Jikalau aku mencoblos matamu, khawatir dirimu tak dapat melihat dengan jernih penderitaan rakyat jelata. Trus nanti dirimu tak dapat membedakan mana ahoker, kampret, cebong, hingga buaya darat.
Jikalau mencoblos telingamu, khawatir dirimu tak dapat mendengarkan rintihan kesusahan rakyat jelata. Jikalau mencoblos leher atau mulutmu, khawatir dirimu tak dapat menggemakan suara penderitaan rakyat. Trus dirimu juga tak menikmati sajian kuliner yang sangat menggugah selera.
Jikalau mencoblos hidungmu, khawatir dirimu tak akan dapat menikmati napas kehidupan dengan sempurna. Jikalau mencoblos jidatmu, khawatir dirimu tak dapat berpikir jernih untuk merancang pembangunan berkelanjutan yang penuh Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Ditunggu ya Tsamara, terserah pada kehendakmu saja bagaimana ingin menorehkan hal terbaik dalam sejarah perjalanan bangsamu. Entah itu berkelanjutan di Parlemen dan Kabinet, maupun terhenti di Sukamiskin. Tsamara oh Tsamara...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H