Mohon tunggu...
JEPRI
JEPRI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

main sepak bola,mengetik artikel,main game dan bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Saluran Kredit dan Harga Aset Terhadap Inflasi

1 November 2023   10:00 Diperbarui: 1 November 2023   10:02 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. PENDAHULUAN

Kebijakan moneter adalah alat utama yang digunakan oleh bank sentralu ntuk memperkirakan tingkat inflasi di suatu negara (Jumiati, 2022).Efisiensi transmisi moneter menjadi perhatian utama dalam rangka menghindari terjadinya inflasi. Dalam hal ini, peran jalur perbankan kredit dan perubahan harga aset dalam mempengaruhi tingkat inflasi menjadip enelitian utama (Anggriawan, 2022). Pengelolaan uang adalah salah satu alat terpenting yang digunakan oleh bank sentral untuk memperkirakani nflasi. Bank Sentral menggunakannya sebagai instrumen utama dalamr angka mencapai sasaran inflasi akhir (Andriani, 2022). Namun, penting untuk memahami bagaimana kebijakan ini bisa efektif dalam menurunkan tekanan inflasi, khususnya melalui perubahan kredit bank dan nilai tukar. Esay ini akan menjelaskan “Pengaruh Dari Saluran Kredit Dan Harga Aset terhadap Inflasi

B. PEMBAHASAN

Efektivitas Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Kredit Perbankan Dan Harga Aset Dalam Sasaran Akhir Inflasi Kebijakan moneter merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh bank sentral untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Salah satu jalur transmisi kebijakan moneter yang umum digunakan adalah melalui kredit perbankan dan harga aset.  Efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit perbankan terjadi ketika bank sentral menurunkan suku bunga acuan. Penurunan suku bunga ini akan mendorong peningkatan permintaan kredit dari masyarakat,sehingga meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Dengan likuiditaslikuiditas yang lebih tinggi, perbankan dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah kepada pelaku usaha dan konsumen. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, karena investasi dan konsumsi meningkat.

Selain itu, efektivitas transmisi kebijakan moneter juga dapat melalui jalur harga aset. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga acuan,hal ini akan membuat investasi di pasar finansial menjadi kurang menguntungkan dibandingkan dengan investasi riil. Sebagai akibatnya,investor cenderung memindahkan dana mereka dari pasar finansial kesektor riil seperti properti atau bisnis produksi barang dan jasa. Kenaikanharga aset ini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan

ekonomi. Namun, efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit perbankan dan harga aset tidak selalu berjalan lancar. Faktor-faktor sepertik etidakpastian ekonomi, tingkat suku bunga yang sudah rendah, dank ondisi pasar finansial yang tidak stabil dapat menghambat efektivitast ransmisi kebijakan moneter. Oleh karena itu, bank sentral perlu melakukane valuasi secara berkala terhadap kebijakan moneter yang diterapkan guna memastikan efektivitasnya dalam mencapai sasaran akhir inflasi.

C. KESIMPULAN

Suku bunga dan nilai tukar nominal adalah instrumen kebijakan utama bank sentral yang menentukan output dan tingkat inflasi. Dalam penelitian ini, variabel BI7DayRR, kredit investasi, kredit modal kerja, IHSG, dan DPK berpengaruh signifikan terhadap inflasi secara jangka panjang. Penyaluran kredit memiliki kontribusi penting terhadap inflasi karena berimplikasi pada jumlah uang beredar yang dapat menimbulkan pola baru dalam konsumsi masyarakat pada umumnya. Jika jumlah uang beredar berkurang secara agregat, maka kenaikan inflasi akan tertekan dengan semestinya. Selain itu, kenaikan harga aset dapat menyebabkan peningkatan biaya pinjaman yang dapat berdampak pada inflasi. Ketika harga aset meningkat,permintaan pinjaman juga meningkat, yang dapat menyebabkan peningkatan biaya pinjaman. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah uang beredar, yang dapat menyebabkan inflasi. Untuk menjalankan Efektivitas kebijakan moneter, diperlukan dukungan dari pihak perbankan dan otoritas jasa keuangan dalam mendukung stabilitas tingkat inflasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun