Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh tahun 2018 terdapat tiga kabupaten yang dapat memproduksi kopi sekitar 61.761 ton setiap tahun, yang tentunya berasal dari kebun rakyat. Namun, perambahan hutan yang terjadi di tiga kabupaten tersebut menimbulkan keresahan bagi para petani kopi. Perambahan hutan tersebut mengakibatkan kerusakan hutan serta berkurangnya tutupan hutan.
Penurunan KualitasÂ
Saat ini Kopi Gayo tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk ke pasar Eropa. Hal ini dikarenakan, sampel kopi yang dikirim dari Aceh khususnya Dataran Tinggi Gayo diketahui mengandung kadar glifosat atau zat kimia yang menyebabkan buah kopi tercemar. Belakangan diketahui bahwa penggunaan zat tersebut ditujukan untuk mengurangi pertumbuhan rumput. Namun, hal tersebut malah menyebabkan kualitas dan kemurnian kopi arabika gayo mengalami penurunan serta dianggap sudah tidak organik.
Struktur PasarÂ
Berkaitan dengan struktur pasar, Kopi Gayo yang diekspor ke mancanegara posisinya sangat rentan terhadap situasi pasar hingga situasi politik internasional. Dimana selama masa pandemi covid 19 Kopi Gayo sulit diekspor karena keterbatasan Kontainer dan kapal. Selain itu harganya juga akan anjlok jika negara penghasil kopi dunia lainnya memasuki masa panen. Permasalahan ekspor ini sangat rentan karena apa yang  terjadi di pasar internasional, akan langsung berpengaruh kepada petani terutama menyangkut harga jual.
SOLUSI
Terkait dengan permasalahan-permasalahan tersebut maka terdapat solusi yang bisa dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut seperti :
Melakukan pemasaran melalui media sosial dengan tujuan untuk memperlihatkan kualitas bubuk kopi organik satu-satunya di daerah dataran tinggi Gayo.Â
Menghentikan pembalakan liar serta pembukaan lahan untuk perkebunan selain kopi.
Perlunya distribusi mesin babat rumput kepada para petani agar petani yang memiliki lahan kebun luas tidak lagi menggunakan racun rumput untuk membersihkan lahannya.
Menyediakan bibit unggul Kopi Arabika Gayo, pupuk alam (organik), serta penanganan pasca panen.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!