Mohon tunggu...
Jeremy Suhendra
Jeremy Suhendra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kolese Kanisius

bosen…

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Hindari Terjerat FOMO: Dalami Risiko Trading Kripto

28 April 2024   23:27 Diperbarui: 29 April 2024   09:28 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi trading kripto (Unsplash)  

"Bitcoin is amazingly transformative because it's the first time in the entire history of the world in which anybody can now send or receive any amount of money, with anyone else, anywhere on the planet, without having to ask permission from any bank or government." ~Roger Ver

Anda mungkin sudah familiar dengan kata "trading kripto". Memang belakangan ini, kripto sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan banyak orang, terutama generasi muda. Namun, apa sebenarnya kripto dan trading kripto?

Apa itu kripto dan trading kripto?

Kripto adalah mata uang virtual dengan jaminan kriptografi. Kriptografi sendiri merupakan praktik melindungi informasi melalui penggunaan algoritma kode, hash, dan tanda tangan. Kriptografi membuat uang kripto tidak mungkin dipalsukan atau dibelanjakan secara gAnda. Jadi, meskipun kripto digunakan secara virtual, tidak mungkin ada pemalsuan yang merugikan pemiliknya. Terdapat beberapa jenis kripto, beberapa uang kripto yang sudah sah dan cukup familiar adalah Bitcoin dan Ethereum.

Sedangkan trading kripto adalah transaksi jual-beli atau menukar aset kripto dengan aset kripto lainnya atau dengan mata uang fiat dengan tujuan memperoleh keuntungan. Trading kripto dapat dilakukan dimana dan kapan saja, selama terdapat jaringan internet, sebab trading kripto menggunakan platform yang terkait dengan pasar kripto.

Beberapa tahun terakhir, banyak generasi muda yang mulai mengambil minat dalam trading kripto karena melihatnya sebagai peluang untuk meraih keuntungan finansial atau bahkan sebagai langkah awal menuju kemandirian finansial. Mereka tertarik dengan potensi keuntungan besar yang dapat diperoleh dari fluktuasi harga mata uang kripto yang cepat, serta kemudahan akses melalui platform-platform trading online.

Bagaimana cara kerja trading kripto?

Sebenarnya, trading kripto tidak terlalu berbeda dengan trading saham, hanya saja asetnya dalam bentuk virtual. Cara kerja trading kripto dimulai dengan individu atau trader memilih platform trading kripto yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Setelah mendaftar dan membuka akun di platform tersebut, trader biasanya akan mendepositkan dana ke dalam akun mereka. Dana ini dapat berupa mata uang fiat seperti dolar AS atau euro, yang kemudian akan digunakan untuk membeli mata uang kripto yang diinginkan.

Proses selanjutnya mirip dengan trading saham, di mana trader akan melakukan analisis pasar untuk mencari peluang trading yang menguntungkan. Mereka akan memantau pergerakan harga dan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar kripto, termasuk sentimen pasar, berita, dan faktor fundamental lainnya. Berdasarkan analisis ini, trader akan membuat keputusan kapan momen yang tepat untuk membeli atau menjual mata uang kripto.

Saat melakukan transaksi, trader akan menentukan harga dan jumlah aset yang ingin mereka beli atau jual. Pesanan ini kemudian akan dieksekusi di pasar kripto, di mana mereka akan bertemu dengan penjual atau pembeli yang sesuai. Setelah transaksi selesai, aset kripto akan ditransfer ke dompet kripto trader jika mereka membeli, atau mata uang fiat akan ditransfer ke akun mereka jika mereka menjual.

Mengapa generasi muda lebih tertarik dengan kripto?

Generasi muda cenderung tertarik pada kripto karena sejumlah faktor yang mencerminkan dinamika dan kecenderungan dari generasi mereka. Banyak generasi muda yang menganggap trading di kripto merupakan hal yang menguntungkan dan menarik. Pasalnya riset oleh Luna, membuktikan bahwa banyak generasi muda yang sudah mulai tertarik di dunia trading kripto. Dari 1000 responden, 40% mengaku sudah melakukan trading dan 50% lainnya mengaku tertarik dengan trading kripto. berarti dari 1000 orang, hanya 100 orang yang belum dan tidak tertarik melakukan trading kripto. Salah satu faktor utama adalah potensi keuntungan finansial yang besar yang terkait dengan kripto. Dalam lingkungan digital yang terhubung secara luas, media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan cerita-cerita sukses dan kesempatan yang menarik. Melalui platform seperti Twitter, TikTok, dan YouTube, generasi muda terpapar pada narasi tentang influencer yang mendapatkan keuntungan besar dari trading kripto, seringkali dalam waktu singkat. Fenomena FOMO, atau "Fear of Missing Out", juga diperkuat oleh media sosial, di mana melihat teman-teman sebaya atau influencer-influencer mendapatkan keuntungan dari kripto dapat memicu keinginan untuk ikut serta dalam kesuksesan serupa.

Selain itu, kripto juga menawarkan potensi untuk meraih kesuksesan finansial di luar jalur konvensional. Generasi muda, yang cenderung skeptis terhadap institusi tradisional dan terbuka terhadap inovasi-inovasi modern, melihat kripto sebagai alternatif yang menarik untuk menghasilkan pendapatan, membangun kekayaan, dan mencapai kemandirian finansial. Aspek teknologi yang mendasari kripto, seperti teknologi blockchain, juga menarik bagi generasi yang terbiasa dengan teknologi dan berorientasi pada masa depan.

Selain keuntungan finansial dan aspek teknologi, nilai-nilai seperti kebebasan, desentralisasi, dan otonomi juga mendorong minat generasi muda terhadap kripto. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, kripto dianggap sebagai sarana untuk melawan kendali institusi keuangan tradisional dan memperjuangkan nilai-nilai yang lebih inklusif dan demokratis.

Bahaya FOMO dan tidak mengidentifikasi risiko trading kripto 

 Trading kripto memiliki risiko yang tinggi sehingga perlu berhati-hati sebelum terjun di dalam aktivitas ini. Untuk mencegah terjadinya kerugian dengan nilai yang cukup besar dalam trading kripto, Anda perlu memperhatikan beberapa risiko dan kelemahan dari trading ini. Risiko dari trading kripto antara lain:

  1. Penurunan nilai tak terbatas

Dalam trading kripto, nilai-nilai mata uangnya bisa naik hingga ratusan persen tanpa ada batas. Hal ini tentu cukup menggiurkan bagi generasi muda yang ingin mendapatkan keuntungan dari trading kripto. Namun, di balik semua itu ternyata ada risiko penurunan nilai yang tidak terbatas dalam melakukan trading kripto. Dalam hal ini, bisa saja Anda sebagai trader yang sempat untung dalam trading kripto, justru bisa berbalik rugi dengan nilai yang sangat besar akibat jual-beli aset kripto yang fluktuatif. Hal tersebut jelas berbeda dengan investasi saham. Di Bursa Efek Indonesia, umumnya batas maksimal penurunan saham sekitar 7 persen dalam sehari dan biasanya akan langsung mengaktifkan sistem auto-rejection ketika turun lebih jauh lagi. Bila penurunan terjadi selama beberapa hari, pihak otoritas Bursa menerapkan pemberhentian perdagangan sementara sehingga kerugian trader bisa dibatasi.

  1. Tidak dilindungi badan otoritas

Seperti kasus yang barusan dibahas, tidak ada badan otoritas yang dapat mengontrol penurunan dan kenaikan nilai mata uangnya. Aset kripto hadir berkat teknologi blockchain yang memungkinkan semua data dapat bertransaksi secara otomatis. Karena setiap kegiatannya diatur oleh sistem blockchain, maka tidak ada badan otoritas yang membuat peraturan dengan jelas atau pihak yang bisa membatasi perdagangan. Hal ini membuat trader lebih rentan terhadap fluktuasi pasar yang tidak terkendali. 

  1. Keamanan Siber

Trading kripto terjadi secara digital, sehingga banyak risiko pencurian yang bisa terjadi dengan cara peretasan akibat keamanan yang tidak baik dalam dompet digital. Seiring dengan berkembangnya zaman, cara bagi hacker untuk meretas data pribadi semakin beragam. Terkadang, sistem keamanan siber belum begitu canggih untuk menanggulangi hal tersebut. Jika dompet digital Anda diretas, maka bisa jadi Anda kehilangan akses terhadap dompet digital Anda dan kehilangan semua aset kripto yang telah Anda transaksikan.

Risiko-risiko inilah yang terkadang kurang dicermati oleh generasi muda. Banyak dari mereka yang merasa takut akan berkembangnya zaman (FOMO) dan melakukan trading kripto tanpa memperdalam lagi segala keuntungan dan risikonya. Bagi orang yang sudah mempelajari secara mendalam, trading kripto dapat menjadi hal yang sangat menguntungkan. Berbanding terbalik dengan orang yang FOMO, mereka tidak mendalami sistem trading secara mendalam dan hanya melihat sisi baiknya. Hal inilah yang berbahaya bagi masa depan mereka sendiri, karena merusak kondisi finansial dan bisa berpengaruh pada emosional mereka.

Solusi

Setelah menyadari dan mempertimbangkan risiko yang terkait dengan trading kripto, penting bagi para trader, khususnya generasi muda yang tertarik pada kripto, untuk mengambil langkah-langkah pencegahan FOMO yang tepat. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  1. Pelajari lebih dalam

Penting untuk terus memperdalam pengetahuan tentang trading kripto dan memahami risiko-risiko yang terlibat. Mengikuti kursus, membaca buku, atau mengikuti webinar tentang trading kripto dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang pasar dan mengurangi kemungkinan terjebak dalam FOMO.

  1. Manajemen Risiko

Menerapkan strategi manajemen risiko yang tepat adalah kunci untuk mengurangi risiko kerugian yang tidak terduga. Ini termasuk menetapkan batas kerugian (stop loss), diversifikasi portofolio, dan menghindari trading dana yang tidak bisa Anda tanggung untuk kehilangan.

  1. Kontrol Emosi

Penting untuk mengendalikan emosi dan tidak terjebak dalam FOMO. Melakukan trading berdasarkan analisis yang rasional dan tidak terpengaruh oleh perasaan keinginan untuk mengikuti tren dapat membantu menghindari keputusan investasi yang impulsif.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun