar-benar yakin kapan horoskop pertama kali muncul di dunia. Alih-alih memuji orang-orang Mesir Kuno dengan menciptakan zodiak pertama, tetapi tak sedikit pula yang percaya astrologi berasal dari kekaisaran Babilonia kuno. 

Peta Astrologi yang diciptakan oleh masyarakat Timur Tengah yang kuat ini memungkinkan mereka melacak dan memprediksi terulangnya peristiwa langit dan musim.

Penggambaran pertama yang diketahui dari sistem 12 tanda zodiak yang begitu banyak orang kenal saat ini ditmukan pada relief dari Kuil Dewi Mesir Hathor. 

Patung ini sering disebut sebagai "Zodiak Dendera" dan berasal dari sekitar 50 SM. Sistem klasik ini kemudian diperluas dan dijelaskan dengan sangat rinci oleh Ptolemy dalam karyanya Tetrabiblos.

Sumber: www.foxnews.com
Sumber: www.foxnews.com
Karya Ptolemy menggambarkan planet-planet, rumah-rumah, dan tanda-tanda zodiak dan menjelaskan dasar teori zodiak barat sebagai pelarasan dengan titik balik matahari dan rasi bintang setelah tanda-tanda tersebut dinamai.

Orang Yunani kemudian menyebarkan versi astrologi dan zodiak mereka terus berkembang, dan Kekaisaran Romawi juga melakukan hal yang sama. Pada akhir abad pertama sebelum masehi dan awal abad pertama masehi, astrologi adalah praktik umum. 

Dipercayai bahwa Orang Majus yang datang mengunjungi Yesus adalah peramal dari Persia, dan Kaisar Romawi Agustus memiliki Capricorn, tanda astrologisnya, yang dihiasi dengan koin. Kelahiran Yesus kemudian ditelusuri sebagai awal peradaban Masehi baru.

Beberapa berpendapat bahwa periode ini adalah puncak astrologi. Praktik ini mulai menurun setelah Kekaisaran Romawi jatuh, dan astrologi semakin didorong ke pinggiran masyarakat ketika agama Kristen meningkat dalam kekuatan, populasi, dan popularitas. 

Astrologi juga dibantah di wilayah Persia dan Muslim pada awal abad kedua belas ketika berbagai kekaisaran Timur Tengah meninggalkannya demi ilmu kalkulus lainnya.

Demikian pula, zaman pencerahan mendorong ilmu pengetahuan semakin menggulingkan mitologi yang berkembang sebelumnya. Astronomi modern pada akhirnya menggantikan astrologi sebagai sistem untuk memahami tata surya, dan astrologi kurang lebih didiskreditkan.

Namun, abad ke-20 kita menyaksikan kebangkitan minat masyarakat terhadap astrologi. Lusinan buku, majalah, jurnal, dan banyak literatur tentang astrologi mulai muncul. Surat kabar mulai mengadopsi informasi horoskop, dan gerakan zaman baru mulai memberi kekuatan nyata kepada perbintangan.

Saat ini, orang tidak mengandalkan atau mempercayai astrologi sama seperti yang dilakukan raja-raja Babilonia kuno dan Kaisar Romawi, tetapi pengetahuan dasar zodiak menjadi sangatlah luas. Ada beberapa orang yang saat ini yang tidak tahu tanda bintang mereka. Sejarah astrologi belum selesai.

Dengan zodiak, kita semua terlalu banyak dituntun untuk percaya bahwa kita mewakili satu tanda khusus yang disebut sebagai "sun sign". Yang benar adalah, kita masing-masing memang dilahirkan dengan stempel khusus yang kita sebut sebagai "kepribadian" kita. Tapi, itu adalah campuran dari lebih dari satu tanda zodiak.

Zodiak seseorang atau label astrologi hanyalah tanda yang disinggahi sun sign pada waktu kelahiran kita. Setiap tanda individu menghubungkan kita dengan orang lain yang lahir sekitar waktu yang sama tahun tersebut. 

Banyak orang yang lahir di bawah sun sign yang sama akan berbagi kesamaan, dan kadang-kadang, merasakan hubungan khusus satu sama lain. Ini seperti menjadi bagian dari demografi yang sama.

Tanda zodiak bergerak mengikuti 12 tanda matahari. Ini seperti jarum jam yang berputar, bergerak jauh dari posisi sebelumnya, sehingga kejadian antara periode perputaran tersebut berbeda satu sama lain. 

Maka kejadian tersebut dikelompokkan berdasarkan kedua belas persinggahan jarum tersebut. Dua belas angka tersebut berkaitan dengan masing-masing dari 12 tanda zodiak.

Kepribadian berbeda dari semua yang dianggap sebagai generalisasi tanda zodiak sepanjang waktu. Sebagai contoh, banyak orang beranggapan dan percaya bahwa Leo cenderung periang dan membutuhkan perhatian banyak orang. 

Sedikit lebih sarkas, kita sebut sebagai "tebar pesona". Nyatanya, sudah banyak teman-teman Leo saya yang ketika ditanyai banyak hal, jawabannya "saya sangat pemalu".

Kita semua adalah individu yang unik. Kita tidak semata-mata dikelompokkan atau digeneralisasi berdasarkan tanda-tanda zodiak. Tanda-tanda tersebut hanya membantu kita mengenal sedikit dari banyak tipe kepribadian pada umumnya berdasarkan periode tertentu. 

Coba kalian bayangkan, sewaktu-waktu kalian mendapati postingan di media sosial tentang tips berdasarkan zodiak, yang nyatanya tidak relevan dengan kebutuhan kamu. Risih kan rasanya! 

Oleh karena itu, perlu menyiasati produk-produk budaya massa yang kurang compatible. Jangan mudah percaya dan terpancing dengan tebak-tebakan zodiak. 

Kepribadian adalah urusan hakiki setiap manusia, diberikan langsung dari Sang Ada. Hargai itu sebagai bagian paling penting dalam kehidupan. 

Jika masih banyak kelakukan kita yang berenergi negatif, benahi itu. Hadapi setiap persoalan jangan pada apa yang banyak digeneralisasi budaya massa. Cerita anda, versi Anda! Anda adalah tuan atas kosmik perjalanan hidup Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun