Manusia suka berita kekerasan
Pertanyaannya, mengapa sebagian besar manusia suka membaca berita kekerasan? BBC pernah menurunkan sebuah berita menarik di tahun 2014 yang mencoba menjelaskan mengapa manusia menyukai berita-berita sedih dan juga berita-berita kekerasan. Ada dua alasan yang ditemukan, yakni pertama berdasarkan penelitian eksperimental di McGill, manusia memang menyukai berita-berita negatif.
Dalam sebuah percobaan, para relawan diminta memilih dan membaca berita-berita politik. Ketika peneliti menanyakan isu politik apa yang mereka baca, jawaban umumnya adalah berita-berita politik mengenai korupsi, kebejatan moral pejabat publik, perselingkuhan para pejabat publik, dan sebagainya. Ini yang menjadi alasan mengapa manusia lebih tertarik membaca berita-berita negatif.
Kedua, dari perspektif psikologi, manusia yang lebih tertarik pada berita sedih, kekerasan, pembunuhan dan berita negatif lainnya dapat dijelaskan dengan merujuk pada apa yang disebut sebagai "bias negatif". Teori ini menegaskan bahwa dalam evolusinya, manusia memang memiliki reaksi yang cepat terhadap ancaman terhadap dirinya. Dan ini menjadi semacam mekanisme alamiah untuk menghindari ancaman dan bahaya terhadap dirinya.
Memang dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk bisa menjelaskan kematian Siska, apakah cukup memadai jika dijelaskan dengan merujuk pada dua kemungkinan di atas. Meskipun demikian, alasan bahwa manusia memang secara alamiah lebih tertarik pada berita negatif, kekerasan, dan kejahatan, itu dapat menjelaskan tidak hanya ketertarikan pembaca menyimak berita kematian Siska, tetapi juga berita-berita serupa lainnya.
Nah, yang lebih menakjubkan adalah bahwa reaksi cepat terhadap ancaman adalah bagian dari sifat alamiah manusia. Dalam konteks kematian Siska misalnya, dapat dipikirkan bahwa pelaku sedang membutuhkan uang. Pemenuhan akan kebutuhan ini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup dan harga dirinya. Karena itu, cara yang paling tepat bagi dia untuk membebaskan diri dari ancaman tersebut adalah membunuh orang lain demi mendapatkan hartanya.
Harus dihindari
Meskipun demikian, saya termasuk orang yang membela posisi pentingnya kita menghindari membaca berita-berita buruk/negatif, yang mengandung kekerasan dan pornografi. Mengapa posisi semacam ini harus dikedepankan? Saya mengafirmasi posisi ini dengan rujukan kepada pendapat klasik yang mengatakan bahwa berita buruk dan kekerasan justru hanya akan menimbulkan negativitas dan kekerasan lainnya.
Manusia cenderung memiliki sikap meniru dan menduplikasi model, sehingga kekerasan dan berita negatif lainnya dapat digunakan sebagai contoh untuk melakukan tindakan kejahatan lainnya (lihat Joe Nicholas, Advanced Studies in Media: Communication and Production, Nelson Thornes, Cheltenham: 1999, hlm. 29).
Inilah cara kita manusia membebaskan diri dari dorongan alamiah membunuh dan membinasakan orang lain hanya karena tuntutan mempertahankan diri dan kepentingannya dalam logika evolusi. Hanya dengan cara inilah kita merealisasikan cita-cita kemanusiaan tertinggi untuk menciptakan kehidupan bersama yang lebih bermartabat dan berbudaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI